Chapter III: Reuni Singkat

18 3 0
                                    

~□◇~

"Ethan..?" Tanyaku pada pemuda di sampingku-yang dibalas dengan senyum lebar, dan menyebalkan.

Dia, tanpa meminta izin dariku, langsung duduk di sampingku. Aku terkejut melihat tingkahnya itu. Dia sama sekali tidak berubah.

"Kenapa kau di sini? Kenapa tidak bersama temanmu yang lain, hah?" Tanyaku dengan ketus.

"Memang dilarang ya ingin berbincang dengan teman masa kecil sendiri?" Dia memonyongkan bibir, anak ini benar-benar.

Yah, aku memang tidak punya banyak teman saat kecil, tapi bukan berarti aku tidak pernah berteman. Namanya Ethan, dia temanku saat berumur 7 tahun. Sifatnya itu memang menyebalkan, tapi dia sangat baik padaku. Orang tua kami sudah berkerja sama sejak dulu, itu membuat kami menjadi lebih dekat.
Tapi, 4 tahun yang lalu, saat kami umur 12 tahun, ayahnya memutus kerja sama dengan ayahku, dan mereka pindah keluar negeri. Sejak saat itu, ayah melarangku berbincang dengan Ethan di telepon atau pun dengan berkirim surat.

"Yara, Yara!" Panggilan Ethan menyadarkanku. Dia menghela napas sambil menggelengkan kepalanya. "Kau juga tidak pernah berubah, ya."

Aku masih cemberut. "Aku dilarang berbicara denganmu, pergi lah!"

"Astaga! Kau masih menuruti perkataan ayahmu itu!?" Jawabnya dengan tidak percaya.

"Tentu saja. Dia ayahku, aku harus mematuhinya." Aku membuka kembali novelku.

"Yara.." Ucap Ethan, sepertinya dia kecewa padaku. Dulu, sebelum kami benar-benar berpisah, dia berkata padaku.

"Yara, kalau kau ingin bebas, kau harus melepas semua rantai yang mengekangmu!"

Aku mengerti maksudnya, tapi aku tidak melakukannya. Toh memang tidak ada harapan. Bagaimana pun caraku berusaha, aku akan selalu menjadi anjing milik ayah.

"Hei, Ethan! Kita harus segera berkumpul Di lapangan, ayo!" Seorang pemuda, seumuran dengan Ethan dan aku, memanggilnya. Sepertinya dia teman Ethan.

Ethan mendengus pelan. "Terserah." Jawabnya dengan sebal.
Aku kaget, intonasinya saat berbicara denganku dan dengan temannya sangat berbeda, raut wajahnya pun lebih menyeramkan, tidak bersahabat, dan terlihat kesal.

Ethan berdiri, lalu menoleh padaku. "Sampai bertemu lagi, Yara." Dia tersenyum manis, suaranya pun melembut.
Bahkan, temannya pun kebingungan, dia sudah terbiasa dengan Ethan yang dingin, sedangkan aku sudah terbiasa dengan Ethan yang ramah dan menyebalkan. ... Anak aneh.

Aku hanya bisa mengangguk, aku masih terheran-heran dengan perubahan sifatnya yang sangat cepat.

Setelah Ethan dan temannya pergi, aku berdiri dan bergabung dengan anak lain. Setiap kelompok diatur oleh petugas, jadi kalau terpisah dengan sahabat atau teman sendiri kita tidak bisa protes, toh akhirnya bisa bersama lagi.

Syukurlah aku dan Ethan tidak berada di kelompok yang sama. Aku lebih sering tertinggal dari kelompok, entah karena melamun, ada yang menarik, atau apapun itu. Tapi jangan salah ya! Aku tetap memperhatikan dan menghafalnya, kok!

Turnya memakan waktu satu setengah jam karena sekolah ini memang sangat besar, dan juga semua ruangan harus diberi tahu. Setelah itu, kami dipersilahkan kembali ke asrama masing-masing untuk beristirahat. Pelajaran dimulai besok, jadi kami bisa santai.

Pukul 10.53 waktu setempat. Beberapa menit yang lalu Angel mengirim pesan padaku.

"Yara, aku akan jalan-jalan bersama teman-temanku"

"Maaf, ya... membuat mu sendiri. Kapan-kapan ayo kita jalan-jalan bersama!"

Tidak. Aku yakin dia mengatakan akan jalan bersamaku agar aku tidak marah, tapi itu tidak akan terjadi. Dia pasti juga bosan denganku, walau kami baru saja bertemu.

Yang membuatku tidak punya banyak teman juga karena sifatku. Aku membosankan, biasanya aku akan membiarkan orang lain bicara dulu, baru aku ikut bicara-itu pun tidak banyak. Tapi, kalau kami sama-sama hanya diam, kami pasti jadi canggung dan suasana akan berubah jadi membosankan. Aku ingin berubah, tapi masalahnya aku tidak tahu topik apa yang bagus.

Aku akhirnya memutuskan untuk tidur sebentar.

Just A Secret Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon