TINGKAH RANDOM GUS AGAM

Depuis le début
                                    

Ketika sudah memasuki ke indomaret, Gus Agam pun menjadi bahan gosip mbak-mbak, perkara cupang pemberian Ziva.

" Eh liat lehernya, ganteng-ganteng kek alim, tapi udh dicap."

"Iya, mungkin istrinya."

Gus Agam masih dapat mendengar bisikan dari pada kedua wanita kasir itu.Tak mau menghiraukannya, Gus Agam pun mulai masuk lebih dalam ke area indomaret.

Setelah berjalan mengelilingi rak, akhirnya Gus Agam tiba di lorong yang ia butuhkan, yaitu lorong pembalut. Gus Agam dibuat menganga, saat melihat tumpukan pembalut uang berjejer namun berbeda mereknya

" Semuanya Roti tawar ?"

Gus Agam pun mulai melihat dan mengamati setiap pembalut yang terpajang disana. " Aduhhh, lupa nanyak ke Ziva beli nya yang merek apa. Payah nih," gumamnya

Tak lama sorot mata Gus Agam terarah pada roti tawar yang bersayap.

" Widih canggih benar ada sayapnya, tombol nya dimana ya! Apa bisa terbang?"

Gus Agam pun meraih satu pembalut itu. Dengan tingkah jahil plus polos nya Gus Agam mencoba melempar ke atas untuk memastikan.

Namun,  pembalut yang dilempar lekas  jatuh ke lantai kembali, Gus Agam pun meraihnya lagi. "Hoax, Ga bisa terbang, berarti ga bersayap!"

" Ehh tunggu, kalau bisa terbang bahaya dong,nanti...." gumamnya.

Isi pikiran Gus Agam ( memikirkan Ziva terbang gara-gara pakai roti tawar yang bersayap). Memikirkan hal itu membuat Gus Agam cengengesan, mungkin kalau ada orang yang lihat Gus Agam , pasti mereka bilang Gus Agam radak-radak gimana gitu loh.

" Jangan yang ini deh. Takutnya tiba-tiba terbang kan serem," gumam Gus Agam seraya meletakan kembali pada asalnya. 

" For night!! , Untuk malam.  Bagus sih agak besarran, tapi nanti pagi, siang, nya ga pake gitu. Kan untuk malam," Ucap Gus Agam seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

Kemudian Gus Agam pun beralih ke pembalut merek lain nya yaitu daun sirih.

" Esktra daun sirih!! Berarti ada daun sirih nya didalam."

Semua merek yang Gus Agam temui membuat Gus Agam pusing karena merasa aneh akan hal itu.

" Semuanya mirip pempes. Lah kenapa ga beli pempes aja , ukuran jumbo juga , ga banyak merek!"

Entah pikiran dari mana itu, Gus Agam pun langsung melajukan langkah nya mendekati rak pempes. setelah tiba disana, Gus Agam pun langsung meraih satu
bungkus pempes besar untuk orang tua.

Setelah mendapatkan apa yang dia butuhkan. Gus Agam langsung beranjak ke kasir. Dimeja kasir saat melakukan pembayaran. Penjaga kasir merasa heran akan apa yang dibeli oleh Gus Agam

" Ma-mau beli ini mas?"

" Ya, debit ya," ucap Gus Agam mengeluarkan black card.

Sang mbak kasir yang tidak memilih kepo ke Gus Agam dan segera melakukan transaksi. Mereka menerima uluran debit itu dan langsung menggesek  kartu kredit itu.

istri mungil nya Gus Agam Où les histoires vivent. Découvrez maintenant