30 - SUAMI IDAMAN

Začít od začátku
                                    

" Hikss... Ziva nabrak meja, hiks.. kaki Ziva sakit mass," rengek Ziva.

Seketika Gus Agam pun mematung sejenak, cuma perkara nabrak meja nangis sampai sesegukan?

" Jadi meja nya nakal ya sayang?" tanya nya kepada Ziva.

" Iyah, hiks.. meja nya nakal mas, pukul," mendengar perintah yang cukup konyol dari istrinya membuat Gus Agam mematung ditempat. " Pukul mejanya," manja ziva.

" Iyaa mas pukul," Gus Agam pun menurun kan Ziva dari pangkuan nya.

Lekas lah Gus Agam turun dari ranjang, lalu menatap Ziva. "Meja yang mana hmm?" tanya nya dengan suara lembut.

" Meja itu," Ziva menunjuk ke arah meja belajar Gus Agam.

" Owh ini," ucap Gus Agam seraya mendekati meja yang Ziva tunjuk.

" Iyaahh.. marahin mas, kasih pelajaran dipukul biar kapok, salah siapa ga mau minggir waktu Ziva lewat. Kan akhirnya Ziva kesandung dan jatuh, kaki Ziva sakit," rengek gadis yang berstatus istrinya itu.

Gus Agam menatap istrinya dengan heran, 'ada-ada saja benda mati disuruh gerak' mungkin itu isi fikiran Gus Agam.

" Cepat mas pukul meja nya dihukum."

" Owh Iya-iya."

'ni kalau ada Iqbal.. behhh diketawain nih,' batin Gus Agam.

" Kamu ya meja!! Berani banget nakalin istri saya yang paling cantik manis imut, liat jadi nangis kan," tegas Gus Agam pada benda mati bernama meja.

Gus Agam pun memukul meja itu berulang kali seraya mengoceh menyalahkan meja karena membuat Ziva menangis.

"Lebih keras mas!!" pintah Ziva.

Gus Agam mengangguk, kemudian Gus Agam memukul lebih kuat dari sebelumnya.

Brakkk.

Pukulan mendarat kemeja itu dengan sangat kuat, bukan nya meja nya yang merasakan sakit, melainkan tangan Gus Agam yang kian memerah karena memukul meja terus .

" Sudah mass, sini. Gak usah temanan sama mejanya," Gus Agam pun berhenti lalu lekas menghampiri Ziva kembali.

" My princess jangan nangis lagi ya. Nanti pipinya kotor! "

" Iya."

" Sakit perutnya?" tanya Gus Agam yang diangguki Ziva. "Makan dulu ya habis tu minum obat," sambungnya.

" Iya. "

" Ya sudah, yuk, " ujar Gus Agam siap menggendong tubuh mungil milik istrinya.

Gus Agam pun mulai menggedong membawa ziva keluar kamar dan menuruni tangga dengan hati hati.

***

Tak berselang lama akhirnya keduanya sampai di dapur. Dengan hati-hati Gus Agam menurunkan Ziva, dan mendudukkannya di kursi.

" Mau makan apa hmm? Nanti mas buatkan," tanya nya dengan suara lembut.

" Mau makan, nasi goreng," ujar Ziva bergejolak manja.

" Okeh Humairah ku,"

Gus Agam pun melangkah menjauh dari Ziva. Gus Agam mulai memasak nasi goreng itu, kadang kala Gus Agam menoleh kebelakang untuk melihat istri kecilnya itu.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya nasi goreng satu porsi sudah siap di sajikan.

" Okehhh ibu negaraaa, ini nasi goreng nya," ujar Gus Agam meletakan satu piring berisi nasi goreng.

Ziva menatap dengan mata berbinar-binar, serta mulut yang menganga melihat masakan buatan suami.

" Mikem sayang, nanti ilernya jatuh," kekeh Gus Agam saat melihat reaksi Ziva.

" Apa sih mas," kesal Ziva lalu meraih sendok yang diletakan di atas meja makan.

" Lalok ga enak, mas Agam tidur diluar," ancam Ziva.

" Kalau enak, gimana?"

Ziva berfikir sejenak untuk menjawabnya. Entah apa yang difikirkan Ziva hingga membuatnya tersenyum gembira. "Kalau enak, mas jadi juru masak di kerjaan aja. Biar kita banyak duit."

Dahi Gus Agam mengerutkan saat mendengar hal tersebut.

" Jadi humairahku mau memperkejakan suaminya dengan orang lain!! Apa belum cukup uang yang selalu mas berikan? Mau nambah mobil Lamborghini lagi? Paviliun yang kemaren kurang bagus, mau ganti hm? Mau black card lagi hmm?Atau mau jet pribadi plus pulau?"

Walau terkesan lembut, nada kesalnya dapat terdengar di telinga kecil berbalut hijab itu.

" Mas ini kenapa toh. Ziva bercanda , lagian mahar kemaren ga digunain buat apa-apa!! Masa mau nambah lagi," keluh ziva.

" Terus kenapa bilang mau memperkejakan mamas. Kan mas sedih," raut wajah sedih Gus Agam.

" Haduh mas! Ziva b e r c a n d a. Tapi, dari mana mas dapat duit? Enggak kah mas pengangguran?"

Kretek.

Suara benda retak dari tubuh Gus Agam. Bisa-bisanya selama ini Ziva mengira dia menganggur.

" Mas? "panggil Ziva.

" Dalem zawjati ku. Kenapa hm?"

" Mas dapat duit dari mana?"

" Tentu dari Allah sang pemberi rezeki."

" Soal itu Ziva tau, cuma pekerjaan apa yang membuat Gus Agam sekaya ini," desak Ziva.

" Seperti kata kamu! Mas pengangguran."

" Apah!! Terus uang maharnya dari umi abi? Mas cuma numpang??" tanya Ziva dengan raut wajah terkejut.

' Mak kretek, potek lagi hati Abang dek!!' batin Gus Agam.

" Udah makan dulu , nanti mas kasih tau kalau ingat," pintahnya.

Ziva pun mengangguk dan mulai menyantap makanan nya. Senyum tipis terukir diwajah tampan itu, Gus Agam benar-benar menikmati apa yang dia lihat sekarang.

***

Ziva telah menyelesaikan makannya. Gus Agam lekas berberes, namun saat Ziva hendak bangkit membantu Gus Agam mencuci piring, langkah nya terhenti dengan suara Gus Agam.

" Duduk saja.. biar mas yang melakukan ini semua!"

Seketika Ziva kembali duduk di kursi nya. Dengan menatap Gus Agam. " Tapi Ziva mau bantu."

" Wahai humairaku. Istirahat lah , mas tau betapa sakitnya pms, walau mas tidak merasakan nya. Pms kan terjadi akibat dinding rahim mengelupas. Pasti itu sakit!! Maka dari itu duduk santai saja jangan kecapean nanti pasti perutnya sakit"

Mendengar kalimat panjang lebar dari Gus Agam membuat senyum manis terukir di wajahnya. " Mas Agam romantis " akui Ziva.

" Hanya untukmu!!"

***

Akhirnya mencuci piring pun selesai. Selepas itu Gus Agam pun mengeringkan tangannya dengan kain lap.

" Sudah malam. Tidur yuk," saran Gus Agam.

Ziva lekas mengangguk kearah Gus Agam.
Gus Agam mendekat kearah Ziva dan lekas menggedongnya.

" Naik tangga bisa bikin kamu cape dan sakit perut," kata Gus Agam dengan senyum manis nya.

" Aaa suami akuu," seru Ziva seraya mengalungkan tangannya dileher sang suami.

Keduanya pun lekas berjalan pergi dari area dapur untuk menuju kamar Mereka

****

"Perlakuan lah seorang wanita layaknya, tuan putri dan pria adalah kesatria pelindung nya. Karena seorang ibu yang melahirkan mu adalah wanita"

-AGAM ZULFIKAR AKBAR

Akhiri membaca dengan mengucap
Alhamdulillah

istri mungil nya Gus Agam (SUDAH TERBIT)Kde žijí příběhy. Začni objevovat