Chapter 3

54 8 1
                                    

Dulu Shanika mulai memakai hijab sejak SMA karena diwajibkan. Namun tak jarang Shaka menemukan Shanika yang melepas hijabnya saat keluar rumah seperti membeli sesuatu, menyiram bunga atau mengambil paket.

Terakhir kali Shaka melihat rambut Shanika digerai adalah saat ia berkunjung ke rumah Shanika untuk belajar materi UTBK bersama Ezra, Rey dan Alisya. Ia kaget setengah mati melihat Shanika yang keluar rumah dengan rambut sepinggang karena tidak pernah potong.

"Anjir serem Sha. Mirip hantu" Celetuknya saat itu dan langsung disabet Shanika dengan handuk setengah basah yang dipakai untuk mengeringkan rambut.

Setelah kejadian itu Shanika tak pernah lagi terlihat melepas hijabnya. Pernah beberapa kali tak sengaja Shaka melihat Shanika tak berhijab tetapi perempuan itu selalu menguncir rambutnya.

Hingga saat mereka menikah pun Shaka tidak pernah menemukan Shanika menggerai rambutnya. Selesai keramas Shanika selalu memakai handuk yang menggunung walau sering Shaka jahili dengan pura - pura melepasnya.

Dan perempuan itu selalu mencepol tinggi rambutnya. Ketika tidur pun Shaka tak sepenuhnya tau karena lampu yang selalu dimatikan dan paginya tentu saja Shanika akan bangun lebih dulu. Namun Shaka tak banyak bertanya karena mungkin Shanika tidak ingin menunjukkannya karena alasan pribadi.

"Keringin dulu itu rambut" Ujar Shaka ketika melihat Shanika masuk mobil dengan rambut basah yang dijepit asal dikepala dengan jedai.

"Udah nanti pasti kering sendiri" Balas Shanika dengan memeriksa isi tasnya.

Pagi ini mereka akan berkunjung ke rumah orang tuanya untuk sekedar melepas rindu. Karena Shanika hanya diberi cuti sehari maka mereka berangkat setelah adzan subuh untuk menghindari macet. Juga kata Shanika, ia ingin membelikan oleh - oleh untuk orang tua mereka maka dari itu mereka.

"Wihh udah rame aja" Kagum Shanika saat mereka melewati pasar setempat.

"Sha" Panggil Shaka

"Apa?" Tanya Shanika sambil menoleh menatap Shaka.

"Pundaknya basah tuh, ambil handuk" Titah Shaka yang kemudian dituruti Shanika. Perempuan itu memutar tubuhnya ke belakang, meraih tas yang berisi alat mandinya dan mengeluarkan handuk.

"Keringin" Ujar Shaka sambil mengepak handuk kecil yang hanya Shanika sampirkan dipundak.

Shanika tak kunjung menjawab, perempuan itu setengah ragu. Tittle mirip setan yang Shaka beri masih membuatnya trauma. Ia tidak ingin dikatai untuk kedua kalinya. Apalagi Shaka suaminya sendiri.

"Tidur ya?" Tanya Shaka masih menghadap jalan raya yang agak sepi.

Karena Shaka menganggapnya seperti itu maka Shanika langsung memejamkan mata. Shanika dapat mendengar kekehan Shaka, tak lama kepura - puraannya menjadi nyata. Shanika benar - benar tertidur.

Setelah mengisi bensin, Shaka mengehentikan mobilnya di pom bensin. Ia membetulkan posisi kepala Shanika yang miring. Ditegakkan kembali kemudian melepas jedai secara hati - hati dan menidurkan kepala Shanika disandaran kepala kursi lalu menarik rambut Shanika (yang ternyata cukup panjang) ke samping.

Dengan telaten Shaka mengusap rambut Shanika dengan handuk putih kecil itu sampai sekiranya tidak ada air yang menetes deras seperti tadi. Shaka mengecek bagian leher cardigan Shanika dengan hati - hati. Namun ternyata sudah tidak terlalu basah karena terhalang handuk.

"Cantik" Gumam Shaka setelah merendahkan dudukkan kursi, agar Shanika tidak tertidur dalam posisi duduk.

"Sha, Shanika" Panggil Shaka sambil menggoyangkan lengan Shanika.

"Ayo makan" Ujar Shaka setelah Shanika membuka mata. Perempuan itu terlihat linglung.

"Sampe mana ini?" Tanya Shanika yang melihat sekitar masih dengan posisi rebahan.

Perfect Lemonade || Park SunghoonKde žijí příběhy. Začni objevovat