#65 : Arrow Generation

Start from the beginning
                                    

Aku terkesiap dan refleks menutup mulutku. Apa yang baru saja kulakukan? Aku tersenyum… ketika seseorang mengerang kesakitan. Apa apaan itu? Kenapa aku tersenyum? Apa yang aku lakukan?

Pikiranku terbuyarkan ketika mendengar Chisaki meraung lagi. Dia masih hidup rupanya.

“SEIYA!!” Dia sempat melotot ke arahku dengan tatapan penuh amarah yang tidak bisa aku jelaskan.

Tapi dia tidak menyerangku. Dia melompat ke udara, ke arah lubang yang terbuka dengan tubuh yang terluka parah dan setengah gosong itu. Untuk sesaat aku bingung kenapa dia tidak menyerangku. Tapi kemudian aku menyadarinya. Dia mencari gadis kecil itu untuk memulihkan dirinya.

“Eri-chan!” Aku berseru tertahan seraya mengejar tubuh raksasa itu sebelum dia keluar dari lubang. Aku menarik busurku lagi untuk melancarkan serangan agar menahannya di bawah sini lebih lama, cukup lama untuk membawa Eri pergi dari tempat ini. “Kembali kesini gagak sialan!”

Chisaki memutar bola matanya ke arahku masih dengan sorotan amarah yang sama sebelum dia mengangkat tangannya yang kini memegang pistol. Sebuah kotak melayang jatuh di sampingnya. Kotak itu terbuka dan aku dapat melihat isinya. Sebuah benda kecil berwarna merah.

Aku membeku seketika. Pistol? Darimana dia mendapatkan itu? Dan apa benda merah itu? Peluru?

Hal berikutnya terjadi terlalu cepat.  Aku lengah. Aku tak mempertimbangkan dia akan menggunakan senjata. Aku hanya dapat melihat sekilas ketika sebuah peluru jarum kecil berwarna merah melesat ke arahku sebelum menancap pada lengan atasku.

Mataku membelalak ketika aku merasakan sesuatu menyebar dengan cepat dalam diriku lalu kemudian… kosong. Seluruh tubuhku mendadak terasa lumpuh karena kekosongan itu. Aku jatuh kembali ke dasar lubang dan hanya terbaring diam beberapa saat dengan tatapan kosong.

Are?” Sesuatu terasa hilang dariku dan menyisakan lubang kosong yang tidak terisi. “Itu tadi… apa?”

Jantungku berdebar kencang merasakan sesuatu yang salah. Aku mengangkat tubuhku dan bertopang pada kedua lenganku. Ada sesuatu yang salah. Nafasku memburu ketika aku terdiam menatap lantai dengan tatapan kosong dan bingung.

“Ryuna!” Suara seseorang di kejauhan memecahkan lamunanku. Aku menoleh ke arah suara dengan mata yang masih membelalak kaget dan kebingungan, mendapati Uraraka sedang melayang, berniat menuju ke mulut lubang bersama Tsuyu, Ryukyu, dan Nighteye, pria itu tampak terluka parah.

Aku bingung melihat tatapan Uraraka yang penuh horor ke arahku dan suaranya yang sedikit pelan ketika berbicara, “kau… quirkmu?”

Quirk? Apa yang salah? Kenapa mereka semua menatapku dengan tampak begitu cemas dan ketakutan?

Nighteye yang tampaknya mengerti situasiku. Benar, aku memang tergabung dalam misi kerjasama ini atas nama agensi Haku, tapi aku tidak pernah sekalipun ikut rapat dengan para hero yang lainnya. Secara garis besar, aku belum memahami benar misi ini. Jadi aku tidak tahu menahu tentang apa yang baru saja terjadi padaku.

“Peluru quirk.” Ucap Nighteye dengan nada serius. “Produk ilegal Shie Hassaikai yang menjadi kunci utama misi ini. Peluru yang berpotensi besar menghapus quirkmu ketika kau tertembak olehnya.”

Aku terkesiap. Dunia seolah berhenti bergerak di sekitarku bahkan napasku tertahan di paru paruku. Apa quirkku telah terhapus?

Quirk milikku ini, Arrow Generation adalah kasus yang cukup langka. Quirk biasanya muncul paling lambat pada anak anak berusia empat tahun. Tapi dalam kasusku berbeda. Quirkku baru muncul ketika aku menginjak usia enam tahun. Tepat ketika di saat pertemuan pertamaku dengan Akira. Di hari aku panik saat Akira tenggelam ke dalam kolam, lalu ketika aku mendekap tubuhnya yang tak sadarkan diri di tepi kolam, dikelilingi serigala serigala yang aku tidak tahu asalnya darimana.

Terlambat munculnya quirk ini juga yang merupakan penyebabku menjadi korban penindasan, selain karena latar belakang klanku. Quirk ini jugalah yang hampir membuatku dan teman temanku terluka parah di I-Island ketika dia hilang kendali. Arrow Generation sulit sekali dimengerti. Aku membutuhkan latihan lama dan berkali kali mencoba untuk akhirnya dapat mengendalikannya seperti sekarang, dengan busur yang berasal dari quirk ini juga. Setiap elemen Arrow Generation memerlukan pengendalian emosi, seperti api dengan emosi marah, petir dengan emosi semangat, dan air dengan emosi tenang. Merepotkan.

Memang merepotkan, tapi quirk ini telah membuatku menjadi juara di festival olahraga. Juara kedua. Aku berusaha keras memaksimalkannya untuk melewati setiap tantangan dalam festival olahraga. Arrow Generation lah yang menjadi senjataku sebelum munculnya Blanche, lebih tepatnya sebelum aku mengenal Blanche. Quirk ini yang memberikan nama pahlawan padaku. Archer Hero: Alcenna. Dan quirk ini membantuku mengalahkan lawan lawan kuatku. Todoroki, Mara, Tori, dan baru saja mematangkan tubuh monster Chisaki.

Setelah kupikir pikir, banyak hal telah terjadi. Quirkku sudah berkembang pesat sejak pertama kali aku memilikinya. Aku ingin sekali mengetahui sehebat apa quirk ini bisa tumbuh di kemudian hari. Tapi, sepertinya sekarang mustahil.

Aku duduk terpaku di lantai memandangi kedua tanganku dengan cemas dan tidak percaya. Aku mengangkat tanganku dan berseru pelan dengan putus asa. “Lightning Arrow!”

Tidak ada yang terjadi. Tidak ada lagi kilatan biru yang bercahaya.

“Fire Arrow!” aku mencoba lagi walau aku tahu tidak ada harapan karena tiada api menyambar di depanku, “Water Arrow! Spinning—“

Aku berhenti. Tidak ada gunanya. Aku kehilangannya. Quirk yang tumbuh bersamaku selama 10 tahun.

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now