"Jangan lupa hadiah dari kakak," Bisik nya di dekat telinga Jiandra.
Napas nya terasa di telinga Jiandra yang sekarang memerah. Jemian hanya tertawa pelan dan memilih kembali ke ruangannya.
Bersamaan dengan buku yang terlepas dari genggaman nya, ia merosot ke lantai sambil mengusap wajah nya yang tersipu.
"Kak.." Ucapnya frustasi.
~~
Jiandra telah selesai makan dan membereskan hatinya yang berantakan karena ulah tetangganya itu. Saking terpikirkan nya ucapan Jemian membuat ia hampir lupa untuk mengajukan cuti pada atasannya.
Ia buka ponselnya, membuka aplikasi Line dan mengajukan cuti pada atasannya. Setelah itu ia bosan, ia telusuri kontak-kontak yang ada di ponselnya hingga ia melihat ada notifikasi dari ibunya yang belum sempat ia baca karena saat itu ia hampir terlambat untuk ke kantornya.
Dan betapa terkejutnya ia jika ibunya lah yang mengirimkan Jemian kesini untuk menjaganya. Mengatakan jika setiap gerak-gerik nya akan diawasi.
Bagaimana hatinya bisa bertahan jika setiap saat ia bersama Jemian? Itu hanya akan membuatnya frustasi karena perlakuan dan kata-kata manis nya.
Karena teramat bosan, ia mengabari Karen untuk menyuruhnya datang ke apartemennya. Karen bilang ia juga mengambil cuti karena ada acara keluarga yang selesai siang ini dan Karen tidak menolak karena ia juga bosan sama sepertinya.
Setelah beberapa jam menunggu dari pagi akhirnya Karen tiba dirumahnya sambil membawa beberapa camilan untuk mereka berdua.
Karena Jiandra mengatakan jika ia sedang sakit, ia juga membawakannya beberapa buah untuk mempercepat proses penyembuhan nya.
"Duh padahal nggak usah repot-repot bawain buah loh," katanya sambil menggigit potongan apel yang dipotong Karen sebelumnya.
Karen menatapnya jengkel, "Iya deh si paling, bilang kayak gitu ujung-ujungnya lo makan juga!" Ucapnya sambil menunjuk-tunjuk Jiandra.
"Dih ga ikhlas ya lo!?"
"Ya ikhlas lah! Kok malah lo yang ngegas!?"
Dan seperti biasanya mereka bertengkar, beradu argumen sampai mulut keduanya berbusa, tapi itu tidak akan lama untuk mereka berbaikan lagi.
Jangan heran karena mereka memang seperti itu, sama-sama mempunyai sumbu yang pendek.
Berjam-jam mereka lalui dengan canda tawa dan sedikit kekerasan, tak lupa memakan camilan yang Karen bawa. Mereka menonton Netflix di laptop milik Jiandra, memesan popcorn untuk mereka dan memposting nya di Twitter.
"Ganteng banget anjir," Celetuk Jiandra di tengah aktifitas mereka.
Karen yang melihat hal yang sama menatap heran ke arah Jiandra, meragukan penglihatan dan kewarasan temannya itu.
"Yang bener aja Jian? Sehat lo?!" Tanya Karen tidak santai.
"Shutt selera orang kan beda-beda!" Ucapnya bersikeras.
"Ya enggak Ikan Nemo juga lo kata Ganteng njay!" Sahut Karen sedikit menaikkan suaranya.
Jiandra hanya memutar bola matanya malas, sedang tak ingin berdebat. Di matanya Ikan Nemo itu tampan, apa salahnya?
ESTÁS LEYENDO
Page Of Us
RomanceBiarkan rajutan kisah yang menjelaskan, betapa indahnya halaman dari setiap cerita cinta kita. hiatus
Tetangga - part 2 (end) ⚠
Comenzar desde el principio
