Sembilan puluh lima.

Comincia dall'inizio
                                    

Renjun kembali menarik nafasnya dalam dan menggendong Mingrui keluar, ia menoleh sejenak mendapati Guanlin dan Ayden yang kini bermain lego dengan sekitarnya yang berantakan. Ia mendengar perdebatan keduanya yang sama sama tidak mau kalah.

Renjun kemudian menuju dapur membuatkan Mingrui susu dan kembali ke kamar dengan menutup pintu sangat keras lalu menguncinya.

Guanlin dan Ayden kemudian saling pandang. "Papi kenapa?" Tanya Guanlin.

"Kenapa?" Tanya balik Ayden bingung.

"Waduh! Kakk bahaya kak"

"Napa napaaa Papa?"

"Kita diambekin Papi nih. Kamu sih"

"Loh? Napa kakak?"

"Kamu berisik"

"Papa tuh!"

Guanlin berdiri, mengetuk pelan pintu kamar mereka namun tidak ada jawaban. Ia pun membukanya namun ternyata terkunci.

"Papi? Kenapa di kunci?" Tanyanya namun tak mendapat jawaban.

"Yang? Sayang?" Panggilnya lagi.

"Renjun? Bukain"

"Cayangggg lenjunnnn bukain" panggil Ayden mengikuti Guanlin.

"Heh main Renjan Renjun aja. Papi!" Tegur Guanlin.

"Papa manggilna lenjun"

"Iya kan Papa suaminya"

"Yaudah, akak juga cuami Papi"

Guanlin menepuk keningnya. "Dasar bocil!"

"Dacal olang tua" ejek Ayden balik.

Renjun diam diam tertawa di dalam kamar, ia memang kesal pada keduanya pagi ini karena membuat keributan, tapi ternyata keributan mereka juga membuat suasana rumah menjadi hidup selain ocehan si bungsu yang kini mulai banyak mengoceh.

"Kaaa Pwiii maaa Pwaa" Oceh Mingrui melepas dot di mulutnya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Kaaa Pwiii maaa Pwaa" Oceh Mingrui melepas dot di mulutnya.

"Iya, kakak ya sama Papa di luar? Biarin aja dek, habisnya berisik"

Mingrui mengangguk menyetujuinya. Renjun pikir anak bungsunya ini akan lebih cerewet ketimbang Ayden, tapi nyatanya tidak. Ia lebih kalem ketimbang anak sulungnya dan jauh lebih menurut serta tidak suka mendramatisir seperti kakak dan Papanya.

Tidak lama suara berisik dari luar tidak terdengar membuat Renjun sedikit curiga karena jika keduanya diam pasti ada projek besar yang mereka lakukan.

Byurrrrr

Mata Renjun yang semula mulai mengantukpun langsung membulat. Ia mendengar suara air yang kemudian diikuti suara tawa Ayden.

"Ngapain lagi ya Tuhan" ucapnya kemudian bangun dan mengintip sedikit dari jendela kamarnya menuju kolam renang.

Kisah Papa Papi - GuanrenDove le storie prendono vita. Scoprilo ora