"Kenapa nak?" tanya Kyai Akbar. Gus Agam hanya tertunduk, tidak berniat menjawab pertanyaan dari sang ayah.

"Oalah begitu. Ya sudah tidak apa apa. Kalau begitu kami akan pamit pulang," ujar Kyai Samsul.

"Maaf ya, saya jadi tidak enak karena Agam tidak menyetujui prihal ini," ujar Kyai Akbar, seraya mengantar tamunya keluar rumah.

"Gak papa pak Kyai, mungkin anak kita bukan jodoh," ujar Kyai Samsul.

" Semoga anak kamu dapat menemukan yang lebih dari Agam."

"Aamiin," ujar Kyai Samsul. "Kalau begitu kami pamit dulu. Assalamu'alaikum," sambung Kyai Samsul, lalu mengajak anaknya untuk masuk mobil.

Setelah memastikan tamunya keluar dari area pesantren, baru lah Kyai Akbar memasuki ruangan kembali.

"Ada apa nak? Kenapa kamu selalu menolak tawaran dari teman-teman abi prihal menjodohkan putri mereka?" tanya umi Aisyah.

"Iyaa Gam. Kamu harus sadar, usia kamu sudah masa menikah. Jangan beralasan tentang kuliah lagi. Ingat!! 1 tahun lagi kamu lulus kan," ujar Kyai Akbar seraya duduk di sofa.

" Iya Abi," cicit Gus Agam.

" Lantas mengapa Gam? Kamu sudah menolak menikahi banyak wanita. 37 wanita jika dihitung dengan Hana yang terakhir, kurang apa mereka . Faham agama iya, cantik iya, baik sopan," ujar Kyai Akbar

" Agam!! Ada masalah?" tanya lembut umi Aisyah seraya menyentuh lengan putranya itu.

Setelah mendengar perkataan umi Aisyah, Gus Agam akhirnya mengangkat kepala nya dan menatap sayu sang ayah. "Maaf bii," cicitnya

"Ada apa nak, ada masalah?" tanya Kyai Akbar dengan lembut.

Gus Agam menarik nafas sedalam mungkin, lalu menghembuskan nya. "Abi,  Agam mau menikahi  Ziva," ujsr Gus Agam dengan keberaniannya.

Kontak mata terjadi pada kedua orang tuanya, setelah mendengar perkataan putra mereka itu.

" Agam bercanda," kekeh umi Aisyah.

" Ziva masih kecil, bahkan dia belum tahu apa-apa ,"  kekeh Kyai Akbar.

"Agam tau, tapi Agam janji akan mengajari Ziva, dan membimbing Ziva dengan baik."

" Agam, apa yang membuat mu ngotot ingin menikahi Ziva?" tanya Kyai Akbar dengan eskpresi serius.

" Ada hal yang tidak disengaja yang membuat Agam harus menikahi Ziva."

" Kejadian apa nak,!" panik umi Aisyah.

Gus Agam terdiam, ia kembali menundukkan pandangannya. Kekhawatiran muncul dalam benak Kyai Akbar. Dirinya takut dengan apa yang sebenarnya putra ya pikirkan.

"Ngomong Gam!!" tegas Kyai Akbar dengan raut kekhawatirannya. "Kamu apain dia Gam, kapan kamu ngelakuin itu," sambung umi Aisyah .

"Barusan, waktu Agam diperpustakaan,"cicit Gus Agam.

Setelah mendengar pernyataan dari putra mereka. Keduanya memberikan tatapan yang mengintimidasi.

" Astaghfirullah Agam diperpustaka-an?" tanya Abi akbar.

"Iya bi."

" Astaghfirullah," ujar umi Aisyah berulang kali istighfar.

"Kamu bikin malu abi Gam," ujar kyai Akbar dengan raut yang sudah memerah, dikarenakan menahan amarah

" Agam tidak sengaja,  jika Agam tidak menolong Ziva dia bakal jatuh. Sekali Agam nolong Ziva, tapi posisi Agam tidak siap. Jadinya ikutan jatuh, dan hampir menimpa Ziva. Namun, Agam tidak nyangka kalau bakal cium kening Ziva," jelas Gus Agam.

istri mungil nya Gus Agam (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now