Satu nama yang tertera membuatnya berdecak, 'Komunis', begitulah ia menamai kontak tersebut.

Jungoo menjawab dengan tak minat, "Apa?"

"Pulang," Suara dari panggilan yang terjadi terdengar datar.

Jungoo menggeleng walau lawan bicaranya tak melihat, "Nggak mau."

Intonasi yang Jonggun berikan sedikit naik,"Lo minta gue seret?"

Jungoo berdecak tak peduli, "Ck, coba aja."

Pemuda berambut pirang mematikan sambungan telepon secara sepihak. Jungoo langsung memasang muka sebal, tangannya menyobek satu bungkus makanan ringan secara kasar, di masukan beberapa keping keripik kentang itu ke dalam mulutnya.

Jungoo masih tak ingin kembali ke rumah Jonggun, ia bosan menatap rumah yang penuh dengan pria-pria berparas tegas seperti itu, para pengawal itu tak bisa di ajak bicara, kecuali Shaorung, lelaki dengan rambut panjang itu pun selalu menggunakan bahasa formal, padahal Jungoo sudah menyuruhnya untuk berbicara santai dengannya, tetapi selalu saja lelaki itu menolak dengan alasan berbicara formal adalah salah satu standar dalam pekerjaannya. Hm, tetapi Jungoo tidak menggunakan bahasa formal ketika dengan Jonggun, apakah Jungoo termasuk kurang ajar kepada atasan? Lupakan saja lah, lagian kan Jonggun juga bersikap seenaknya.

"Boleh duduk di sini?" Suara yang menyapa telinganya menghentikan Jungoo dari kegiatan mengunyah keripik kentang nya.

Jungoo mengangguk kecil, mereka kini duduk saling berhadapan. Jungoo tak peduli dengan siapa yang duduk di hadapannya sekarang, yang jelas rambut yang di cat merah muda itu sangat mencolok. Wajah yang sekilas tadi Jungoo lihat juga terlihat rupawan, apakah orang di hadapannya ini artis?

Suara yang sedikit berat namun lembut secara bersamaan kembali terdengar, "Lo sendirian?"

Jungoo mengangguk, "Ya."

"Gue Lee Jihoon," Lelaki itu mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan.

Jungoo tak membalasnya, ia merasa aneh, kenapa tiba-tiba memberitahukan namanya? Apa memang seperti ini cara untuk berkenalan? Jungoo lupa, terakhir kali ia berkenalan dengan seseorang itu sudah sangat lama, mungkin saat umurnya antara empat sampai lima tahun?

Lelaki yang berambut pink tadi menarik kembali tangannya karena Jungoo tak membalas, ia kemudian tertawa canggung, "Maaf kalau lo jadi takut, tapi gue cuma mau kenalan sama lo aja kok."

Jungoo menggeleng, ia berujar tak yakin, "Mmm... Gue, Kim Jungoo."

Lelaki yang bernama Jihoon itu tersenyum hingga matanya menyipit, "Nama lo bagus."

Hm...Oke? Jungoo tak tau harus memberi respon apa, mengikuti nalurinya ia menawarkan makanan ringan yang tersisa setengah kepada lawan bicara, "Lo mau?"

Pemilik rambut pink itu mengambil beberapa keping dengan senang hati. Entah hanya perasaannya saja atau bagaimana tetapi Jungoo merasa bahwa Lee Jihoon ini terus melihatnya.

Merasa tak nyaman Jungoo bertanya, "Ada yang salah sama gue?"

"Oh enggak, tapi lo belepotan," Jihoon menunjuk salah satu sudut bibir Jungoo.

Jungoo secara otomatis mengusap sudut bibirnya, banyak remahan ternyata.

Pria dengan surai pink itu menopang dagunya, ia menatap serius ke arah Jungoo, "Gue model, dan gue butuh partner buat pemotretan."

Jungoo mengernyit, "Jadi?"

Masih dengan dagu yang di topang, Jihoon bertanya, "Lo tertarik?"

Jungoo menggeleng, ia menelan keripik kentang terakhirnya, "Enggak, dan kenapa harus gue?"

Sangkar || GunGooWhere stories live. Discover now