19 | You Are The Reason

953 144 54
                                    

Setelah acara lamaran yang dilakukan Aiden di hari anniversary hubungannya dengan Kaiya, hari-hari keluarga Gumilang dan Dharmawan menjadi lebih hectic dari biasanya karena mereka mulai mempersiapkan pesta pernikahan Aiden dan Kaiya yang rencananya akan dilakukan tiga bulan kemudian.

Haru, gugup, gelisah, tapi juga excited dirasakan oleh semua anggota dua keluarga itu karena ini pertama kalinya mereka mengadakan pesta pernikahan anak-anak mereka.

Yudi berkata, meskipun dia sudah menjalani bisnis wedding organizer selama bertahun-tahun, ternyata rasanya sangat berbeda ketika dia harus menyiapkan pernikahan anaknya sendiri. Dia menjadi lebih teliti untuk setiap detail-nya. Jangan sampai ada yang salah atau kurang di hari-H nanti.

Tentunya, kabar pernikahan Aiden dan Kaiya ini tidak hanya membuat sibuk pihak keluarga mereka saja, tapi juga kantor agensi Aiden, yaitu Sanskara.

Para anggota dan manajemen GAKT kaget setengah mati ketika Aiden memberi tahu mereka tentang dirinya yang sudah melamar Kaiya dan berencana menikah tiga bulan lagi. Yoga harus kembali menjadi garda terdepan untuk berhadapan dengan para petinggi Sanskara serta media guna klarifikasi kabar tersebut.

Pertanyaan tentang apakah Kaiya hamil duluan lagi-lagi terlontar di sana.

"Emang nyiapin pernikahan tu rata-rata berapa bulan, sih?" tanya Aiden pada Kaiya. Mereka sedang berada di apartemen Aiden, mulai mempersiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk mendaftarkan pernikahan mereka.

"Kenapa emangnya?" balas Kaiya tanpa mengalihkan fokusnya dari kertas-kertas di hadapannya.

"Masa tadi aku cerita ke anak-anak di kantor, pada nanya kamu lagi hamil apa nggak. Apa emang kecepetan ya kita nikah tiga bulan lagi? Sampai semua orang mikir kamu udah hamil duluan," adu Aiden menahan emosi.

Kaiya terkekeh geli. "Waktu aku pernah ikut bantu di WO-nya Ayah sih, rata-rata pada nyiapin pernikahan sekitar 6 bulanan. Tapi, ya ada juga yang kilat kayak kita gini. Dua atau tiga bulan sebelum hari-H baru mulai prepare."

"Nah, tu kan. Wajar kan berar—"

"Tapi, biasanya yang kayak gitu emang karena ceweknya udah hamil duluan, sih," lanjut Kaiya dengan diiringi tawa yang lebih kencang, sementara Aiden melotot sempurna.

"Masa nggak ada yang nyiapin nikah cuma 3 bulan kayak gini? Yang normal?" cecar Aiden yang masih tidak terima dituduh macam-macam.

Kaiya bergumam panjang sambil berpikir sejenak. "Mungkin ada, ya. Aku juga nggak selalu ngikutin semua acara yang dibuat Ayah sama Mas Karel."

"Apa mending aku hamilin kamu beneran aja? Biar nggak kesel aku ditanyain begitu terus."

Kalimat Aiden sontak membuat Kaiya menjewer lelaki itu sampai mengaduh. "Suka sembarangan kalau ngomong. Udahlah, biarin aja. Semuanya akan terjawab as the time goes by."

Aiden menghela napas, lalu membanting punggungnya ke sandaran sofa. "Lagian, ya, kenapa pada heran gitu kalau aku sama kamu nggak pernah sampai gituan selama ini?"

"Ya, mungkin karena mereka tahu kamu pernah sex sama mantan kamu dulu. Jadi, mereka menganggap kalau kali ini gaya kamu pacaran sama kayak yang dulu," jawab Kaiya santai sambil meneruskan kegiatannya.

Gadis itu tidak tahu kalau Aiden di belakangnya membeku dan kehilangan kata-kata untuk membalas kalimat gadisnya.

Merasa tidak ada jawaban, Kaiya menoleh lagi pada Aiden. "Aku bener, kan? Kamu udah pernah sex sama mantan kamu?"

Aiden mengerjap pelan. "Aya ..., itu ...."

Kaiya tersenyum seraya mengelus lembut pipi Aiden. "Nggak usah gugup gitu. Aku nggak peduli kok kamu udah pernah ngapain aja sama mantan kamu. Aku nggak akan batalin pernikahan kita cuma karena alasan itu," ucapnya lalu kembali fokus pada kertas-kertas di depannya. "Tapi, beda cerita kalau kamu having sex sama cewek lain setelah nikah sama aku."

Us, Then? ✓ [Completed]Onde histórias criam vida. Descubra agora