(preview) Bagian 2

4.8K 622 112
                                    

...

...


Sekolah Kak Jaehyun... setelah lulus SMP aku dan Jeha sudah janjian akan bersekolah di sini. Selain itu, SMA ini adalah sekolah favorit dan termasuk bergengsi di Korea, jadi orang tuaku juga mengharapkanku masuk sekolah ini.

Sesuai dugaan, suasana sekolah di hari minggu tidak akan seramai seperti biasanya. Hanya ada sekelompok remaja yang sedang main basket di lapangan, sebagian hanya sekadar nongkrong sambil minum sekaleng cola dan juga cemilan.

Ah, Kak Jaehyun dimana ya? Dia tidak memberitahuku dimana dia berada dengan teman-temannya.

Pada akhirnya, ku putuskan untuk mengirim chat daripada aku harus berkeliling sekolah sebesar ini hanya untuk mencari—

Dduk!

"Oh! M-maaf!"

Terlalu terpaku pada ponsel, aku jadi tidak memerhatikan jalan dan malah menabrak seseorang yang baru saja keluar, berpapasan denganku di gerbang sekolah. Bahu kami bersentuhan cukup keras hingga orang yang ku tabrak sempat mundur selangkah dan menjatuhkan tas di bahunya.

Refleks, aku mengambilkan ransel hitam yang terjatuh, menyerahkannya sembari membungkuk kecil dengan sungkan.

"Maaf maaf, nggak sengaja."

Seorang laki-laki yang lebih tinggi dariku. Kulitnya sangat cerah dengan rambut hitam legam yang nampak kontras, pun dengan sepasang obsidiannya yang sekelam pualam. Wajahnya terlihat tak begitu bersahabat, hanya datar tanpa emosi.

Namun bagiku, dia terlihat familiar. Sedikit.

Ada sebuah perasaan aneh yang bergejolak saat mata kami bertemu. Seperti arus listrik yang entah darimana asalnya, mengalir ke sela-sela pembuluh darahku. Kejutan yang membuat setiap bulu kudukku meremang, seperti mengatakan jika insiden pagi itu bukan hanya kebetulan belaka.

Laki-laki itu tak kunjung menerima uluran tanganku yang menyerahkan tasnya, untuk sesaat ia malah terpaku. Sepasang alis tebalnya sempat berkedut sekali, ada sebuah perubahan emosi di wajahnya yang semula datar dan hambar.

Srak!

Dengan cepat dan sangat tiba-tiba, remaja itu menyambar ransel miliknya dari tanganku dengan kasar. Bahkan sempat ku dengar dengusan yang menguar dari hidungnya, tanda bahwa ia begitu sebal.

Aneh.

Mengapa dia malah kesal dan tak mengucapkan sepatah kalimat pun meski aku sudah meminta maaf? Apakah benturannya semenyakitkan itu?

Remaja berambut cepak yang menggunakan kaos putih dan celana kargo selutut itu berjalan dengan sangat cepat, tak butuh 5 menit baginya untuk menghilang dari pandanganku.

Dia familiar. Aku sungguh merasakan sensasi itu. 


...

...


"Eleh, biasalah bocil mata keranjang, lu tau Jeha centil."

Kak Jaehyun ini memang agak lain, dia malah menjelek-jelekkan adiknya sendiri.

"Tapi sekarang, keknya Jeha serius suka sama lu. Cara dia ngeliat Taeyong sama lu aja beda, bahkan cara dia ngomongin lu. Lu harus tau stresnya gue ladenin topik gak berbobotnya tentang lu kalo di rumah."

Kemudian, aku terdiam. Menyimak kalimat selanjutnya yang dilontarkan Kak Jaehyun.

"Gue pikir... gue mulai tenang karena dia akhirnya nemu seseorang yang bisa dia tuju."

Dear, you [DEAR J II]Where stories live. Discover now