Kau adalah darah ku
Kau adalah jantung ku
Kau adalah hidup ku, lengkapi diri ku
Oh sayangku kau begitu
Sempurna, sempurnaKau genggam tangan ku,
saat diri ku lemah dan terjatuh
Kau bisikkan kata,
dan hapus semua sesal kuJanganlah kau tinggalkan diri ku
Tak 'kan mampu menghadapi semua
Hanya bersama mu ku akan bisaKau adalah darah ku
Kau adalah jantung ku
Kau adalah hidup ku, lengkapi diri ku
Oh sayangku kau begitu
Sempurna, sempurnaJanganlah kau tinggalkan diri ku
Tak 'kan mampu menghadapi semua
Hanya bersama mu ku akan bisaKau adalah darah ku
Kau adalah jantung ku
Kau adalah hidup ku, lengkapi diri ku
Oh sayangku kau begitu
Sempurna, sempurnaKau adalah darah ku
Kau adalah jantung ku
Kau adalah hidup ku, lengkapi diri ku
Oh sayangku kau begitu
Sayangku kau begitu
Sempurna, sempurna."Mata mereka bertatapan dan Langit bernyanyi tidak mengalihkan tatapannya sama sekali sehingga membuat telinga Gema memerah karena Malu, langit mendekatkan wajahnya dengan Gema. "Makasih, makasih udah hadir dalam Hidup gue disaat gue gak punya siapapun dan terimakasih Gak pernah tatap gue dengan tatapan kasihan karena hal itu paling Gue benci." Langit berucap dengan mengusap Rambut Gema, Gema mengangguk dengan menundukan kepalanya pelan.
"Hacihhh!!"
Langit memundurkan wajahnya ketika Gema tiba-tiba bersin, Gema beranjak dari duduknya menjauh dari arah langit. "Ma-maaf langit aku tidak sengaja," ujar Gema dengan sangat panik. "Gapapa, ayo siap-siap Gue anterin balik." Langit menyimpan Gitarnya di atas kasur dan berjalan mengambil jaket untuk mengantarkan Gema pulang.
"Langit," panggil Gema dan pria tampan itu menatap Gema dengan mengangkat Alisnya bingung. "Hum... Suara langit Candu sekali, Langit jangan berhenti untuk bernyanyi dan memainkan Musik ya?" pinta Gema dan langit hanya terkekeh pelan.
"Aku bantuin langit okey?" Langit berhenti terkekeh saat Gema berbicara seperti itu. "Kenapa Lo pengen bantuin gue buat semua Hal?" tanya Langit penasaran tapi Gema menggelengkan kepalanya pelan, Langit mendengus kesal.
"Gue butuh jawaban bukan Gelengan kepala Algema," ujar Langit lagi dan Gema cemberut kemudian mendekat pada Langit, Gema melihat wajah Langit. "Aku mau buat langit bahagia," jawab Gema membuat pria tampan itu menghela napasnya.
"Gue gini aja udah bahagia kok," jawab Langit tapi Gema menggelengkan kepalanya ribut. "langit harus bahagia melebihi orang-orang bahagia!" Seru Gema lagi dan Langit menggelengkan kepalanya tidak habis Fikir.
"Ayo pulang," ajak Langit menggengam tangan Gema dan mengajak Gema keluar dari apartemen nya, Gema mengikuti Langkah kaki langit yang lebar itu. "Hum... Langit," panggil Gema dan langit berdehem kecil.
"Gak jadi," jawab Gema membuat langit menoleh. "Kenapa?" tanya Langit lagi tapi Gema semakin menggelengkan kepalanya tidak mau menjawab ucapan Langit.
Langit dan Gema bergendengan tangan melewati setiap kamar apartemen bersama memang kawasan yang sunyi karena jam segini mereka masih dalam perjalanan pulang hanya langit sepertinya anak sekolah yang berada di apartemen ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagian 01 : The Same Sky (END)✓
FanfictionLangit akan selalu identik dengan Biru, Langit Itu Indah bila terus bersama dengan Keindahan Warna Biru. Langit dan Biru itu saling membutuhkan bahkan bersatu untuk membuat Alam semesta dan seisinya menjadi Indah, Langit dan Biru itu adalah satu ke...
The Same Sky : Chapter 14 ☁️
Mulai dari awal