The Same Sky : Chapter 12 ☁️

ابدأ من البداية
                                    

Gema beranjak dari duduknya setelah pintu ruangan di buka perlahan, pria yang baru keluar menatap Gema dengan tatapan datar tapi detik berikutnya pria itu berbalik arah. "Permisi Om!" Gema menyapa dan pria itu berhenti berjalan. "Bisa kah saya meminta waktu Om sebentar?" tanya Gema dan pria itu hanya diam saja.

☁️☁️☁️

Tangan Gema terkepal kuat, punggung tangannya menghapus air mata yang tiba-tiba mengalir. Gema berjalan dengan cepat ke arah kelas, ucapan-ucapan untuk Langit begitu berputar di otak gema.

Gema tidak tahan dan memilih untuk mengeluarkan air matanya, Gema tidak menyangka ada orang tua yang sangat benci dengan anaknya bahkan dengan tidak punya hati orang tua itu berharap anaknya tidak ada di dunia, pasti langit lebih banyak mendapatkan kalimat-kalimat Hinaan seperti ini.

Gema berhenti berjalan ketika ada pria yang berhenti di depan Gema, Gema mendongak dengan mengusap Air mata nya. "Langit," panggil Gema sangat pelan, Langit mengangkat Alisnya bingung. "Kenapa Lo Nang—"

Langit terkejut ketika Gema masuk ke dalam pelukannya dengan tiba-tiba bahkan pria manis itu semakin kencang menangis, Langit bingung apa yang membuat Gema menangis sangat kuat. "Hey, Lo kenapa jangan buat gue khawatir." Langit akan melepaskan pelukan tapi Gema tidak mau, Gema memeluk langit sangat erat.

Suara tangisannya sangat kencang membuat langit kebingungan, tangan langit dengan perlahan menghampiri pinggang Gema dan mulai memeluk tubuh Gema juga dengan erat. Langit menepuk pundak Gema, Gema menyembunyikan wajahnya di ceruk leher langit.

"Nangis aja yang kenceng, Gapapa kok gue ada disini bisa bantuin Lo peluk." Langit berucap dengan pelan, Gema malah semakin menangis dan segukannya menjadi. "dunia gak adil langit, semua orang Jahat hiks... Kenapa dunia sejahat ini? Mengapa harus di lahirkan jika Akhirnya harus di buat sesakit ini? Tuhan tidak adil Hiks... " isakan Gema terdengar sangat menyakitkan, Gema bahkan sampai memukul pundak langit berulang-ulang untuk menyalurkan rasa sakit di hati nya.

Gema melepaskan pelukannya dan menangkup wajah langit, gema dan langit bertatapan. Langit melunak saat senyum gema terlihat, gema mengusap pipi langit. "Langit mau Gak buat bahagia bareng aku?" tanya Gema dan langit mengangkat alisnya dengan bingung.

"Langit, selain Oval, Yoga dan Temen Geng langit. Langit punya Aku." Langit semakin bingung apa yang Gema maksud. "Langit punya Gema, Langit gak sendirian di dunia jadi langit harus bahagia." Langit paham sekarang mengapa Gema seperti ini, Tapi yang membuat Langit heran Gema sampai menangis segukan.

"Lo ketemu papa nya Biru?" tanya Langit dengan pelan, Gema tidak menjawab dan malah menatap ke arah mata Langit. "Sekuat apa langit bertahan hidup aku gak tau, tapi aku akan berusaha untuk selalu ada di samping langit." Gema berucap lagi.

Gema memeluk pinggang langit, Gema memejamkan mata dengan menyandarkan kepalanya di dada bidang Langit. Langit hanya diam saja ketika Gema seperti ini, karena sejauh yang Langit tau hanya Gema.

Hanya gema yang menangis setelah bertemu papa nya, langit tidak tau apa yang selalu sang papa ucapkan pada setiap orang yang dekat dengan langit tapi hanya Gema yang menangis setelah mengobrol bersama papa nya.

Langit mengusap kepala Gema dengan pelan membiarkan Gema mengembalikan suasana hatinya lagi, Langit tersenyum Tipis dan mendekatkan bibirnya ke telinga Gema. "Thank you, be my home." Gema mengangguk dengan kuat mendengar ucapan langit, Gema akan menjadi rumah untuk langit. 

Bagian 01 : The Same Sky (END)✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن