The Same Sky : Chapter 07 ☁️

Start from the beginning
                                    

"Keano diem udah!" 

☁️☁️☁️

"Untuk kelompok empat ibu menentukan, El Langit Cakrawala Andromeda, Kalula Austina Prabukusuma, Sa Biru Cakrawali Andromeda dan terakhir Rafanza Algema prabaswara."

Keempat nama itu membuat satu kelas bersorak sempurna, ketika empat orang yang paling terkenal di kelas di satukan dalam satu kelompok yang sama akan seperti apa kelompok itu. "Ibu gak salah Nempatin nya? Kelompok empat isi nya berlian semua Bu! Saya iri, gak bisa tuker aja Bu?" Devina mengangkat tangannya dengan wajah cemberut, Guru menggelengkan kepalanya.

"Berandal kelas, Primadona kelas, Genius kelas sama Pretty Boy kelas di satuin Gimana kumaha ini Weh!!" Seru Oval bertepuk tangan tidak menyangka keempatnya di satukan. "Sudah-sudah diam, ibu menyatukan mereka karena ada sebabnya. Jadi jangan ribut," ujar guru yang mengajar membuat satu kelas bersorak kecewa.

Gema menoleh ke arah langit yang daritadi hanya diam saja. "Hum...langit Gapapa? Satu kelompok bareng Biru?" tanya Gema dengan pelan, Gema melihat Langit dengan Khawatir. "Ya, Gapapa kenapa memang? Lagian gue gak berduaan juga kan." Langit menjawab dan Gema mengangguk, benar apa yang Langit Ucapkan.

"Gema, nanti buatkan Grup ya." Gema menoleh ke samping saat Kalula berbicara dengan dirinya. "Lula saja yang buat, Gema tidak bisa buatnya." Gema menjawab dan Kalula mengangguk.

"Yaudah nanti Lula buat Grup, Gema bilang dengan Biru juga ya kalau Biru mau Lula masukin Grup. Langit juga," ujar Kalula dan Gema maupun langit mengangguk bersama, Gadis cantik itu kembali fokus dengan ponselnya setelah mengatakan itu.

Gema melihat Kalula, pantas saja satu sekolah menamai Kalula Primadona memang Gadis itu sangat cantik. "Langit, Kalula cantik banget ya?" Gema berucap dengan pelan, langit menatap Gema alis langit terangkat. "Lo nanya atau minta pendapat?" tanya Langit membuat Gema menoleh.

"Gak dua-dua nya aku cuma ngomong aja, aku mau ke biru dulu kasih tau dia apa yang Lula bilang." Gema beranjak dari duduknya dan menghampiri Bangku Biru, Langit memutar bola matanya malas dan mengalihkan tatapannya. Langit menidurkan kepalanya di atas meja dan mulai memejamkan mata, daripada tubuhnya merasa kepanasan lebih baik Langit tidur saja. 

☁️☁️

"GEMA!!"

"GEMA!!"

Kedua tangan Gema di pegang oleh dua tangan besar secara bersamaan Gema menoleh ke kiri dan kanan, Biru juga langit kompak menghampiri dan memanggil nama Gema. "Kenapa?"

"Pulang sama Gue!"

"Pulang bareng Gue!"

Biru dan Langit saling memandang saat ucapan mereka terlontar bersamaan, tatapan dingin mereka lempar satu sama lain. "Gema balik sama Gue," ujar Biru menarik tubuh Gema hingga Gema menabrak dada bidang biru.

Langit berdecak dan ikut menarik tangan Gema. "Siapa Lo? Gue balik sama Gema," ujar Langit tidak mau kalah dari Biru, Biru dan langit mengangkat tangan Gema yang mereka genggam.

Gema melihat si kembar dengan bingung mengapa harus ada di situasi seperti ini, Gema bingung harus memilih dengan siapa karena Gema tidak mau menyakiti keduanya. "Ak—"

"Lang!!" Panggilan itu membuat ketiganya menoleh disana ada seorang pria yang tadi memanggil Langit juga Kalula di sampingnya. "apa?" tanya Langit datar, pria itu menepuk pundak Langit.

"Gue ada latihan futsal Lo mau anterin adek gue gak?" tanyanya dan Langit melihat Kalula yang daritadi hanya diam saja. "Kenapa gak Lo ajak kembaran Lo ke tempat latihan?" tanya Langit dan pria itu menggelengkan kepalanya.

"Gak bisa Bro, adek gue terlalu cantik buat di godain para Mokondo gak rela gue mending gue titip dia sama Lo aja. Mau Gak? Sampe depan rumah aja," ujarnya lagi, langit menoleh ke arah Gema yang masih kebingungan.

Langit menghela napasnya pelan, langit melepaskan tangan Gema. "okey, ini gue lakuin demi Lo Kal," ujar langit dan pria itu mengangguk pelan. "Makasih Lang, gue beneran nitip Lula sama Lo." Langit mengangguk dan pria itu segera pergi meninggalkan keempatnya di parkiran.

"Yang tadi siapanya Lula?" tanya Gema pada Kalula yang hanya diam saja. "Itu, Nakala, kakak kembar Kalula." Gema mengangguk dengan Ber oh ria. Gema tersentak kaget saat genggaman tangan biru berpindah ke telapak tangannya, langit melihat itu dan hanya diam saja.

"Udah kan? Dia pulang sama Lula, Lo pulang sama gue." Biru berucap pada Gema, Gema mengangguk pelan. "Aku duluan Langit sama Lula," ujar Gema melambaikan tangannya pada kedua orang yang masih berdiri, Kalula melihat Langit.

"Mereka cocok ya langit?" tanya Kalula dengan menghela napasnya pelan, langit menoleh ke arah Kalula. "Kenapa? Lo cemburu?" tanya Langit dan Gadis itu seperti terkejut mendengar ucapan Langit, langit menatapnya aneh.

"Udah deh, ayo anter pulang!" Seru Kalula mengalihkan pembicaraan dan Langit tidak memperpanjangnya, langit dan Kalula berjalan ke arah Motor langit untuk pulang bersama. 

Gema melihat Kalula dan langit yang asik mengobrol di parkiran bahkan Langit memasangkan Helm ke kepala Kalula, Gema tidak menyadari bahwa Biru selesai memasangkan Seatbelt ke tubuhnya.

"Kenapa?" tanya Biru dan Gema terkejut saat Biru berbicara. "Lo ngelamun?" tanya Biru mengerutkan alisnya bingung, Gema menggelengkan kepalanya. Gema tidak melamun hanya menatap kedua orang yang sedang asik mengobrol itu dengan serius.

"Aku gak ngelamun, ayo Pulang." Gema mengalihkan Pembicaraan dan Biru mengangguk, Biru menyalakan mesin Mobilnya dan segera pergi dari parkiran sekolah. 

"Biru, aku mau beli alat tulis mau anterin aku dulu Gak?" tanya Gema pada Biru, Biru melirik jam di tangannya kemudian mengangguk pelan. "Boleh, mau di mana tokonya?" tanya Biru dan senyum Gema merekah.

"Ke Mall aja Biru, biar enak nyari yang bagus." Gema menjawab dan Biru tersenyum dengan menoleh ke arah Gema, Biru mengusap kepala Gema lembut. "Jangan manis-manis nanti saingan gue makin banyak," ujar Biru pelan, Gema tersenyum Canggung.

"Bi—biru setelah pulang sekolah biasanya kemana?" tanya Gema mengalihkan pembicaraan karena Gema tidak mau di Goda Biru, Biru terkekeh saat menyadari Gema malu. "Biasanya Gue Les tapi di jadwal sih, buat hari ini Les matematika setelah pulang sekolah." Biru menjawab sambil menatap jalanan.

"Gak ada hari istirahat Biru?" tanya Gema dan Biru menoleh ke arah Gema. "Gak ada, Gue gak mau diem di rumah." Biru tersenyum dengan Tipis, Gema mengangguk paham. Pantas saja Biru pintar pria itu sangat rajin bahkan sepertinya tidak ada Waktu untuk istirahat, Hidup Biru isi nya hanya belajar dan belajar.

"Tapi kenapa Biru selalu ubah-ubah warna rambut?" tanya Gema penasaran karena rambut Biru sudah berbeda lagi dari hari pertama mereka bertemu. "Gapapa, pengen aja biar berwarna." Biru menjawab dengan tersenyum ke arah Gema. 

Tim LangitGema sabar aja yaaa nunggu momen mereka, authornya lagi pengen buat Momen BiruGema dulu😚

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tim LangitGema sabar aja yaaa nunggu momen mereka, authornya lagi pengen buat Momen BiruGema dulu😚

Jangan lupa ramein Semuanya.

Vote and comen jangan lupa

See you next part 👋

Bagian 01 : The Same Sky (END)✓Where stories live. Discover now