Two Monsters in A Room, They Might Kiss

690 85 0
                                    

Author POV

Lisa menemani Jennie yang sedang menyusui Dagen. Lisa baru saja tidur satu jam setengah tetapi putra keduanya menangis. Jennie dan Lisa duduk dengan bersandar pada head board. Wanita berpipi mandu itu menatapi wajah putranya yang begitu mirip dengan Lisa. Terkadang itu membuatnya kesal.

Jennie menoleh ke Lisa, kepala Lisa menunduk karena dia ketiduran. "Sayang, lebih baik kamu tidur"

"Hm?"

"Kamu seharian bekerja dan pagi ini harus kerja lagi. Kamu butuh istirahat, Li"

Ya, sejak kelahiran Dagen jam tidur keduanya mulai berantakan lagi karena bayi satu ini lebih banyak membuka matanya saat malam hari. Seolah dia ingin mengajak Dadanya bermain.

Cup

Satu kecupan mendarat sangat mulus di pipi mandu Jennie "Aku akan menemanimu sampai Dagen tidur lagi"

"Aku hanya khawatir dengan kesehatanmu, Li"

"Selagi kamu memberimu asupan vitamin aku akan baik-baik saja. Jadi, tolong beri aku vitamin setelah ini"

Jennie menaikkan alisnya, itu terlihat sangat nakal. "Ow" Lisa membulatkan mulutnya saat melihat seberapa nakal Jennie saat menggodanya.

"Ow yeah!". Seketika rasa kantuk yang ia rasakan hilang. "Kamu ingin menjadi siapa setelah ini?"

"Kamu ingin melihatku menjadi siapa, Dada?" tanya Jennie. Dia benar-benar serius dengan ini. Lisa meremas pipi Jennie yang membuat bibir Jennie maju dan dia mengecupnya.

"Buddy, cepatlah tidur. Aku ingin mengajak Mommy olahraga. Kau ingin Mommy sehat, kan?"

"Dagen, selamatkan aku dari monster malam ini" ucap Jennie seolah dia takut dengan Lisa dan tidak menginginkannya. Hal itu membuat Lisa merasa sedikit kesal.

"Jennie, aku akan membuatmu semakin jatuh hati setelah ini. Lihat saja permainanku nanti"

Jennie menatapnya dan memberikan senyum yang membuat Lisa merasa ditantang "Apa permainan yang kamu miliki? apa kamu memiliki permainan baru? permainanmu itu-itu saja dan tidak seru"

"Oh, kamu menyepelekanku? jangan menyalahkanku kalau pagi ini kamu tidak bisa membuatkan anak-anak sarapan karena merasa sakit di bawah sana"

"Wow! apa kamu sehandal itu?" tanya Jennie sambil merapikan rambut anaknya. "Dada tidak sehandal itu, Dagen"

Lisa berdiri dari tempat tidur dan pergi mencari kostum di lemari pakaian. Ia tidak bisa diremehkan seperti ini oleh istrinya. Dia mencari dasi untuk mengikat tangan Jennie nanti. "Berani-beraninya dia meremehkan kemampuanku" monolog Lisa sambil mencari dasi. 

"Jennie, apa kamu ingat malam itu?"

"Malam yang mana?"

Lisa menoleh ke belakang, ke arah Jennie "Yak! aku belum selesai bicara. Kenapa kamu sangat menyebalkan, heum?"

"Apa aku salah bertanya malam yang mana? terlalu banyak malam yang sudah kita lewati bersama" ucap Jennie sambil menatap Lisa. Dagen sudah memejamkan matanya lagi dan Ibunya berniat untuk meletakkannya di kasur setelah ini.

Lisa menarik nafasnya dan kembali melihat ke dalam lemari "Kamu tidak salah, aku yang salah".

"Jadi, malam yang mana yang kamu maksud?"

"Banyak malam yang membuatmu menangis tetapi yang paling aku ingat adalah saat Sehun menginap di sini"

Flashback on

Sehun dan Lisa baru saja pulang menonton pertandingan bola antar club milik Korea Selatan. Laki-laki itu juga merindukan adik perempuan satu-satunya, jadi saat Lisa mengajaknya menonton bola dia tidak menolaknya. Semenjak orang tua mereka meninggal, Sehun jadi merasa memiliki tanggung jawab lebih untuk memperhatikan adik-adiknya. Dia juga lebih sering menanyakan kabar adik-adiknya untuk memastikan hidup mereka baik-baik saja.

The Norm Season 3Where stories live. Discover now