Delapan puluh enam.

Start from the beginning
                                    

"Gue denger ya Lin!" Kesal Renjun.

"Ayinnn ayinn" ucap Ayden menirukan Renjun.

"Heh! Sapa tuh panggil Papanya pake nama doang"

Ayden terkekeh. "Papa Ayinnn"

"GEMES BANGET BOCILLLLLL" teriak Daehwi kegemesan sendiri mendengar suara Ayden.

"Ihihiii iya dong gemeccc anakna Papinjun" jawab Ayden

"Bisaan aja nih bocil. Papi mana kak?" Tanya Guanlin.

"Papi lagi buwatin dedek susu Pa. Dedek dah ngantuk ngelengek telus dali tadi"

"Loh? Belum tidur siang? Kakak juga kok gak tidur siang?"

"Belum"

"Tidur siang dulu kak, ini udah jam 2 lebih loh"

"Ciyap! Ini Papi dah kembali, Papi Papi dicali Papa"

"Iya, kakak naik ke kamar duluan ya? Papi habis ini nyusul"

"Ciyap! Papaaaaa akak bobo dulu ya? Nanti cole jadi kan ke kolam lele Papa?"

"Waduh, kayaknya Papa lembur kak. Kerjaan Papa masih banyak. Kalau besok gapapa?"

"Papaaaa!! Papa dah janji loh. Kalau janji ndak boleh di ingkali!!" kesal Ayden

"Lin, lagi banyak banget kerjaannya?" Tanya Renjun.

"Iya yang. Kalau gak percaya nih tanya aja si Daehwi"

"Iya kak Ren. Kan pak bos kemarin ambil libur 2 hari. Jadi numpuk deh"

Terdengar helaan dari Renjun. "Ya udah, nanti telfon lagi deh ya. Gue bujuk kakak dulu, ngambek nih anaknya"

"Iya yang. Maaf ya yang?"

"Iya. Kalau gitu nanti malem jangan lupa makan lagi. Jam 7 udah harus makan!"

"Iya sayanggggg" jawab Guanlin yang seketika membuat pipi Renjun memerah.

Panggilan terputus, membuat Renjun buru buru menghampiri anak sulungnya yang sudah merengut di ujung sofa.

"Kak, Papanya lagi kerja sayang. Besok ya mainnya?" Bujuk Renjun.

"Tapi Papa sudah janji ke akak"

"Iya, Papa kan juga gak tau kalau ternyata kerjaan Papa lagi banyak. Gapapa ya kak?"

Ayden masih memanyunkan bibirnya namun mengangguk pelan. "Aaaa aaa piiii" celoteh Mingrui menepuk paha Ayden.

"Tuh dedek ngajak bobo. Bobo yuk kak? Nanti sore kita keliling naik mobil mau gak?"

Ayden menoleh pada Mingrui dan Renjun sejenak dan kemudian mengangguk.

"Ayo sini Papi gendong. Kakak dikanan, dedek di kiri" ajak Renjun merentangkan kedua tangannya.

"Papi kuat?"

"Kuat dong"

Ayden dan Mingrui kemudian bergantian naik ke gendongan Renjun. Renjun ini meskipun badannya kecil tapi ia tidak kalah kuat dari Guanlin. Masalah gendong dua anak bersamaan mah kecil baginya.

Sore harinya, sekitar pukul 5 sore Ayden merengek ingin ke kantor Papanya. Renjun sudah mengatakan jika Guanlin tidak bisa diganggu agar ia bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan segera pulang, namun Ayden masih terus terusan menangis bahkan kini ia berguling guling di lantai membuat pusing Renjun.

Setelah semua bujukan Renjun kerahkan dan tidak berhasil, ia kemudian menelfon Guanlin dan Guanlin memintanya untuk datang ke kantor sesuai kemauan Ayden. Guanlin menyuruh Renjun bersiap siap karena supir kantor akan menjemputnya sekitar setengah jam lagi.

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now