Wrong Ticket, Dummy! [Rin x Reader]

77 15 6
                                    

Awalnya aku menganggap permainan bola bukanlah hal yang besar--atau sesuatu yang hebat untuk dibanggakan orang banyak. Mereka hanya menendang bola dan mencetak gol saja, apa istimewanya?

Mana lagi, ku dengar tak sedikit wanita yang juga ikut menjadi supporter-nya. Wanita menyukai bola... bukankah itu terdengar aneh? Darimana 'bola' terlihat sangat menarik di mata mereka?

Aku memegang kalimat-kalimat itu selama bertahun-tahun. Aku selalu tak paham saat ayah dan ibu membicarakan tim mana yang mereka dukung untuk pertandingan bola di televisi. Dan hanya aku yang tak mampu menjawab atau memilih. Rasanya lebih enak membaca buku di ruang tenang daripada teriak-teriak di setiap menitnya entah karena senang ataupun kesal.

Tapi... semua berubah sejak hari itu.

"Itoshi menggiring bola menuju gawang dengan cepat! Dan! Dan! GOOOOOLL!! Tendangan manis dari Itoshi Sae yang masuk begitu mulus!"

Entah mengapa suara yang menggema di lorong itu menarikku untuk berjalan menuju cafeteria kampus yang memiliki televisi lebar di salah satu dindingnya.

Sosok pria dengan warna merah kecoklatan indah memoles rambutnya. Manik miliknya tak menampakkan mimik berlebihan. Dia berjalan agak berlari ke formasi tim nya dengan kain punggungnya yang berkibas oleh angin lapangan.

Aku tak tahu jelas apa yang menabrak kepalaku saat itu. Tapi, mataku berdecak untuknya, mengkilap-kilap dengan cahaya bintang kecil di sekitarnya.

"H-hebat..." sebutku padanya, lepas begitu saja dari mulutku. "Itoshi... Sae?"

Tepat saat aku membisik nama, dia menoleh pada kamera seakan dia mengetahui. Hanya sebentar, sebelum dia kembali fokus pada bola yang bergulir lagi.

Sentuhan hangat jatuh di pipi ku. Buku pinjaman di tanganku yang menjelaskan tentang bagaimana cara manusia mendeskripsikan perasaannya tanpa kata-kata, ku genggam erat.

Jantung ku berdetak kencang, tak seperti biasanya. Mulai detik itu, aku selalu termenung tak begitu jauh dari televisi cafeteria, mengamati dirinya yang begitu lihai dan cekatan dalam menerima, menggiring, maupun menembak bola hitam-putih itu.

Itoshi.
Dia adalah idola pertama ku dalam pertandingan sepak bola.

×××

"Beneran?!" pekikku pada seorang teman di kelas. Dia terkejut padaku sambil membawa iphone nya yang menampilkan berita kalau sebentar lagi akan ada pertadingan sepak bola tingkat nasional yang akan di selenggarakan di stadion dekat pusat kota.
Berita pertandingan sepak bola itu menyebutkan kalau Itoshi akan ikut dalam pertandingan itu.

"Lah, masa' nggak tahu sih. Katanya kau fans sepak bola udahan, (y/n)." usiknya jahil menggodaku.

"Y-ya... baru juga masuk kan, aku belum aku tahu banyak," jawabku.

Temanku menggeleng sambil menghela. Dia kembali menggulir layar iphone nya yang berhiaskan foto idola sepaknya di belakangnya.

"Waduh." "Kenapa tuh?"

Aku mendekat kearahnya saat tatapnya menajam melihat layar iphone nya. Dia menujukkannya padaku.

"Tiketnya... udah mau habis, baru juga open, lho!"

"HAH?! MASA'--EH?! BENERAN DONG!"

Aku melihat bagaimana nomer tiket berkurang begitu cepat dalam hitungan detiknya. Degub ku seketika bertepuk begitu cepat.

Wrong Ticket, Dummy! [Rin Itoshi x Reader] || Blue Lock FanfictTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon