1

7.6K 485 2
                                    

Sudah sekitar 5 bulan aku menikahi Winter Ainsley Garcia tapi dia sangat jarang mengajak ku ngobrol dluan bahkan dia selalu cuek dan kasar terhadap ku, padahal saat dia masih bersama Abangku dia selalu ramah dan lemah lembut, mungkin saja dia membenci keluarga ku sekarang. Kehidupan ku telah berubah saat aku menikahi Winter, aku terpaksa harus tinggal berdua dirumah baru yang om Garcia belikan sebagai hadiah pernikahan, katanya sih rumahnya buat Abangku dan Winter sih tapi ya bodo amat deh.

Aku keluar dari kamarku dan aku melihat Winter sedang duduk dikursi rodanya sambil mencoba.. membuat jus?

"Kakak mau buat jus?" Ucapku sambil mendekati Winter, Winter hanya diam.

"Sini kak, aku bantu buatin."

"Gak usah."

"Udah gapapaa kak."

"Gak usah Kaesha."

Aku menghela nafas dan melihat Winter sedang memblender buah buahan.

Padahal aku udah baik hati nawarin bantuan tapi dia tolak? dih awas aja minta bantuan nanti.

"Ngapain masih disini?"

"Mau menemanin kakak, siapa tau kakak butuh bantuan."

Kulihat Winter memutar mata nya, harus sabar-sabar dehh ama sikapnya, sekarang aku udah terbiasa dengan Winter yang sekarang, tapi seriusan deh aku kangen ama Winter yang dulu..

Setelah Winter memblender buah buahan itu, dia menuangkan nya ke dalam gelas dan langsung meminum juss begitu saja hingga habis.

"Cuciin," Winter langsung pergi begitu saja dengan kursi rodanya setelah menaruh gelas dimeja dapur

Dih, dikiranya aku pembantu kali ya? tapi jika aku membantah, winter akan sangat marah, seperti waktu aku tidak ingin membuatkan makan siang dan menyuci pakaian karena aku sedang sangat sibuk dengan tugas kuliahan ku tapi dia malah marah-marah dan membentak, bahkan dia juga menyalahkan Abang dan keluargaku atas kelumpuhan nya, jadi mau tidak mau aku harus menuruti nya dari pada mendengarkan ocehan itu.



********

"Lu mau kemana?"

Aku sontak langsung menoleh ke arah suara yang tidak asing.

"Aku mau keluar bentar kak, kakak mau nitip sesuatu?"

"Gue mau nasgor."

Aku mengangguk mengiyakan dan Winter juga pergi entah kemana dengan kursi rodanya setelah aku selesai memakai sepatu putihku.

Sebenarnya aku keluar karena ingin mencari pekerjaan paruh waktu, hitung-hitung bisa membiayai hidupku dan Winter, lagian aku gak mau menyusahkan Ayah atau tante Garcia tapi dibenakku sekarang.. dimana aku harus mencari pekerjaan paruh waktu?

Ah mungkin Freya bisa membantu ku.

Freya adalah salah satu teman dekatku, dia sering kali membantuku bahkan kami sudah temanan sejak SMP, dia tuh baik banget dehh meski orangnya tuh suka Toxic dan agak goblok.

Aku bergegas menaiki motor beat ku dan menyalakan mesin hingga motorku sekarang melaju di kecepatan sedang, aku juga gak butuh pakai helm karena rumah Freya agak dekat dengan rumah baru ku.

Setelah aku memakirkan motorku didekat halaman rumah Freya, aku langsung turun dan tidak perlu mencari tuan rumah nya lagi karena Freya sudah berada di depan pintu rumahnya, lebih tepatnya sih dia sedang duduk dikursi halaman rumah nya sambil bermain dengan ponselnya. Dia mengalihkan pandangan nya dari ponselnya dan kini menatapku "lho Kaesha? tumben mampir."

Aku tersenyum tipis dan menghampirinya, "yoo, pa kabar?"

"Baik, lu gimana?"

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku sambil duduk dikursi sebelahnya,"Gak baik, ingat kan yang gue ceritain itu?"

"Ah, yang pernikahan terpaksa itu?"

Aku mengangguk lemah, aku sudah pernah menceritakan semua tentang bagaimana Abangku kabur dgn harta Winter, pernikahan terpaksa, dan keluargaku yang tidak bisa menanggung semua bebannya. Freya adalah orang yg sangat aku percayain mungkin bisa dibilang dia rumah keduaku.

"Jadi? lu kesini pasti butuh bantuan kan?" ucap Freya entah dari mana dia tau rencana ku kesini.

"Iya, tolong bantuin gue cari pekerjaan paruh waktu Frey."

Kutatap Freya yang sedang berpikir, aku berharap dia gak mikir kemana-mana sih, soalnya otaknya agak miring gitu.

"Kenapa lu gak nyoba layanin om-om yang di bar gitu? duitnya lumayan lho kalo nemu om om kaya," goda Freya.

Om om? dihh yang ada nanti aku diperkaos lagian aneh aneh aja idenya.

"Yang serius lah, gue butuh banget nih."

Freya menghela nafas dan tersenyum tipis, "gue punya kenalan nih, dia katanya butuh karyawan sih, kayak barista gitu deh."

Barista? aku aja gak terlalu tahu semua jenis kopi, yang aku tau itu kopi hitam, kopi luwak, cappucino. Ehh.. tapi kalo engga dicoba, gak bakal tau hasilnya gimana kan?

"Boleh deh sekalian nyoba pengalaman baru," ujarku dengan semangat.

"Sip, ntar gue kontak dia, dia lagi diluar negeri bakal lama baliknya."

"Berapa lama?"

"3 bulan"

Aku menghela nafas panjang, 3 bulan waktu yang lumayan lama.

Freya menepuk pelan pundak ku, "santai, ada assisten nya kok nanti pasti yang urus semua assisten nya."

Aku tersenyum tipis, "thanks Frey udah mau bantuin gue."

"Lu kan sahabat gue, kalo lu butuh apa apa hubungin aja gue langsung, okay?"

Aku mengangguk tersenyum pada Freya, bersyukur banget bisa dapat sahabat kayak dia, aku berharap bisa barengan terus deh sama dia.

ArrangeWhere stories live. Discover now