Part 1

382 54 6
                                    

Author POV

Flashback on

Pukul 23.28

Lisa menunjuk Jennie saat mereka berdebat tentang keuangan dalam sebuah rapat untuk acara sekolah mereka. Lisa menjabat sebagai ketua lembaga eksekutif dan Jennie yang menjabat sebagai ketua lembaga legislatif itu hampir menangis. Jennie dan Lisa duduk berseberangan, tempat duduk dan meja mereka berjarak sekitar 4 meter.

"Acara tinggal dua minggu lagi, bagaimana bisa kau menganggap ini bukan masalah? Bagaimana bisa dana yang kita miliki untuk acara itu bahkan belum terkumpul setengahnya di dua minggu sebelum acara?"

"Besok aku akan bertemu beberapa pihak sponsor dan mereka fix akan berikan uangnya besok" ucap Jennie, dia mencoba untuk menatap Lisa walaupun dia ketakutan setengah mati melihat sosok Lisa yang berbeda malam ini.

Lisa memutar pulpen menggunakan tangan kanannya di meja tanpa menatap Jennie sama sekali "Berapa?"

"Total uang yang akan masuk besok 50.000.000 won"

"Jennie, kau tahu berapa uang yang sudah keluar minggu ini untuk booking beberapa hal?"

Jennie mengangguk, satu butir air matanya menetes dan Lisa menjadi salah satu yang menyaksikan itu.  Lisa menggebrak mejanya yang membuat orang-orang yang berada di ruangan itu terkejut. Mereka hanya diam, tak ada satu pun yang berani mengeluarkan suara.

"Jennie, apakah kau tidak tahu etika? aku bertanya padamu, kenapa kau tidak menjawab?"

Wajah Jennie semakin memerah, dia menahan kekesalannya pada Lisa. Dia tidak suka perdebatan seperti ini, lebih tepatnya dia tidak suka dimarahi apalagi ini di depan umum. Sementara itu sekretaris lembaga legislatif mencoba buka suara, namanya Somi. Gadis itu mengangkat tangannya, mencoba memberanikan diri untuk bersuara di tengah ketegangan malam ini "Maaf. Aku izin menjawab". Miyeon Si Bendahara memberikan bukunya kepada Somi. Melihat hal itu Lisa menggebrak mejanya lagi. Seketika Miyeon dan Somi mengurungkan niat mereka untuk membantu Jennie. 

Tatapan Lisa sangat tajam, seolah netra itu bisa membunuh siapapun yang membalas tatapannya sekarang "Yak! biarkan Jennie menjawab. Aku ingin tahu bagaimana Si ketua acara mempertanggungjawabkan acaranya. Dari awal aku sudah menyarankan untuk tidak membuat acara sebesar ini dan melibatkan banyak orang. Jennie, ini saran dariku untukmu. Lain kali, kau tidak perlu berambisi seperti ini. Kau seperti sedang mempertaruhkan nama baikmu dan nama sekolah ini"

Jennie mencoba mengontrol emosinya, dia memejamkan matanya dan menghela nafas sebelum bicara. Di sela-sela itu "Siapapun, pastikan kalian menutup mulut kalian malam ini. Kalau tidak ada kesempatan bicara, jangan bicara. Semua memiliki tugas masing-masing dan kalian pasti akan memiliki kesempatan bicara nanti. Jadi, pastikan tidak ada yang menjadi pahlawan untuk siapapun malam ini". "Aku hanya ingin tahu sejauh mana acara ini dipersiapkan dan sejauh mana kalian bekerja"

Lisa bukan panitia acara inti tetapi karena ia merupakan ketua lembaga eksekutif, ia harus ikut serta dan dilibatkan dalam setiap acara atau program kerja yang dibuat oleh siswa-siswa.

Jennie menatap Lisa, dia mencoba yang terbaik untuk berani menatap Lisa "Dana yang terkumpul sampai hari ini sudah 75.000.000 won, ditambah besok 50.000.000 won maka total dana yang terkumpul sampai besok 125.000.000 won"

"Jennie, apa kau tidak bisa mendengar pertanyaanku?"

"Bisakah kau tidak memotong pembicaraanku. Lisa, di sini aku adalah ketua acara dan ketua lembaga legislatif sekolah. Aku memiliki hak bersuara dalam rapat ini tetapi kau memperlakukanku seolah aku bukan siapa-siapa di rapat ini" ucapnya dengan tatapan penuh kemarahan.

AGAINST ALL ODDSWhere stories live. Discover now