Preview 'Love At The First Bite'

Start from the beginning
                                    

"Hi..." Sapa Roselyne dengan ramah sembari menggeser tubuhnya kian merapat ke pria yang tak dikenalnya. Kemudian meletakkan dua buah gothic vampire glass ke atas meja bar, sebelum wanita itu menuangkan sebotol red wine ke dalamnya.

"M-maaf. Kau siapa, ya?" Jeongguk sempat tersentak saat berhadapan dengan sesosok pengganggu kedamaiannya. Ia pun terus melirik awas pada wanita yang tiba-tiba saja mendudukkan diri di sisinya. Tatapannya itu seakan mengabsen tubuh Roselyne dari atas sampai bawah manakala mendapati betapa vulgarnya penampilan si puan.

Menarik. Roselyne belum pernah menemukan satu pun dari kaum adam yang menyambutnya sedingin itu. Biasanya ia tidak perlu mengeluarkan banyak effort bila ingin mendekati pejantan idamannya.

"I'm Rosé. Roselyne Parker, adik dari pemilik klub ini," jelasnya sebelum mempersilakan pria dengan potongan rambut undercut bergaya wet look tersebut untuk menikmati minuman. "Santai saja, aku hanya ingin melakukan obrolan ringan dengan orang baru kok," tegasnya.

Jeongguk mendadak tersenyum seolah tengah menahan tawa. "M-maaf, kukira kau adalah seorang pelacur yang sedang mencari pelanggan."

"Ucapanmu jahat sekali." Roselyne langsung mendelik sebal dan mengerutkan bibirnya semasa memandangi jemari Jeongguk yang mulai meraih gelas berisi red wine.

Sumpah demi apapun, jika dilihat dari jarak sedekat ini, segala fitur yang melekat para pria asing tersebut nampak teramat sempurna. Roselyne sama sekali tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk melewatkan setiap inci dari wajah Jeongguk. Hingga timbul bayangan kotor akan hidung mancung bak perosotan itu menari-nari di lehernya pun tak luput dari pikirannya.

"Cheers?" tawar si tampan sambil mengangkat gelas. Sedangkan Roselyne yang tengah sibuk menelanjangi setiap bagian tubuh Jeongguk agaknya terkesiap. Kendati setelahnya ia berusaha sekuat tenaga supaya dapat bersikap senormal mungkin.

"Cheers!" Dengan senang hati Roselyne menyentuhkan gelas miliknya untuk bersulang, hingga terdengar bunyi dentingan pelan, sebelum keduanya mulai mengenggak isinya.

"Rosé, apakah ada sesuatu yang aneh di wajahku?" Tanya Jeongguk tatkala mendapati Roselyne yang terus memfokuskan pandangan ke arah labium tipis miliknya yang dihiasi tindikan.

"Aku penasaran tentang..." Roselyne lalu menjeda ucapannya untuk menggigit kilas bibir bawahnya yang terpoles lipstik merah, sembari memainkan surainya—seakan tengah menggoda si lawan bicara. "Bibirmu," lanjutnya.

"Bibirku kenapa?" Jeongguk berdebar-debar saat dirinya memandang penuh hasrat kepada Roselyne yang sedang menyibakkan rambut panjangnya. Sangat menawan ketika sisi leher sang juwita yang putih juga jenjang kini dapat terlihat dengan jelas. Ingin sekali rasanya si Jeon menyelami kulit indah nan terekspos itu dengan bibirnya pada detik ini juga.

"B-bolehkah aku menyentuh tindikan yang menempel pada bibirmu itu?" Tanya Roselyne semasa pertahan dirinya mulai terdorong ke tepian jurang. Di bawah pengaruh alkohol, mulutnya menjadi enteng sekali menanyakan hal tersebut kepada pria yang baru saja ia kenal.

"Peganglah," titahnya seraya meraih tangan Roselyne, kemudian diarahkan ke bibir bawahnya. Sementara Jeongguk terus memejam selagi menikmati sentuhan tangan Roselyne yang semakin menggerilya; memainkan metal dingin pada bibirnya itu.

Roselyne lanjut menjelajahi birai kenyal Jeongguk yang sedikit ternganga dengan jemarinya. Lalu mendadak menghentikan gerakannya spontan, membuat si Jeon membuka mata dan memberikan tatapan sayu ketika sang hawa membisik, "Apakah tindikan itu dapat mengganggu aktivitasmu?"

Jeongguk sempat mendesah kecewa lantaran sentuhan Roselyne yang amat memikat harus terhenti. Kendati jantung pria Jeon itu seakan melorot sebab wanita itu berada terlalu dekat. "Aktivitas macam apa?" Tanya Jeongguk dengan sorot maniknya yang meredup gelap.

Love At The First BiteWhere stories live. Discover now