Ia tak paham kenapa ia ingin muntah, yang jelas bukan karena jijik, karena ia cukup enjoy untuk melakukan hal baru tersebut.

"Hoekkkk," Rasa membuatnya seperti ingin memuntahkan sesuatu, namun tak ada sesuatu yang keluar dari mulutnya. Mata Mbak Umi terlihat berair.

Mellihat hal itu, Ustad Izhar tak tega. Ia pun mengurungkan niatnya untuk dapat disepong oleh istrinya.

Mbak Umi merasa kasihan pada suaminya itu. "Kang, karena mulut atas ga bisa, pake mulut bawah aja ya? Gimana?"

"Hahahaha kalo itu yang adek mau, tapi kocokin dulu ya," jawab Ustad Izhar girang.

Mbak Umi lalu meludahi tangan kanannya, dan mulai mengocok kontol itu dengan perlahan. Gerakannya semakin lama semakin cepat, membuat Ustad Izhar blingsatan.

"Akang masukin sekarang yahhh, udah ga tahann," pinta Ustad Izhar.

Mbak Umi hanya mengangguk dan menyandarkan badannya di sandaran kursi. Ia melebarkan kedua kakinya sehingga lubang kenikmatannya terpampang dengan jelas. Melihat itu, Ustad Izhar lantar berjongkok didepan memek itu dan menjilatnya dengan ganas. Lidahnya yang licin beradu dengan memek yang basah.

Setelah itu, ia mengambil posisi kuda-kuda. Kedua kaki mbak Umi diletakkannya di kedua pundaknya. Ia memegang kontolnya sendiri dan mengarahkan ke memek yang sangat basah itu.

"Ahhhh," desah Mbak Umi ketika Ustad Izhar memasukkan kontolnya. Ustad Izhar memasukkan kontolnya hingga mentok. Tangan mbak Umi merangkul leher Ustad Izhar. Mereka kembali berciuman.

"Uhhh, sayang... Sempit banget, ahh," Ustad Izhar melenguh. Ia merasakan kontolnya dijepit dan dipijat oleh memek Mbak umi. Memek itu masih rapat meskipun sering dihajar olehnya hampir setiap malam. Memeng Ustad Izhar ini orang yang sangat hyper dalam soal sex. Ia bisa melakukannya sehari 5 kali, membuat Mbak Umi kewalahan untuk meladeni nafsu suaminya itu.

Ustad Izhar melepaskan kontolnya dan dengan sekali hentakan ia membenamkan seluruh kontol besarnya itu di sana.

"AHHHHH," kini teriakan yang keluar dari mulut Mbak Umi. Terlihat matanya terbuka, namun hanya menyisakan bagian putihnya saja. Ia tak siap dengan serangan suaminya itu. Ia merasakan kontol suaminya menjorok sangat dalam di memeknya.

Ustad Izhar melakukannya berkali-kali, membuat Mbak Umi dimabuk kepayang. Sesekali mbak Umi mengempotkan memeknya untuk mengimbangi permainan Ustad Izhar, membuat kontol Ustad Izhar berasa seperti dipijat dan disedot.

"Hmmm, sayangg, ahhh, empoting terus," desah Ustad Izhar.

Waktu pun sudah berjalan 20 menit. Gerakan pinggul Ustad Izhar kini semakin lama semakin cepat. Keduanya mulai berkeringat. Cahaya lampu membuat kedua badan yang bercumbu menjadi mengkilap. Bunyi kedua kulit yang beradu semakin nyaring terdengar. Ditambah dengan desah dan erangan yang silih berganti. Sesekali terdengar suara kecupan beradu menambah suasana panas di dapur itu.

"Ahhh kangg, mau keluarr, ughhh," desah Mbak Umi. Sepertinya ia akan mengalami puncak kenikmatan untuk kedua kalinya.

Ia semakin erat memeluk leher Ustad Izhar. Desahannya semakin keras. Kepalanya mendongak ke atas. Ustad Izhar menambah rangsangannya dengan menciumi leher dan susu Mbak Umi. Gerakan pinggulnya semakin cepat. Hal itu membuat mbak Umi menggelinjang hebat.

"Kanggg,, ahhh, akhuu sampee, ahhh," desah Mbak Umi. Ustad Izhar menghentikan sejenak gerakan pinggulnya. Ia merasakan kontolnya dijepit lebih keras lagi, dan cairan mengaliri kontolnya. Mbak Umi mencakar punggung Ustad Izhar yang berkeringat. Tubuh mbak Umi bergetar lebih hebat daripada yang pertama tadi. Deru napasnya menjadi tidak beraturan.

Ustad Izhar tak membiarkan Mbak Umi beristirahat lama. Ia kembali mengaitkan kedua tangan mbak Umi ke lehernya. Kedua kaki mbak Umi diarahkan untuk melingkari pinggangnya. Kontolnya masih tegak berdiri tertancap di dalam memek mbak Umi.

Dika dan Para Suami - New ChapterWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu