Bagian 1

12.7K 678 93
                                    

Selamat membaca
Jika ada kesalahan kata harap di maklumi.
.
.
.
.
.
.
.
.

YA UDAH NIH, SAYA POST UNTUK TES PEMBACA


Lima tahun yang lalu

Saat ini keluarga Wijanta sedang melangsungkan sarapan pagi bersama, Tuan Kinan selaku kepala keluarga terlebih dahulu menyelesaikan sarapannya, lalu di susul Nyonya Veranda selaku ibu rumah tangga di keluarga itu dan terakhir anak mereka Shani Azalea Wijanta yang ikut menyelesaikan sarapannya.

"Shan, nanti malam cepatlah pulang. Jangan dulu ke club untuk malam ini, ada yang ingin papa bicarakan sama kamu." Tuan Kinan berpesan pada sang anak, anaknya ini sering sekali menghabiskan malamnya di sebuah club malam. Minum sampai mabuk, hanya itu, tidaklah lebih.

"Kenapa tidak sekarang saja pah," Shani membalas perkataan sang papa, ia sedikit bingung, kenapa tidak sekarang papa nya itu membicarakan apa yang ingin di bicarakan.

"Nanti malam saja Shan, pagi ini papa ada pertemuan dengan teman lama papa."

"Akan Shani usahakan pulang cepat nanti pa."

"Ya sudah, kalau begitu Shani pamit ya pa, ma." Shani berdiri lalu menyalim tangan kedua orang tuanya, Shani hanya akan bersikap dingin jika berada di luar rumahnya.

"Hati-hati nak."

Setelahnya Shani pun keluar dan pergi menuju kantornya, setelah kepergian sang anak, Tuan Kinan pun ikut berpamitan dengan sang istri.

"Papa juga pergi dulu ya mah." Veranda mendekati suaminya itu lalu merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan.

"Iya pah, kamu juga hati-hati ya."

"Iya mah, mama juga. Jangan terlalu capek di rumah kalau ada apa-apa kabarin papa langsung." Ucap Tuan Kinan membalas perkataan sang istri.

"Iya pah."

.
.
.

Shani turun dari mobilnya setelah memastikan mobilnya terparkir rapi di parkiran pribadi miliknya. Berjalan dengan angkuh, tak memperdulikan sapaan dari karyawan-karyawan nya.

"Selamat pagi Miss."

"Selamat pagi Miss."

Setiap kali Shani melewati karyawan-karyawannya, karyawan-karyawannya itu menundukkan kepalanya sembari menyapa dirinya.

Shani memasuki lift yang khusus untuk dirinya, lalu menekankan angka-angka yang akan membawanya menuju ruangannya.

Dan disinilah Shani sekarang, berada di lantai tertinggi di gedung perusahaan nya itu. Lantai 30. Shani pun memulai membuka laptopnya dan mengerjakan pekerjaannya yang lumayan banyak. Saat tengah fokus dengan pekerjaannya tiba-tiba pintu ruangannya di ketuk dari luar.

"Masuk." Shani berucap dengan dingin mempersilahkan masuk orang yang telah mengetuk pintu ruangannya.

"Pagi Miss, maaf mengganggu waktu Anda. Saya hanya ingin memberikan berkas-berkas ini untuk Miss tandatangani." Sisca selaku sekretaris Shani menyerahkan berkas-berkas yang ia pegang kepada bosnya itu, Shani menerimanya lalu memeriksanya terlebih dahulu sebelum menandatangani nya.

"Terimakasih Miss." Sisca menerima kembali berkas-berkas itu.

"Agenda saya hari apa." Shani bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop yang ada di depannya.

Shani dan Keempat Istrinya Where stories live. Discover now