24. 1001 Kisah

Mulai dari awal
                                    

Sepeninggal Sunghoon, Jake pun menatap tajam ke arah Heeseung. Heeseung yang melihat itu pun sadar bahwa orang yang ada di depannya ini sedang mengumpatinya dengan berbagai kata kasar. Hahaha, lucu sekali.

"Apa maksudmu, Ethan?!", kesal Jake ketika hanya tersisa mereka berdua.

"Tidak ada, hanya ingin melihat reaksimu.", jawab Heeseung dengan acuh.

"Dasar gila, kamu bisa merusak segalanya."

"Bermain itu lebih menarik saat kita mendekati jebakan itu sendiri, Jake. Kamu pasti mengerti maksudku."

"Aku sangat mengerti, Tuan Ethan yang terhormat. Hanya saja, tidak bisa kah kamu bersikap dengan menggunakan sedikit perasaan? Aku bahkan hampir gila dengan memikirkan ini semua.", demi apapun, Jake rasanya mau meledak.

"Memang apa yang bisa aku lakukan? Buang rasa empatimu yang tinggi itu, Jake. Terkadang hidup tanpa empati lebih menyelamatkan dirimu.", jelas Heeseung.

Jake dan dengan berbagai umpatannya pun menyumpahi Heeseung karena demi apapun, bisa kah mereka semua menggunakan sedikit empati?!

---✧---

"Sun, Kakak tidak yakin dengan ini..."

"Kak Hoon harus yakin! Tadi saja nyali Kakak sekuat baja, hahaha.", ledek Sunoo.

Malam ini, Sunghoon mengantarkan Sunoo pulang lagi. Mereka bertukar pesan perihal pulang larut hanya untuk pulang bersama saat seluruh pegawai restoran sudah pulang. Benar-benar seperti pasangan backstreet pada umumnya.

Saat ini mereka berdua berada di minimarket tempat Sunoo dulu bekerja, yang artinya saat ini juga ada Yuna dan Kevin. Berbicara soal kedua teman Sunoo ini, mereka sudah mengenal siapa itu Sunghoon terutama cerita Sunoo pada malam itu. Yuna dan Kevin yang melihat Sunghoon adalah orang yang baik pun sangat mendukung usaha pendekatan yang dilakukan pemuda itu.

Seperti sekarang, minimarket sudah tutup tetapi mereka malah melakukan permainan TOD. Sunghoon awalnya sangat bersemangat karena permainan ini tentu dia dengan gampang mengulik informasi dari Sunoo, semacam tmi. Tetapi, begitu permainan di mulai dan gilirannya yang memilih, nyalinya pun menciut...

"Hahaha, Kak Sunghoon pilih Truth or Dare?", tanya Yuna.

"Sun ... sebaiknya kita pulang saja, malam sudah semakin larut.", bujuk Sunghoon yang mencoba menghindari permainan ini.

"Kakak kan menginap di hotel seberang minimarket ini, tidak usah banyak alasan, bukannya Kakak ya yang mau memainkan permainan ini.", jelas Sunoo yang gemas melihat tingkah Sunghoon.

"Tidak jadi, hanya malas untuk memberi tmi.", jawab Sunghoon yang dibalas ejekan oleh Kevin.

"Setidaknya mainkan sekali saja, Kak. Pilih T or D?", tanya Kevin.

Sunghoon yang merasa diejek pun sedikit kesal, setidaknya harga dirinya tidak boleh jatuh di depan Sunoo.

"Baiklah-baiklah, aku pilih Dare.", jawab Sunghoon yang dibalas teriakan heboh dari Yuna dan Kevin. Sial, firasat Sunghoon jadi tidak enak...

"Karena Kakak memilih D, hmmmm, coba telepon seseorang yang sedang Kakak sukai saat ini.", ucap Yuna yang dibalas tawa antusias dari Kevin. Kan ... benar firasat Sunghoon pasti seperti ini.

"Kalau tidak melakukan ini, apa hukumannya?", tanya Sunghoon mencoba menghindari dare yang diterimanya.

"Eiiii mana boleh seperti itu, Kakak takut ya?", tanya Kevin.

Venice, Italy. [sunsun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang