TRAUMA

121 12 3
                                    

Semenjak kejadian kemarin apartemennya bukan lagi tempat yang nyaman untuk Hoseok pulang.
Saat membuka pintu Hoseok takut jika laki-laki itu ada di hadapannya . Hoseok takut kejadian seperti masa lalunya terulang kembali.  Tapi kemana Hoseok harus pulang saat kedua orangtuanya sudah tidak ada. Setidaknya dulu Hoseok ada yang menemani, tapi sekarang Hoseok hanya sendiri.

Hoseok berjalan menuju balkon apartemen,angin menerpa wajah cantiknya. Cahaya sore hari telah digantikan dengan gelapnya malam, sang Surya tidak meninggalkan cahaya sedikitpun untuk gelapnya malam . Hoseok melihat langit yang gelap tak ada cahaya bulan atau bintang barang setitik . Bahkan alamnya  tak memberikan Hoseok cahaya di gelapnya malam. Hoseok kalut dengan pemikirannya.

Hoseok pov

Sesakit inikah duniaku?
Sehina inikah diriku?
Separah inikah orang itu melukai hati dan mentalku ?

Rasanya sakit, sesak bukan main mengingat kejadian masa lalu dan masa sekarang yang membuat hati dan mentalku hancur. Mataku sudah lelah ,
mentalku sudah semakin hancur, niatan untuk menyerah pada hidup juga semakin kuat. Aku tidak takut gila, tapi aku takut jika suatu saat niat aku untuk hidup benar-benar habis.

Sering kusalahkan Tuhan mengapa takdir ku semengerikan ini . Apa Tuhan senang melihat ke pura-puraan ku yang selalu tertawa. Aku lelah bukan hanya orang yang mengenal ku yang selalu ku bohongi bahkan aku membohongi diriku bahwa semuanya baik baik saja.

Hoseok pov end.


Semenjak insiden dompet tertinggal Taehyung selalu menemani Hoseok makan siang bersama, lebih tepatnya memaksa Hoseok. Seperti kencan sederhana makan siang bersama kekasih pikir Taehyung. Hoseok sebenarnya merasa risih dan juga senang sedikit karena ada teman mengobrol.
Karena Jimin asistennya saat jam makan siang akan menelpon  anaknya untuk sekedar melepas rasa rindu.
Hoseok tidak ingin menganggu Jimin mengingat asistennya itu hanya pulang saat mendapat cuti dari pihak Rumah sakit.

"Hoseok-si apa kau tidak bosan hanya memakan Ramen dan kimbap saja?"
Tanya Taehyung heran
"Ini makanan favorit ku setelah masakan ibuku"
Hoseok kembali menyeruput Ramennya , tanpa peduli Taehyung yang masih keheranan.
"Ini cobalah masakan ibuku ,aku yakin setelah kau memakan ini akan menjadi makanan favorit mu juga"
Taehyung menyodorkan bekal buatan ibunya.
Hoseok menatap bekal itu ragu , tapi jika menolak Taehyung pasti kecewa .
"Apa kau tidak lapar Taehyung ?"
Hoseok melihat senyum kotak khas Taehyung .
"Dengan hanya melihat mu makan saja sudah membuat ku kenyang" Rayu Taehyung.

Hoseok ragu bahkan untuk menelannya saja rasanya tidak mungkin. Hoseok Trauma pernah di beri makanan yang telah diracuni Arsenik yang membuatnya hampir kehilangan nyawa.
Hoseok mengambil sedikit bekal Taehyung dengan sumpitnya . Hoseok memasukkan makanan itu pada mulutnya saat akan menelannya bayangan Hoseok yang keracunan terlintas. Hoseok seperti tercekik,
lalu tersedak dan memuntahkan makanan tadi.
Perih melanda mata dan hidung Hoseok  yang mulai memerah dan berair.
Taehyung yang melihat itu buru-buru memberi Hoseok minum. Khawatir itu yang dirasa oleh Pria Kim ini. Hoseok yang melihat raut wajah Taehyung yang cemas tersenyum setelah meminum air yang di berikan Taehyung tadi , menandakan bahwa ia baik-baik saja.

"Kau baik-baik saja Hoseok ?"
Taehyung melihat Hoseok khawatir.
"I'm ok Taehyung , kau tak perlu mengkhawatirkan ku. Tadi aku hanya tersedak saja"
Bohong Hoseok , mungkin dia sudah ahli dalam bidang pembohongan ini.
"Aku ke toilet dulu ya"
Hoseok meninggalkan Taehyung yang mematung.


Setelah sampai Hoseok masuk pada salah satu bilik toilet memuntahkan semua isi perutnya. Mual yang Hoseok tahan dari tadi akhirnya bisa dikeluarkan.
Hoseok berjalan menuju wastafel, membasuh mukanya yang kacau . Tubuhnya tiba-tiba bergetar
Hoseok memegang kedua sisi wastafel supaya tidak terjatuh . Dengan tanpa izinnya air mata mendobrak masuk pertahanan Hoseok . Hoseok lelah bahkan untuk sekedar menikmati makanan saja Hoseok tidak bisa.


Taehyung tidak hanya berdiam diri saja dia mengikuti Hoseok dari belakang. Sudah setengah jam Hoseok tak kunjung keluar Taehyung memutuskan untuk masuk. Pendengaran Taehyung menangkap suara isak tangis . Hanya rasa kecewa yang Taehyung dapat saat melihat Hoseok sedang berada di pelukan pria lain. Andaikan saja Taehyung sedari tadi masuk mungkin Hoseok sedang berada di rengkuhannya sekarang.
"Sial!!"
Batin Taehyung . Lalu Taehyung pergi bersama rasa cemburunya.

Pelukannya adalah yang ternyaman Hoseok tidak menampik fakta itu. Jimin memeluk erat Hoseok
tidak merapalkan kata penenang hanya mengusap lembut punggung yang bergetar dalam pelukannya ini. Hoseok melepas pelukan Jimin menatap dengan mata sembabnya. Imut pikir Jimin menahan senyumnya.

Jimin kaget saat keluar dari toilet melihat Hoseok yang menangis , melepas handsetnya lalu memeluk Hoseok dengan erat seperti takut kehilangan orang yang berada di pelukannya ini. Hoseok dibiarkan menangis , sudah kedua kalinya Jimin melihat Hoseok seperti ini . Saat pertama kali Jimin memergoki Hoseok menangis setelah membaca riwayat hidup pasien seorang anak perempuan berumur sebelas tahun yang mengalami pelecehan seksual . Hoseok bilang pada Jimin
"Dia sakit secara mental bukan hanya fisiknya saja, bahkan dia harus menanggung penyakit yang tidak ada obatnya Jim , dia terkena virus HIV"

Jimin tahu menjadi Dokter psikiater tidaklah mudah.
"Sudah merasa baikan Seoki?"
Jimin mengusap pipi Hoseok . Yang diusap hanya mengangguk.
"Bisa tolong undur jadwal ku untuk pasien selanjutnya hanya satu jam saja , aku harus membenahi diriku. Aku tidak ingin terlihat kacau di depan mereka" Lirih Hoseok
"Ok akan ku atasi. Tapi maaf sebelumnya kenapa kau menangis ?"
"A-aku hanya mengingat mendiang kedua
orang tua ku Jim " Hoseok tersenyum kaku.

Setahu jimin orang tua Hoseok meninggal karena kecelakaan beruntun yang melibatkan 100 mobil
5 orang ditemukan telah meninggal dua diantaranya orang tua Hoseok .
" Bukanya tanggal 12 nanti hari peringatan kedua orang tuamu setidaknya datang lah ke makam mereka. Mungkin itu bisa melepas rindu mu "
Jimin berkata lembut tidak ingin membuat Hoseok semakin bersedih .

"Bagaimana dengan jadwal ku , aku tidak ingin merepotkan mu lagi Jim"
"Akan ku atur tenang saja itu tidak merepotkan ku sama sekali"
"Tapi mungkin Dokter Lim akan mengoceh padaku dan kau " canda Jimin dengan senyum cerianya.
Hoseok tersenyum mengingat teman seprofesinya itu sangat cerewet.
"Terima kasih Jimin"
" Nee , tapi bisa kau belikan aku camilan , mungkin sebagai tanda terima kasih mu pada ku "
" Ayo akan ku tratik "
Mereka berdua menuju minimarket .

Hoseok seketika ingat meninggalkan Taehyung sendirian . Saat sampai di mini market Taehyung sudah tidak ada di sana. Hoseok pikir mungkin karena menunggu lama jadi Taehyung pergi .





"Ada luka hebat yang merubah hidup ku ,Sejak saat itu aku bukan lagi orang yang sama"

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Ada luka hebat yang merubah hidup ku ,
Sejak saat itu aku bukan lagi orang yang sama"

-Jey

Vote and komen!!!

TRAUMAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt