Valias menjawab. "Saya sudah membakar semua kertas yang ada di ruang itu, Yang Mulia."

Frey terdiam. Lalu membuat raut tidak mengerti.

"Huh?"

"Anda tau tentang kertas-kertas dan buku-buku jurnal yang ada di kamar Valias, Yang Mulia?" tanya Dylan.

Frey tercenung. Melirik Valias, bertanya-tanya apakah Valias sudah mengungkap keberadaan Norra, Valias Bardev yang sebenarnya kepada Dylan dan Wistar. Tapi Frey yang pasti akan berbicara berhati-hati. "O- Oh. Ya."

"Kau membakar mereka semua?" lanjut Frey.

Valias mengiakan. "Saya menghilangkan bukti. Lalu,"

Suara Valias keluar lebih rendah, "saya akan menyembunyikan diri saya."

Frey tercenung. Dia melongo. "Huh?"

"Yang akan mengambil peran saya adalah Dylan dan Pangeran Wistar," sebut Valias. "Yang akan mengambil entitas-entitas itu adalah mereka."

"Lalu kau?"

Valias menjawab. "Saya akan berada di balik tirai. Dan yang akan memegang keputusan tentang penggunaan entitas-entitas itu serta siapa yang akan memegangnya adalah saya."

Frey mengerutkan kening. "Kenapa harus kau?"

"Karena yang memiliki pengetahuan tentang mereka adalah saya." Valias menjawab dengan memandang Frey. "Dan saya lah yang akan bertanggungjawab atas mereka sampai akhir."

"Bertanggungjawab untuk apa maksudmu?"

"Mereka tidak boleh berada di tangan orang yang salah," Valias menjawab. "Dan penggunaan mereka hanyalah boleh atas seizin saya. Sebelum saya mengizinkan, tidak ada yang boleh menggunakan mereka, sekecil apapun itu."

Frey masih memiliki kerutan kening. Tapi dia tidak menanyakan apa yang mengganggunya. Melainkan justru malah menanyakan pertanyaan yang tidak membuatnya begitu penasaran jawabannya. "Kapan kau akan mulai membuat Dylan dan Wistar mengambil entitas-entitas yang kau bilang itu?"

"Besok," jawab Valias. "Sampai tiga hari sebelum hari penobatan Anda, mereka berdua akan menjadi sibuk."

Frey mengangguk. "Lakukan apa yang menurutmu perlu. Aku percaya pada penilaianmu."

Pola sihir berpindah tiba-tiba berpendar dan berikutnya dua sosok orang berbadan pendek sudah ada di ruangan Frey. Itu Oza dan Zia. Rambut coklat dengan nuansa samar warna langit di waktu fajar, dan pakaian sederhana beraseksoris sebuah selampai di bahu yang menutupi dada dan punggung serta lengan, sebuah ciri khas Oza. Lalu di sebelahnya, seorang anak perempuan yang masih berbadan kecil mengenakan jubah hitam dan menyembunyikan keseluruhan bagian penampilannya.

Oza melihat keempat orang yang menduduki sofa ruangan itu. Berucap. "Entitas apa yang kau bicarakan?"

Valias terhenyak Oza mengetahui apa yang sedang dia bicarakan.

"Kau memiliki penyadap di ruang Yang Mulia Frey?"

Oza berjalan ke arah sofa dan menduduki satu yang berposisi paling dekat dengan Valias. "Begitulah."

"Sejak kapan?"

"Baru dari sepekan lalu." Oza menyandarkan dirinya lagi. Dibuat terhibur dengan betapa nyamannya sofa yang ada di ruangan Putra Mahkota Hayden itu. "Sekarang apakah kau akan menjawabku? Entitas apa yang kau maksud."

Valias memandang Oza. Menjawab pelan. "Mereka entitas yang akan bisa kita gunakan untuk perang yang akan muncul nanti."

"Kau bilang kau akan membuat mereka mengambil entitas-entitas itu besok." Oza berucap. "Akankah aku bisa ikut dengan kepergian mereka?"

[HIATUS - 2026] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인 (🌘CFYM)Where stories live. Discover now