TENGGELAM

124 24 2
                                    

Sejak hari itu tuan,
aku bertemu dengan mu dan berbincang denganmu.
rasanya seperti pertama kali aku benar benar hidup.
matamu, senyum mu, dan semua tentangmu membuat ku jatuh cinta, bahkan didalam hatiku aku berkata rela mematahkan kedua kaki ku, dan kedua tangan ku selagi aku masih bisa melihatmu dengan kedua mataku.
baskara, tuan lautan.
kau adalah salah satu ciptaan tuhan yang paling aku segani, kau sungguh sempurna.
aku mengharapkan asmaraloka yang amerta ketika denganmu,
sungguh indah kehidupan ku ketika bersama mu,
tapi?
sudah berapa lama kah kita kehilangan "kita"?
ketika pertama kali aku berlayar diatas tuan lautan,
aku langsung melubangi perahuku karena tahu bahwa
cintaku adalah lautan,
tapi... tidakk! nyata aku karam! dan aku melihat banyak korban di dasar tuan lautan.
aku sempat terperangkap beberapa tahun karena aku karam,
sedangkan kau? bermain luas diluar sana.
aku melarikan diri, berenang sekencang kencangnya sampai dimana aku tiba di pesisir lautan, aku merakit perahuku kembali dan berlayar lagi.
tapi.. setelah hampir sampai tujuan, badai besar datang dan membuat ku kembali karam.
ya, aku tenggelam dan kembali kepada tuan lautan.
sakit... berteriakpun rasanya tak cukup untuk semua ini.
mencintaimu seperti berjalan diatas bara api,
sakit demi kesembuhanku sendiri.
bagaimana aku ingin meminta asmaraloka yang amerta?
sedangkan di hatimu saja dipenuhi banyak wanita,
bagaimana aku ingin memintamu menulis namaku dalam sajak yang kau buat? sedangkan kau saja selalu mengingat banyak wanita.
aku, yang tewas dalam perkara yang begitu mengenaskan,
tenggelam dalam lautan yang membara, bersampingan dengan banyak korban lainnya, karena terlalu berlarut dalam perasaan.
tapi, segala doa yang baik adanya untukmu dan mimpimu yang mulia, tuan lautan.
selamat — tinggal.

AKU, PERAHU KARAM DAN TUAN LAUTANWhere stories live. Discover now