[+] How They Meet

927 117 11
                                    

Bagi sebagian orang, bagaimana Park Sunghoon menjalani hidupnya, membuat siapa saja dilanda perasaan kagum, takjub sekaligus iri.

Beberapa cukup kontradiktif, hingga Park Sunghoon berpikir perasaan macam apa yang dirinya timbulkan hingga mereka memandangnya seperti itu.

"Mereka hanya melihatku menunggangi kendaraan mewah, memakai pakaian yang baik, menggunakan gawai yang mereka idam-idamkan."

Katanya.

Kemudian timbul sebuah pertanyaan; hasil dari kebiasaan berpikir ekstrim, sebuah hasil didikan yang membuatnya tidak bisa lagi memandang dunia sebagai sepetak ladang bunga yang indah,

"Lantas bagaimana mereka menunjukkan taringnya padaku?"

Park Sunghoon telah memiliki segalanya sejak awal. Jadi bukan hal aneh, ketika secara alamiah orang-orang mendekatinya, menjungjungnya tinggi dan menggunakannya.

Lantas bagaimana mereka menunjukkan taringnya padaku?

Keseimbangan intelektual dan emosional yang dimilikinya sangat mumpuni, Sunghoon jelas lebih dari mampu untuk tahu bahwa orang-orang sebagian besar mendekatinya untuk sebuah tujuan yang besar, meskipun sebagian kecilnya terbilang tulus bertindak padanya.

"Apa mereka menunjukkan taringnya padamu?"

Saat ayahnya menanyakan hal tersebut dengan setumpuk kertas benilai jutaan dollar dihadapannya, Sunghoon muda hanya terkekeh dan membalas,

"Haruskah aku menajamkan taring mereka?"

Tuan Park, ayah Sunghoon, sekaligus kepala pimpinan dari perusahaan multinasional terbesar di negara mereka hanya melirik sejenak hanya menjawab,

"Jangan lupa mematahkannya sebelum taring itu mengigitmu. Kau tahu benar, bagaimana caranya menanamkan rasa takut selain kagum, takjub dan iri di hati mereka."

Sejak awal, Park Sunghoon dilahirkan hanya untuk kejayaan serta keagungan, mendominasi, menaklukkan; seorang manipulator bertangan besi, sebuah gabungan terburuk dari yang terburuk sekalipun.

_______________

"Apa yang terjadi ketika sebuah eksistensi bahkan tidak memiliki berbagai macam perasaan itu padamu?"

Pertanyaan itu dilayangkan Lee Heeseung, sepupu dari pihak ibu Sunghoon.

Ibu Sunghoon terlahir di keluarga yang cukup luhur, mereka terdiri dari banyak perwira di setiap generasinya; pun, ibu Sunghoon dulunya adalah seorang perwira sebelum memutuskan hengkang dari dunia militer.

Tidak seperti keluarga ayahnya yang cukup menegangkan, Sunghoon berpikir bahwa keluarga ibunya sangat hangat; khususnya mereka memiliki moralitas yang tinggi dibanding keluarga ayahnya.

Toh, hidup mereka kebanyakan diabdikan untuk negara, jadi Sunghoon tidak heran dengan hal tersebut.

Mereka lebih tahu cara menjadi menusiawi.

Saat Sunghoon dihadapkan oleh pertanyaan Heeseung, pemuda yang baru saja menginjak usia 19 tahun saat itu hanya menyeringai dan berkata,

"Itu, terdengar mustahil."

Namun, rasanya Sunghoon baru saja ditampar oleh Lee Heeseung tepat di wajah ketika seorang bocah bermata rubah menatapnya tanpa kilat tertarik disertai ucapan,

"Satu-satunya yang membuatmu menarik adalah wajahmu."

Saat itu, Park Sunghoon tidak yakin, haruskah dirinya marah atau tertawa oleh ucapan bocah rubah dihadapannya.

Eros [SungSun]Where stories live. Discover now