Tujuh puluh tujuh.

Começar do início
                                    

Haechan dan Jaemin terkekeh. "Ya barangkali lo sama Guanlin ada kepikiran mau nambah"

"Gak! Jangan! Udah dua aja udah cukup. Lagian Papanya anak anak juga udah gak mau lagi lihat gue lahiran, takut katanya" jawab Renjun yang kemudian terkekeh.

"Tapi lo pada masih suka iseng gak? Gue kadang sebulan sekali iseng cek testpack soalnya si Jeno tuh kadang suka lupa pake pengaman"

"Kalau gue sih ya beberapa kali, tapi gak tiap bulan juga" saut Haechan.

"Lo Ren?"

"Gue? Gak pernah"

"Hih! Cek anjir! Lo sapa tau kebobolan"

Renjun terdiam. "Jangan gitu anjir Chan! Takut gue"

Haechan dan Jaemin seketika tertawa melihat raut panik Renjun. "Kalau beneran kebobolan lagi gimana lu Ren?"

"Gak mau! Gak pokoknya gak mau!"

"Ya masa lo gugurin? Dosa anjir!"

Renjun berdecak. "Udah ah! Jangan bikin gue kesel. Udah lu pada diem aja sampe ini selesai"

Haechan dan Jaemin menahan tawanya. Sudah cukup puas mereka menggoda Renjun. Mereka bertiga akhirnya kembali menikmati pijatan dari kaki hingga kepala, yang selanjutnya mereka bertiga berendam menggunakan air dengan campuran rempah dan bunga. Kegiatan mereka hari ini diakhiri dengan belanja bulanan bersama hingga sekitar pukul 5 sore mereka baru kembali ke rumah masing masing.

Guanlin yang melihat mobil Renjun masuk ke garasi rumahnya pun segera keluar dan memindahkan Mingrui ke gendongan Renjun agar ia bisa membantu Renjun membawa beberapa belanjaannya ke dalam rumah.

"Anak anak tadi rewel gak?" Tanya Renjun.

"Enggak. Tapi kakak tadi agak susah disuruh makan"

"Tapi udah makan?"

"Udah"

"Papiiiiiii" panggil Ayden berlari menghampiri Renjun dan langsung memeluknya.

Renjun terkekeh, ia gendong Rui dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya mengusap pelan kepala Ayden. "Kakak tadi makannya habis gak?"

"Habis" jawab Ayden

"Enggak. Ayamnya doang yang habis, nasinya enggak" saut Guanlin.

"Papa kasih akak nasi banyak Papi. Cepiling!"

"Ya biar kamu cepet gede"

"Akak udah gede Papa!"

"Kecil"

"Gede!"

"Kecilllll!! Kakak kecil!"

Ayden berdecak, ia merengut dengan kedua tangannya yang ia lipat di dada membuat Renjun dan Guanlin terkekeh.

"Kalau dedek gimana?" Tanya Renjun sembari mengusap pelan pipi gembul Rui

"Pwapwapwaaa" oceh Rui.

"Dedek bicana papapapaa aja. Ndak bica yang lain kah?" Saut Ayden.

"Kamu dulu malah cuma pipipi, papapa kalau lagi sakit doang kak"

"Ohhh iya kah?" Tanya Ayden tak percaya.

"Iya kah iya kah. Emang iya" lanjut Guanlin. "Yang, ini gue taruh di meja makan aja apa sekalian beresin masukin ke kulkas?"

"Taruh aja. Nanti biar gue yang beresin sekalian masak"

"Lo gak mual lagi kalau masak?"

"Gak tau. Enggak kayaknya"

"Ya udah kalau gitu"

Kisah Papa Papi - GuanrenOnde histórias criam vida. Descubra agora