.

"Dua orang di luar sana sangat senang menyentuhmu." Forth mendesis setelah dia meletakkan Beam di tempat tidur mereka.

"Lalu? Salah satunya adalah ibu aku dan satu lagi seperti saudara iparku." ucap Beam menantang Serigalanya.

"Dan kau bahkan tidak mau berdansa denganku." Forth dituduh lagi.

"Lalu?"

"Aku memang mau bertanya padamu tapi aku sudah lelah." kata Beam sambil mengistirahatkan dirinya di tempat tidur.

Forth tidak berkata apa-apa lagi dan melepas sepatu dan kaos kaki Beam seperti anak yang penurut. Beam menghela nafas. Forth melepas blazer Beam lalu melonggarkan dasi kupu-kupunya.

"Haruskah aku menyekamu atau kau akan mandi sebelum tidur?" Tanya Forth membelai lembut pipi Beam.

Beam menggelengkan kepalanya dan membuat dirinya nyaman di pangkuan Forth.

"Ketika aku bilang lelah, bukan berarti aku ingin tidur."

"Tapi.." Kata Forth tapi Beam memotongnya lagi.

Beam mencium bibirnya perlahan.

"Kau harus berhenti bersikap seperti ini, tapi pada saat yang sama aku sangat mencintaimu karena kau seperti ini." Ucap Beam sambil menangkup wajah Forth.

"Hmmm?" Tanya Forth dengan bingung.

"Saat kau menjemputku dan mengakhiri malam, kupikir kita akan mengalami malam yang panas dan aku bisa melihat hasrat membara di matamu, tapi kenapa kau menyuruhku tidur?" tanya Beam lembut.

"Kenapa, Beam?" Tanya Forth sambil memeluk pinggangnya.

"Hanya karena aku bilang aku lelah, kau sendiri yang memutuskan aku harus tidur?" Tanya Beam menggigit bibir bawah Forth.

"Apa aku perlu merayumu untuk mendapatkan cintamu, Puppy?" Tanya Beam kali ini menatap langsung ke matanya.

Forth menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

"Tidak pernah sayang. Hanya saja... Aku tidak ingin kau semakin lelah. Kau bekerja sepanjang hari untuk pernikahan P'Dean." Kata Forth sambil mendekatkan hidungnya pada Beam.

"Dan aku membiarkan diriku menari tanpa izinmu.. Tidakkah kau akan menghukumku karena itu?" Tanya Beam sambil menggigit daun telinganya.

Forth menggelengkan kepalanya lagi.

"Kenapa?" Tanya Beam melotot karena rencananya sepertinya tidak berhasil.

"Karena mereka adalah keluarga dan aku akan menghormati hubunganmu dengan keluargamu." Ucap Forth membuat Beam kehilangan akal sehatnya.

Dia menempelkan bibirnya pada Forth dengan lebih bersemangat kali ini.

"Katakan padaku alasan sebenarnya, ya?" Dia menuntut.

Forth mencium alis Beam satu per satu.

"Terakhir kali aku marah, aku memakanmu hidup-hidup. Bekas cakaran dan bekas gigitan itu masih menghantuiku. Aku tidak akan pernah membiarkan binatang buas di dalam diriku dilepaskan ketika aku sedang marah." Kata Forth menanggapi di sela-sela ciumannya.

"Forth..."

"Hm..?". Dia menjawab.

"Aku sangat mencintaimu." Kata Beam membuat Forth berbaring di tempat tidur dan melayang di atasnya.

Forth meletakkan tangannya di belakang kepalanya dan menutup matanya membiarkan dirinya tenggelam dalam kenikmatan.

"Aku mencintaimu dengan hidupku Beam." Ucap Forth sambil memeluk Beam yang kini terbaring di atas dadanya.

"Forth..." Beam memanggil lagi.

"Hmmm..." Jawab Forth sambil memainkan poni Beam.

"Aku tahu kau tidak menyukai cinta yang dibuat-buat dan semua hal yang mengkilap itu dan aku tahu kau tulus tanpa harus melakukan apapun, tapi... bisakah kau kadang-kadang mengesampingkan aku dan berpikir untuk diri sendiri."

"Omong kosong." Forth berkata dalam satu kata dan terus memainkan helaian sutra Beam.

Beam menggigit dagunya.

"Aku ingin kau melakukan sesuatu untuk kita. Tidak hanya untukku. Ucap Beam mengecup sudut bibir Forth.

"Aku hanya punya satu mimpi dan aku mewujudkannya. Bersamamu." Kata Forth.

"Hmmm?" tanya Beam lebih tepatnya.

"Sejak hari aku melihatmu, aku hanya mencintaimu. Pertama aku takut memikirkanmu karena aku selalu merasa bahwa kau berada di luar jangkauanku, tapi kemudian kita menghadapi saat yang mengerikan itu dan menyadari bahwa kau adalah segalanya bagiku. Hari dimana kau memaafkanku, menjadikanku orang paling bahagia di dunia. Lalu pada hari kita mulai hidup di surga bersamamu dalam pelukanku seperti ini (kata Forth sambil mencium pelipis Beam), aku berada pada titik ternyaman. Lalu kau mencurahkan seluruh cintamu padaku. Memberiku ciuman-ciuman manis ini, memberiku begitu banyak nama cinta, mengijinkanku untuk selalu bersamamu, menungguku pulang, setidaknya sekali makan bersamaku, berbagi suka dan duka bersamaku. Itu semua cukup, cinta. Lebih dari cukup.... Aku minta maaf karena aku tidak memanggilmu dengan nama cinta lebih sering tapi aku punya alasan tersendiri." Ujar Forth.

Beam sudah berkabut.

"Dan apa alasannya?" Tanya Beam sambil meletakkan telapak tangannya di dagu, masih di atas dada Forth.

"Aku tidak memanggilmu dengan nama cinta tapi BEAM adalah satu-satunya nama yang paling kucintai."

"Bukan sayang, cinta, honey atau baby, hanya My Beam yang membuat hidupku berseri-seri sejak kau masuk ke dalam hidupku. Aku tidak ingat kau membiarkan ku pergi tidur dengan amarah, tidakkah kau tahu setelah hari-hari stresku di sotus, kau memberi ku begitu banyak cinta setiap malam meskipun kau menjalani hari-hari yang sulit, sehingga aku dapat tidur dengan damai. Kau selalu mengatakan bahwa aku menempatkanmu di atas diriku sendiri. Katakan padaku, apa kau pernah mengejarku?"

Dia bertanya pada Beam.

"Tidak benar. Kau bahkan menerima lamaranku di ranjang rumah sakit tanpa kata-kata mewah, mawar, dan bahkan cincin. Kau memberiku ciuman berkilauan ini setiap kali aku mengerutkan kening. kau bahkan meninggalkan anak perempuan dan laki-laki yang memujamu. Karena.. Karena Garis Hidupmu tidak pernah melihat orang lain kecuali aku."

"Hari ini, meskipun mereka adalah keluargamu namun kau masih meminta izinku untuk berdansa dengan mereka." Ucap Forth dan membalikkan posisi mereka dan kini Beam berada di bawahnya.

Diciumnya lembut bibir Beam.

"Ketika kau bisa memberikan seluruh dirimu kepadaku tanpa aku minta, tidak bisakah aku setidaknya mengabdikan diriku dengan hidupku untukmu?" Tanya Forth dan kali ini matanya berkaca-kaca.

"Kau terlalu banyak bicara." Kata Beam, mengusap mata Forth dengan jari rampingnya.

"Aku mencintaimu, Suamiku."

"Aku mencintaimu, Beam." Jawab Forth dan menangkap bibir merah itu sekali lagi.

DATING THE COLD HEAD HAZER [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora