I can't live without you

62 5 0
                                    

Jarak yang jauh bagai terpisahkan oleh milky way, membuat pria brunette harus menunggu hingga dua minggu lagi untuk kepulangan sang kekasih.

Pria brunette itu terus memandangi fotonya bersama sang kekasih dengan surai berwarna senja dan mata biru yang menyala.

Tiba-tiba ponsel yang sedang di pegang oleh pria bernama Osamu Dazai atau kerap disapa Dazai itu berdering. Tampak di layarnya bertuliskan "my love". Pria itu langsung mengangkatnya tanpa banyak bicara.

"Oey Dazai, kau sudah makan?" Ucap pria itu. Nada nya memang tidak khawatir, namun Dazai tau pria di sebrang sana pasti sedang mengkhawatirkanya.

"Tenanglah Chuuya, ku sudah makan. Bagaimana denganmu sendiri?" Sahut dazai dengan nada yang berusaha untuk membuat sang kekasih Nakahara Chuuya yang akrab di sapa Chuuya tidak merasa khawatir.

"Tch, disini begitu melelahkan..." Timpal pria itu dengan nada yang mendecih kesal.

"Kau pun jangan lupa makan..." Tambah dazai.

"Hah, iya.. Iya.. Tidak perlu mengkhawatirkan ku. Sudah dulu ya..." Ucap sang kekasih dengan sedikit jengkel.

"Kau pulang ka-" Belum dazai selesai berbicara telpon itu putus dari sebelah pihak. Dazai hanya ingin memastikan kapan pujaan hatinya kembali.

Dua minggu berlalu dan semakin hari nafsu makan dazai tidak begitu baik, dazai hanya mau makan jika boss besar port mafia Ouga Mori, ataupun Doppo Kunikida dari detektif agensi memaksa akan memberitahu chuuya jika dazai tidak mau.

"Oey dazai! Kau jangan bersikap seperti anak kecil begini! Kalau tidak, ku akan memberitahu anggota port mafia itu kalau kau tidak mau makan!" Ucap sosok pria berkacamata di hadapannya sambil memarahi dazai. Dengan berat hati, pria itu mau makan dengan dasar paksaan.

Saat pulang kerja, dazai kembali ke rumah yang dirinya tinggali bersama chuuya. betapa terkejutnya dazai saat melihat mobil yang terparkir di garasi, serta lampu rumah yang menyalah dengan hangat. Pria itu bergegas masuk dan membuka pintu.

"Chuuya, apa kau di rumah? Apa kau sudah pulang?" Ucap dazai sambil mencari keberadaan pria bersurai senja yang dirinya rindukan.

Tiba-tiba sesosok pria bersurai senja yang sedang berdiri di dekat kompor sambil melihati dazai dengan ekspresi marah.

"Kenapa kau tidak mau makan?!" Bentak pria itu. Dazai terkejut dan menunduk bagai anak kecil yang di marahi sang ibu karena tidak mau makan.

"Makanan di sekitar sini tidak ada yang enak... " Sahut pria brunette itu. Chuuya menghela nafas dan memijat keningnya.

"Aku hanya mau masakan buatan chuuya saja... " Tambah pria brunette itu. Benar-benar seperti anak kecil yang manja dan hanya menginginkan masakan sang ibu.

"Hah... Baiklah, kau pasti belum makan bukan? Mandilah dulu, makan malam akan siap sebentar lagi." Sahut pria senja sambil mengusap wajah dazai yang terlihat sedih. Dazai mengangguk, dan pergi untuk mandi.

Chuuya pun sebenarnya bisa saja marah kepada dazai. namun, niatnya di urungkan karena chuuya berfikir hampir dua minggu dazai tidak menggunakan debit untuk membeli makanan.

Ya jujur saja semenjak berpacaran dengan chuuya, segala kebutuhan dazai selalu di kontrol oleh chuuya. tujuannya bukan lain agar dazai bisa berhemat dan tidak ceroboh.

Chuuya juga mengingat minggu kemarin adalah ulang tahun dazai. karena dirinya baru kembali, chuuya memutusukan untuk merayakanya sekarang.

Chuuya mengambil kue dan menyalahkan lilin. Chuuya mengangkat kue itu dan berjalan ke kamar, kebetulan dazai membuka pintu dan terkejut dengan apa yang chuuya bawa.

"Maaf ku terlalu sibuk hingga lupa mengucapkannya... Selamat Ulang tahun, dazai. Buatlah permohonan sebelum kau me-" Tiba-tiba saja lilin itu sudah di tiup sebelum chuuya menyelesaikan kata-katanya.

"Oey bego! Gw belom selesai!" Semprot chuuya. sang brunette sudah tersenyum sumringah dan tiba-tiba sebuah kecupan hinggap di bibir sang senja.

"Ayo kita makan saja, perutku sudah lapar sayang ~" Timpal si pria brunette sambil memegang pundak sang kekasih agar jalan ke meja makan.

Alangkah terpatung nya chuuya sesaat setelah dazai mengecup bibirnya dan berkata "sayang" Dengan dirinya.

"Chuuya, apa kau hanya akan terpatung di sana sampai besok?" Ucap dazai yang sudah terduduk menunggu. Chuuya tersadar dari lamunannya merasa sedikit kesal, pria iru menghela nafas panjang dan menaruh kue di kulkas kembali.

Pria itu duduk berhadapan dengan dazai dan mereka memulai makan malam dengan nikmat. Chuuya hanya melihati bagaimana kekasihnya makan dengan lahap.

"Kau sangat lapar?" Ucap chuuya di sela-sela makannya. Dazai hanya mengangguk dan melanjutkan makannya Chuuya sedikit kesal saat dazai makan begitu terburu-buru.

"Oey! Pelan-pelan saja... Kau tidak per-" Sebelum chuuya selesai bicara dazai tersedak. Chuuya memberikan dazai segelas air dan membiarkan pria itu minum.

"Kau ini... Makanlah dengan benar... " Ucap chuuya sambil menghela nafas dan mengelap wajah dazai dengan tisu karena belepotan.

"Ku tidak bisa... Ku sangat merindukan masakanmu sebulan ini, terlebih dua minggu terakhir... Rasanya semua makan menjadi tidak enak bagiku..." Ucap dazai, pria di sebrangnya tertawa mendengar ucapan dazai yang begitu dramatis.

"Heee? Segitunya kau merindukan masakanku..." Sahut chuuya sambil tertawa. Namun tawa nya terhenti saat melihat ekspresi dazai yang sangat serius.

"Padahal kau juga yang waktu itu tidak menyukai masakanku" Ucap chuuya sambil melihat kearah dazai.

"Ku menarik kata-kataku kembali" Sahut pria di hadapannya. Namun pria senja itu acuh dan berjalan kearah kamar dan kembali dengan sebuah kotak.

"Ya terserah, bicara soal ulang tahun mu." Ucap chuuya sambil memberikan kotak itu kepada dazai, wajah sedih pria brunette itu kembali menjadi senyuman.

"Untukku? Kau begitu pengertian chuuya ~" Pria itu lantas mengambil lalu membukanya. terdapat sebuah kemeja, celana dan jam tangan bermerek di dalam kotak itu.

"Ya... Saat ku di sana, ku melihat kemeja, celana dan jam tangan itu sepertinya cocok untukmu, jadi sekalian saja ku belikan untuk ha-" Ucapan chuuya terhenti saat dazai mengeluarkan dan membuka kotak kecil yang dirinya pegang.

"Will you marry me?" Ucap dazai dengan nada yang mapan.

"Yes, i do..." Sahut chuuya dengan nada sedikit malu-malu, lebih tepatnya terkejut dengan apa yang terjadi. Dazai memegang tangan chuuya dan memasangkan cincin di jari manis pria itu. Dan gantian chuuya memasangkan cincin di jari manis dazai.

Dazai tersenyum dan mencium tangan milik chuuya dan memijitnya pelan.

"Apa aku akan dapat hadiahku yang lain?" Ucap dazai. Chuuya berfikir sejenak sebelum dirinya mengerti apa yang dazai katakan.

"Tidak" Sahut chuuya sambil mengendus kesal.

"Ayolah chuuya sayang ~" Rayu dazai sambil memasang puppy eyes.

"GAK!!!" Sahut pria senja itu sambil berjalan pergi. Dan malam itu dazai mendapat bogem mentah karena memaksa chuuya untuk memberikan hadiah lainnya.

- end

hallo ~ balik lagi sama rinka, setelah lama hiatus ku kembali lagi dengan cerita baru ~ mungkin bakal update dua minggu sekali dan semua ceritanya one-shot ya ~

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 24, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dazai x Chuuya one-shotWhere stories live. Discover now