TUJUH

41 23 15
                                    

PERADUAN YANG MANIS DALAM LARA

Layar dalam hamparan cerita yang begitu menyayangi setiap aspeknya, merentangkan canda dan keluguan akan perdebatan begitu melekat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Layar dalam hamparan cerita yang begitu menyayangi setiap aspeknya, merentangkan canda dan keluguan akan perdebatan begitu melekat. Melekat dalam ingatannya. Tidak ayal, semakin sering ia telusuri binaran di kedua sisi itu, semakin memberengus angannya untuk masuk ke dalam layar. Terkadang, magnet itu begitu kuat untuk menyadarkan dirinya tengah duduk menyaksikan layar itu sendirian.

Haloo Gya! Kejutan! Kaget nggak? Lencana begitu meriah dari balik bibir manisnya, menyambut kepulangannya dengan pesona jauh lebih menyayatnya. Ia tidak tahu, sulit untuk mengelola panjaran di benaknya. Dan ia ingat betul perasaan itu. Perasaan di mana sepulang rutinitas di kantornya, tak pernah dalam kamus seorang Gya Katon Bramatja, menghadapi kejutan kecil di sebuah apartement kecil juga, di kota Seattle.

 Perasaan di mana sepulang rutinitas di kantornya, tak pernah dalam kamus seorang Gya Katon Bramatja, menghadapi kejutan kecil di sebuah apartement kecil juga, di kota Seattle

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gadis itu, muncul dari balik pintu bersama makanan manis di piring gadis itu bawakan. Aku buat sesuatu untuk perayaan kamu. Gadis itu menyeretnya ke dalam dapur sesudah dia meletakkan piringnya di meja tak jauh dari mereka. Biar aku cicipi dulu kue kamu, sahutnya dari wajah lelah yang terekam di video. "No, no! Nanti aja! Kamu harus ikut aku!" Lalu, di sanalah mereka berada. Kamera mengarah ke meja makanan.

Di meja sudah banyak aneka jenis makanan; ada daging kalkun saus kanberri, green bean casserole, pai labu, dan minuman wine., ia sampai ragu untuk menghabiskannya. Di tengah agaknya keterpanahan membubuhi wajahnya, sosok itu memeluknya dari samping. Kian mendekatkan sorot kamera ke wajahnya. "Kamu bisa menikmatinya bersamaku. Aku akan temenin kamu merayakan ini semua."

Skema pun beralih ke sorot lain. Ke momen indah lainnya. "Oke, bilang dulu aku mau joget, baru aku kasih." Ide jahil seketika muncul ke permukaan kepalanya. Ia senang sekali kalau sudah memandangi wajah ketus gadis itu. Bibir mengerucutnya begitu menggoda untuk dia kecup. Sayang saja, dia masih mau merekam sosok itu untuk menari.

"Janji ya, kamu bakal kasih brush-nya?" Kamera sesaat bergoyang naik-turun, semacam anggukan dari sosoknya di balik itu. Tibalah, gadis itu menari begitu indah. Deru napasnya mengencang dalam bara menghangatkan benaknya.

Seputih Kapas yang MengabuWhere stories live. Discover now