4

4 0 0
                                    

Ketika pulang kerja di malam hari, aku hendak masuk ke mobil kecilku yang rusak, namun seseorang mencekal pergelangan tangan saya.

Nada suara Ivan sangat buruk," Stella, mengapa kamu mempermalukan Vallen hari ini?!"

Aku tertegun dan berbalik untuk menatapnya, "Apakah kamu baik-baik saja?! Jika kamu sakit, obati sesegera mungkin!"

"Proposal itu tidak terlalu penting bagimu!" Dia mengusap rambutnya dengan kesal.

"Kamu masih akan memiliki banyak proposal seperti itu di masa depan, tetapi kesempatan ini sangat penting bagi Vallen, dia bisa dipromosikan menjadi pemimpin tim!"

"Mencuri barang orang lain untuk mendapatkan promosi jabatan?"

Melihat Ivan yang ada di hadapanku, aku hanya merasa sangat asing.

"Aku awalnya sudah mengatakan akan memberinya propsal dan ketika dia dipromosikan menjadi pemimpin tim, dia akan pergi memohon pamannya untuk mempertahan aku di perusahaan!"

Ivan mengerutkan kening dan menatapku dengan membawa ketidaksetujuan di wajahnya.

"Apa yang kamu ingin aku lakukan sekarang ?! Stella, kamu hanya seorang anak magang dan kamu tidak kekurangan proposal itu."

"Tolong bicarakan dengan manajer departemen dan mengatakan kamu hanya omong kosong, lalu kirimkan versi terakhirmu pada Vallen. Semua masalah masih bisa diselamatkan!"

Aku benar-benar terguncang dengan ketidaktahu maluan Ivan.

Aku tidak tahu dia adalah orang yang seperti itu sebelumnya. Baru hanya beberapa bulan saja, dapatkah seseorang benar-benar berubah dan tak bisa dikenali sama sekali?

Dengan kosong aku berkata, "Bagaimana denganku?"

"Apa yang harus aku lakukan?"

Ivan tertegun sejenak, lalu memalingkan wajahnya ke samping dan berkata dengan lembut, "Aku akan memberitahu Vallen untuk membiarkannya mempertahankan kamu."

Aku tertawa marah.

"Ivan, apakah kamu percaya dengan apa yang kamu katakan?"

"Pergilah sejauh yang kamu bisa. Jika kamu bebicara omong kosong lagi, aku akan pergi membuat keributan besar. Jadi meski Vallen dapat tetap di perusahaan, kamu juga akan mengemasi barang dan pergi!"

"Bagaimana kamu berubah menjadi seperti ini?" Ivan membuka matanya sedikit, "Kamu dulu sangat pengertian."

Aku merasa seperti akan muntah jika berbicara banyak dengannya lagi. Jika bukan karena ayahku tidak mengizinkan, aku akan pulang sekarang dan membiarkan dia mengusir pasangan bajingan ini!

Aku langsung menyalakan mobil, menginjak pedal gas dan bergegas pergi tanpa memandangnya sama sekali.

Ivan terhuyung-huyung dibuat olehku dan dia masih memanggilku dari belakang, "Stella! Stella, pikirkan lagi!"

...

Karena ucapan Ivan, aku merasa menjadi jijik dan suasana hatiku yang buruk berlanjut sampai hari berikutnya.

Aku sedang duduk di meja kerja untuk menyempurnakan proposal. Saat ini seorang rekan tiba-tiba berbisik kepadaku,"Stella, malam ini Vallen ingin mengundang semua orang dari departemen kami untuk makan malam, apakah kamu akan pergi?"

Sejak aku bertengkar dengan Vallen, hubungan kami benar-benar retak.

Dia menatapku seperti ingin mencabik-cabik dagingku, aku tidak tahu bagaimana ada seseorang yang bisa begitu tak tahu malu, mungkin karena dia dan Ivan sama-sama tidak tahu malu, jadi mereka bisa menjadi sekeluarga.

Semua orang pasti akan mencari orang lain yang sama seperti dia, ini memang benar.

Karena paman Vallen adalah manajer umum, jadi Vallen tidak terpengaruh sama sekali. Manajer departemen memberinya beberapa kesempatan dan tidak menyebutkan masalah ini lagi.

Bahkan Ivan juga diselamatkan.

Tapi aku tidak terlalu peduli. Karena ketika aku mengambil alih perusahaan, aku akan membereskan mereka, jadi saat ini membiarkan mereka terlebih dahulu.

Belum aku menjawab, Vallen datang ke kantor kami dan berkata dengan keras, "Aku akan mentraktir orang-orang di malam hari, Restoran makan Cahaya, semua orang harus memberi muka!"

Beberapa rekan bersedia menjilatnya dan memuji," Nona Vallen memang berbeda. Restoran makan Cahaya perlu ratusan per orang. Malam ini kami bisa bersenang-senang lagi!"

"Ya, ini karena ada Vallen, jika tidak kami mana rela untuk pergi kesana, kami pasti akan pergi."

...

Aku berbalik dan pura-pura tidak mendengar, tetapi Vallen berjalan ke arahku dengan sengaja.

Dia masih membawa LV yang diberikan Ivan padanya dan berjalan ke arahku dengan menunjukkan tas itu secara sadar atau tidak sengaja.

"Stella, apakah kamu akan pergi malam ini juga? Kami mungkin ada sedikit kesalahpaham sebelumnya, tapi bagaimana bisa ada kebencian yang mendalam di antara rekan kerja?"

Dia tersenyum padaku dan melirik rekan-rekan yang di samping.

"Itu benar," Rekan itu berkata, "Ikutlah, Vallen sudah mengundang kamu secara pribadi, jika kamu tidak pergi berarti kamu tidak memberi muka pada Vallen."

Melihat niat buruk yang tidak bisa disembunyikan di mata Vallen, dalam hatiku berpikir siapa yang ingin memberikan muka pada orang bodoh seperti kalian? !

Apakah kalian juga pantas?

Namun, suasana antara karyawan dasar PT Kairo Mentari sudah tidak terlalu baik, mereka semua masuk ke perusahaan lewat orang dalam, aku ingin melihat seperti apa mereka sebenarnya, jadi aku mengangguk dan berkata,"Oke, aku pasti akan pergi."

Ekspresi Vallen seperti tercekik dan setelah beberapa saat dia berkata sambil menggertakkan giginya, "Itu sangat bagus."

Ayahku Adalah Seorang DirekturWhere stories live. Discover now