"Aku benar tidak tahu, Kak. Yang aku tahu, Kak Hoon adalah donatur di panti asuhan tempat aku mengajar. Kalau aku tahu dia juga boss kita, mungkin aku tidak akan bersikap seperti orang bodoh.", jelas Sunoo.

"Kakak kira kamu tahu karena beberapa kali kamu bertanya dan sudah beberapa kali Kakak beritahu juga. Sepertinya kamu harus mulai menggunakan ponselmu dengan benar, Sun..."

"Arghhhhhh Kak Rina, bagaimana ini?!", panik Sunoo.

Sumpah demi apapun di semesta ini, seandainya Sunoo tahu Kak Hoon adalah bossnya, dia tidak akan bersikap terkesan kurang ajar. Tolong ingatkan Sunoo jika dia sering mengabaikan pesan dari Sunghoon. Sebentar ... jika Sunghoon adalah bossnya, artinya Sunghoon juga tahu jika dia adalah pegawainya?!

"AKKKKKKKKKHHHHHHHHHHHHH", teriak Sunoo yang secara tiba-tiba mengejutkan Karina yang sedang bergelut dengan barang-barang miliknya.

Dengan heran dan takut, Karina pun memberanikan diri mendekati Sunoo yang sudah berjongkok dengan menutup wajahnya. Adiknya ini ... tidak gila, kan?

"Hei ... Sun, kenapa?", ucap Karina sambil menyenggol pelan bahu Sunoo.

Masih dalam posisi menyedihkannya, Sunoo pun menggelengkan kepalanya berkali-kali. Karina kan jadi takut...

"Siapapun tolong sembunyikan aku, aku tidak berani bertemu boss.", racau Sunoo yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Karina. Ada-ada saja, ternyata hanya karena itu Sunoo berteriak secara tiba-tiba.

"Sudahlah, kamu kan tidak tahu. Ku rasa tidak masalah.", tenang Karina.

"Tetap saja, Kak. Banyak hal perihal Kak Hoon yang Kakak tidak mengerti. Semakin memikirkannya semakin membuatku ingin kabur. ARGHHHHHHHHHHHH.", racau Sunoo lagi.

Karina yang sudah lelah melihat sikap Sunoo pun akhirnya meninggalkan meja kasir cafe ini lalu mendatangi Winter dan Ryujin yang sedang menata meja dan kursi cafe. Ingatkan kalian jika evaluasi rutin ini mengharuskan semua shift pekerja hadir di pagi hari?

"Kenapa dengan Sunoo?", tanya Ryujin begitu melihat Karina mendatanginya.

"Tidak tahu, mungkin kerasukan. Biarkan saja dia.", ucap Karina dengan nada lelahnya.

Saat Sunoo masih terus menunduk serta bergumam perkataan konyol, Sunghoon yang sudah memperhatikannya pun hanya tertawa gemas melihat kelakuan orang yang dia suka ini.

Semua pegawai pun menatap Sunghoon dengan bingung, berbeda dengan Karina, pikirnya mungkin boss mereka sedang mempertanyakan apakah benar Sunoo kerasukan atau hal lainnya karena Sunoo beberapa kali meracau bahwa dia pernah bersikap tidak sopan pada boss mereka ini.

Masih dengan posisi berjongkok dan menutup wajahnya di bawah meja kasir, Sunoo merasakan bahwa ada yang beberapa kali menyentuh bahunya. Mungkin Kak Rina, pikirnya. Sunoo tidak perduli, dia terus menggumamkan kalimat 'tolong bawa aku kabur dari sini', membuatnya merasakan guncangan di bahunya semakin berguncang.

"Apa sih?!", kesal Sunoo lalu menatap orang yang menyentuh bahunya itu dengan wajah kesal namun apa dia dapat malah itu adalah bossnya sendiri. Kak Hoon, orang yang ingin dihindarinya saat ini.

Melihat Sunghoon dengan jarak yang begitu dekat membuat Sunoo berdiri secara tiba-tiba lalu menatap sekelilingnya, semua orang memperhatikan mereka. Sialan, Sunoo malu sekali.

Akhirnya dengan tidak sopannya, Sunoo berlari menuju gudang tempat loker pegawai lalu mengunci pintunya di sana. Sunghoon yang melihat itu pun hanya tertawa gemas, lucu sekali pikirnya.

Karina dan beberapa pegawai lain pun dibuat shock karena sikap Sunoo yang menurut mereka dengan tidak sopannya mengabaikan sosok boss yang mereka semua kagumi itu. Mereka pun lalu berdoa semoga Sunoo tidak dipecat karena Sunoo memberi warna pada cafe ini, tanpa Sunoo, cafe ini tidak semenarik itu.

Di sisi lain, di dalam gudang loker. Sunoo kembali merutuki kebodohannya. Dalam hati dia hanya berharap agar tidak dipecat mengingat sikap kurang ajarnya selama ini. Saat menenangkan diri di dalam gudang itu, Sunoo merasakan getaran pada ponselnya.

Itu Kak Hoon, sial sial sial seribu sial. Kenapa dia harus mengirim pesan di saat seperti ini. Sungguh, Sunoo sangat malu demi apapun yang ada di alam semesta ini.

Bagaimana Sunoo punya muka untuk bertemu kembali dengan Kak Hoon...

"Kenapa sih, dia harus mengirim pesan di saat seperti?!", kesal Sunoo sendiri sembari menatap layar ponselnya.

Sunghoon menanyakan perihal keadaannya, Sunghoon agak bingung melihat Sunoo yang meracau tidak jelas. Sunghoon juga menjelaskan bahwa dia tidak masalah dengan apapun sikap Sunoo jika itu yang terus dipikirkan oleh pemuda itu. Bahkan, Sunghoon mengajaknya untuk berbicara sebentar setelah restoran tutup.

"Bagaimana ini....", monolog Sunoo sendiri.

Sunoo bingung, mengiyakan ajakan Sunghoon atau menolaknya, tapi menolak pun juga tidak cukup kuat untuk menjadi alasan Sunoo kabur karena Kak Hoon pasti akan berkunjung ke panti. Bertemu di tempat kerja pun rasanya seperti bunuh diri. Harusnya, Sunoo cari tahu saja dulu....

Tinggg!!!!

Sunoo pun kembali menatap ke arah ponselnya, pesan Sunghoon masih dia abaikan tapi ini adalah pesan lain.

"Setidaknya, lakukan apapun yang bisa kamu lakukan sekarang. Jangan bergerak lambat atau kamu harus pulang. Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku, Sun."

Sunoo cukup lama terdiam lalu menghela napas dengan kasar begitu melihat isi pesan tersebut. Siapapun, tolong bawa Sunoo kabur....

Venice, Italy. [sunsun]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن