"Seluruh blackforest ini bersama dengan Forth yang beraroma kopi adalah milikmu, Beam." Kata Forth membuat Beam malu. Beam memukul kepalanya tapi mencium bibirnya.

"Jangan bicara kotor... Ayah dan ibu ada di sini..." kata Beam.

"Itulah keahlianku. Sekarang, kendalikan eranganmu.. Karena aku akan memuaskanmu." Dengan itu Forth mulai mempersiapkan Beam dengan hati-hati.

Dia selalu memuja Beam seolah-olah dia seorang bidadari, dan dia lebih mencintai Beam daripada dirinya sendiri.

Meskipun dia menjadi terangsang seiring berjalannya waktu, tapi dia memastikan bahwa Beam siap untuk menerimanya jadi dia perlahan-lahan memasukan jarinya satu-persatu dengan lembut agar lubang belakang Beam siap.

"Forth... Cukup.. Lakukan sekarang." Kata Beam.

Forth tersenyum dan mengangguk namun tetap melanjutkan aksinya. Ketika Forth yakin Beam sudah siap, dia perlahan memasukkan miliknya.

Beam meringis dan Forth berhenti...

Setelah beberapa menit, dia meluncur ke dalam lubang sempit Beam. Beam mengerang dan menutup matanya.

Forth beri waktu untuk menyesuaikan diri lalu perlahan mulai bergerak lagi.

"Ahhhh Forth.... Disana..."

Forth mencium kepalanya lagi dan menangkap bibirnya sambil menggendong Beam dan mulai memantulkannya keatas dan kebawah.

Dengan setiap pukulan dan dorongan, dia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Beam menjambak rambutnya dari belakang dan mencium seluruh jiwanya.

Kemudian mereka merasakan ekstasi.

"Aku mencintaimu dan hanya kau seorang..." Kata Forth.

Beam seperti biasa menyeka keringat di pelipisnya terlebih dahulu lalu memberikan kecupan penuh kasih di keningnya.

"Aku juga mencintaimu, Forth." Ucap Beam sambil tersenyum.

Forth menutup nafasnya lalu membalikkan Beam, kali ini dengan perutnya di atas kasur.

"Jangan berani-berani pingsan sebelum aku selesai." Kata Forth dan Beam tersenyum.

"Ya, Hazerku..." Dia terkekeh membuat Forth tersenyum penuh kasih

Mereka melanjutkan sampai fajar dan kemudian Forth membersihkan Beam setelah dia pingsan.

Forth, menutupinya dengan selimut dan membawanya ke dalam pelukannya.

"Kau adalah duniaku, Sayang." Kata Forth pada kecantikan tidur di pelukannya.

*****

Dean yang berdiri di depan Ayah Wayo tampak mengintimidasi.

"Jadi kau adalah bos mafia kotor itu." Kata Den.

"Siapa kau dan apa yang kau lakukan di properti pribadiku? Apa kau tahu aku bisa membuatmu ditangkap karena tuduhan masuk tanpa izin?" Kata Zed Panitchayasawad.

Den memelototinya tapi mengamati ruangan itu. Dia mengklik perangkat bluetoothnya.

"Anda bisa masuk, Tuan." Dia memanggil dengan sopan.

"Siapa yang kau panggil?" Tanya Zed lagi.

Tapi mereka beralih ke suara pintu. Di sana berdiri Jenderal Keamanan Nasional yang merupakan menteri pertahan..

Zed menggigil tapi segera menenangkan diri.

"Apa maumu? Kenapa kau di sini?" Dia bertanya sambil berdiri dari tempat duduknya.

Dean menarik kursi untuk Ronald.

"Terima kasih Den." Ucap Ronald dengan penuh wibawa, lalu menoleh ke arah Zed.

"Aku punya kesepakatan untukmu." Ucap Ronald.

"Kesepakatan apa?" Tanya Zed.

"Dimana anakmu?" Tanya Ronald karena Zed menyembunyikan putranya ke suatu tempat rahasia ketika dia mengetahui bahwa ayah Beam adalah Menteri Pertahanan.

"Kenapa kau menginginkan Anakku? Dia tidak melakukan apapun padamu..." Tanya Zed.

"Kau menyembunyikannya dari ketakutan David Jaturapoom. Tapi dia menyakiti Putraku juga."

"Anakmu?" Tanya Zed jadi bingung.

"Ya, anakku. Aku heran, kau adalah mafia klan Solarine, tapi tidak mengetahui siapa orang tua Beam. Apa kau pikir Beam hanyalah seorang anak laki-laki yang hidup tanpa orang tuanya karena dia mendapat beasiswa?" Tanya Ronald sambil menggertakkan gigi.

"Aku adalah ayahnya." Ucap Ronald sambil nyengir.

"Tapi bagaimana bisa..? Maksudku.. Kau... Kau.." Zed tergagap dengan informasi baru dan bisa membahayakannya.

"Diam!!" Teriak Ronald.

"Kau mendukung putramu seolah dia adalah malaikat, bahkan dengan melupakan kehidupan orang lain, privasinya, dan martabatnya. Beraninya kau menyakiti mereka haa... Hanya karena kau kuat, tidak berarti kau berhak menyakiti orang lain. Dan sayangnya, Beam adalah anakku satu-satunya." Ujar Ronald dengan manis tapi cukup membuat Zed merinding.

"Apa maumu?" Tanya Zed.

"Anakmu." Jawab Ronald langsung.

"Bagaimana jika aku tidak setuju?" Tanya Zed lagi.

"Dia menyakiti menantu laki-lakiku, jadi aku memiliki istri tercinta dan putri kecilmu. Tapi putramu, dia membuat Beam meneteskan banyak air mata jadi aku tidak akan puas dengan mereka... Jadi, aku ingin putramu yang berharga, yang bertingkah seperti lelaki jalang itu..."

Zed merasa seperti seseorang menarik tanah ke bawah kakinya.

"Bagaimana kau bisa... Dimana istriku dan putriku?" Tanya Zed dengan marah.

Dia mencoba menangkap kerah Ronald tapi Dean menghentikannya.

"Bicara dari sana!" Desis Dean.

"Kau punya waktu sampai malam ini.. Lebih tepatnya empat jam. Setuju atau tidak terserah kau, tapi aku akan membuat putramu berlutut sebelum MALAM. Aku berjanji pada anakku..." Ucap Ronald.

"Dan ya... Jika kau menyukai game murah, ingatlah bahwa klan Solarine berada di bawah kendaliku mulai sekarang. Tanyakan tangan kanan mu untuk informasi lebih lanjut. Keputusan ada di tangan mu... Apa kau akan datang sendiri bersama putra mu atau kau ingin meminta bantuanku. Dean sudah mulai bosan dan dia akan lebih senang jika mengambil anakmu yang lucu tapi menyebalkan itu di bawahnya." Ucap Ronald lalu pergi.

Den tidak mengatakan apa-apa tapi auranya cukup untuk menakuti Zed.

.

.

.


DATING THE COLD HEAD HAZER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang