"Umm bisakah kita pesan Ramen juga?" Tanya Beam dengan mulut penuh makanan.

Forth mengangguk dan berdiri untuk memesan Ramen tapi Bethy mengetuk teleponnya untuk menarik perhatian mereka.

"Aku akan mengambilkannya untuk P'Beam P'Forth." Ucap Bethy dengan senyum manis di wajahnya.

"Umhhh..."

"Siapa dia?" Tanya Beam pada Forth tentang gadis itu.

Yang dia tahu, Forth tidak mengizinkan gadis mana pun atau bahkan siapa pun untuk duduk di meja hazer. Meja Hazer hanya diperuntukkan bagi Hazer, partner dan temannya.

"Dia junior tahun pertama." Jawaban Forth.

"Oke, tapi kenapa dia ada di sini?" Tanya Beam dengan nada sedikit cemburu.

"Dia adalah juniorku. Pagi ini ketika dia sedang menuju ke kampus, beberapa mahasiswa dari universitas lain mengganggunya. Aku kebetulan sedang berada di jalan ketika melihat mereka merampas tasnya. Dan suamimu menjatuhkan mereka sekaligus." Kata Forth sambil menyeringai.

Beam memegang tangannya dan menariknya ke mulutnya.

"Benarkah...?" Tanya Beam.

Forth tersenyum. Beam menggigit ujung telapak tangannya.

"Aauchh.." Forth mendesis.

"Sombong." kata Beam.

Forth tertawa dan membuat junior disekitarnya terkesiap.

"Kau kejam sayang."

"Siapa yang memulainya haa?" Jawab Beam.

Forth tersenyum dan menundukkan kepalanya.

"Awww Suamiku, bagaimana jika aku menghadiahimu karena menyelamatkan seorang gadis hari ini?" Bisikan Beam di telinganya.

Telinga forth menjadi merah.

"Hais... siapa yang akan mengatakan bahwa kau adalah head hazer yang menakutkan?" Godaan kecil mereka disela lagi oleh Bethy.

"Ini, ramen P'Beam-mu." Dia berkata dengan mata memujanya.

"Terima kasih Nong."

"Dengan senang hati Phi." Dia menjawab dengan suara manis.

"Em.. tapi apa isi tas yang kau lindungi sampai kau terluka?" Tanya Beam kali ini.

"Ammm.. P'Forth P'Beam... Jika aku bilang aku mencintai kalian berdua sebagai saudara lelakiku.. Apa kalian keberatan? Dia bertanya.

Forth menjadi tenang namun Beam menggosok lengannya.

"Harimau lemah." Seru Beam.

"Tidak, Nong. Aku akan senang jika mempunyai adik perempuan dan P'Forthmu juga." Jawab Beam.

Dia tersenyum.

"Ini... Ini Diaryku yang mulai kutulis saat aku melihatmu di SMA-ku. Aku mulai menguntit kalian dan aku berharap Tuhan mempersatukan kalian. Ketika aku masuk di fakultas ini aku jadi lebih mengenal kalian. Saat aku melihat P'Forth dan kau di tanah saat P'Forth berlari, aku langsung tahu bahwa Tuhan telah memberkatiku dan mengabulkan keinginanku. Ini Diaryku untukmu. Para pengganggu itu mencoba merebut buku harianku. Mereka meminta untuk berhenti memuja kalian karena aku telah mencemari masyarakat mereka. Ini adalah tuduhan mereka terhadapku." Dia berkata dengan mata berkaca-kaca.

Beam melihat Forth dan Forth langsung menekan kepalanya. Dia tahu apa yang diinginkan Beam.

"Kau tidak usah khawatir. Anak-anak akan melindungimu sekarang dan seterusnya." Jawab Forth.

Beam tersenyum dan berbicara.

"Bolehkah aku melihat Buku Harian itu."

Bethy kembali tersenyum dan terus mengangguk.

"Tentu saja, P'Beam. Ini dia..."

Beam terkejut melihat foto-foto nya yang bahkan dia tidak tahu...Begitupun foro Forth saat di fakultasnya dan foto mereka bersama.

"Terima kasih telah mencintai kami Nong." kata Beam. Dia melihat ke arah Forth sebelum menjawab. Forth mengangguk setuju.

"Aku juga berterima kasih padamu, P'Beam." Dia berkata dengan wajah memerah.

****

"Wayo bertemu dengan Queen hari ini."

Sebuah pesan muncul di telepon Forth.

****

Beam dan Forth berpelukan di tempat tidur setelah sesi panas mereka. Forth ingin berbicara soal Beam yang bertemu dengan Wayo tapi Beam terlalu memikat di ranjang.

Forth berpikir untuk menundanya sampai pagi dan mulai menghisap tengkuk pucat yang sudah dipenuhi bekas gigitan cinta.

Keesokan paginya mereka sedang sarapan yang dibuat oleh Forth. Beam sedang sibuk menyiapkan makan siang untuk Forth dan teman-teman hazernya karena mereka sedang melakukan aktivitas tambahan.

Dia tidak ingin suaminya mati dalam keadaan marah atau merengut pada juniornya yang malang karena kelaparan.

"Ini berikan ini pada Nong Bethy. Aku bersyukur dia mendoakan kita di masa lalunya." Ucap Beam pada Forth.

"Sayang..."

Beam berbalik karena mendengar kata-kata sayang dari Forth selalu seperti menggelitik di telinganya.

"Ya sayang?" Jawab Beam sambil tersenyum.

"Apa bajingan itu bertemu denganmu kemarin?" Tanya Forth, menggendong Beam sambil melingkari lengan di pinggang bawahnya. Beam menyandarkan kepalanya di dadanya yang kuat dan kokoh. Beam mengangguk disana.

Forth mengatupkan rahangnya.

"Aku akan menangani bajingan itu."

Beam menatap matanya.

"Apa kau menyuruh orang untuk menjagaku?" Tanya Beam perlahan sambil memikirkan orang-orang berhoodie itu.

Forth mengangguk.

"Jangan larang aku sayang. Ini untuk ketenanganku." Kata Forth karena dia tahu Beam tidak suka diperlakukan sebagai orang yang rapuh.

Beam menarik sedikit kaos putihnya dari leher dan mencium dada kirinya.

"Jangan khawatir. Kali ini aku akan melindungi hatimu." Ucap Beam mengecup dada tempat jantungnya berdetak berirama.

***

.

.


DATING THE COLD HEAD HAZER [END]Where stories live. Discover now