4

29 3 2
                                    

Ini pengalaman pertama Vin bertemu dengan teman-teman milik Zahard dan Yurin meski ia cukup mengetahui Po Bidau Gustang karena ia berkencan dengan salah seorang temannya dan Zahard, Blossom. Bertemu dengan Lo Po Bia jelas bukan pengalaman yang dapat diterima oleh Vin dengan betapa kentalnya aura ketidaknyamanan yang diberikan oleh Gustang dan Lo Po Bia.

Zahard di sebelahnya menyesap minuman manisnya tak memerdulikan aura kental permusuhan kedua temannya dan sungguh hal tersebut membuat Vin menjadi tidak nyaman. Lingkar pertemanannya bersama Yurin dan Zahard rasanya tidak semenakutkan ini. Mungkin berhubung bagaimana Arlene ada di sana sebagai penengah.

Beberapa kali Vin menatap manik hijau milik Lo Po Bia memandangnya. Memang benar ini pertemuan pertama mereka, berbeda dengan Gustang yang pernah beberapa kali ikut Zahard, Vin, dan Yurin duduk bersama ketika Blossom mengenalkan Gustang sebagai kekasihnya setelah permusuhan yang  telah mereka bangun sedari keduanya masih muda.

Gustang dan Blossom rival karena keduanya pernah beberapa kali saling hadap di kompetisi musik sedari keduanya masih belia. Bahkan sebelum Vin dan Arlene mengenal Blossom permusuhan itu telah ada sehingga cukup mengejutkan bagaimana hubungan benci keduanya berakhir menjadi pelabuhan cinta yang meski menurut Vin penuh dengan perbedaan itu.

Zahard menyerahkan sepotong makanan manis kepada Vin yang dengan bersumpah demi dewa manapun Vin melihat bagaimana manik hijau itu memandangnya tajam. Ini hanya kebiasaan yang tanpa sadar ketiganya tanam dalam pertemanan mereka. Terutama ketika Arlene dan Vin tidak memiliki batasan nyata sebagai orang yang telah mengaku sebagai saudara.

"V, ini Lo Po Bia Traumerei, dia yang ingin aku perkenalkan. Gustang di sini hanya menemani Traumerei," ujar Zahard memecahkan keheningan kelompok itu. "Traumerei, ini Vin dia temanku sedari sekolah menengah."

"Salam kenal," ujar Vin sembari menyodorkan tangan untuk berjabat yang dibalas lirikan sekilas sebelum menyambut tangan Vin.

Traumerei mengangguk kecil dengan wajah malasnya. "Salam kenal, Vin. Bila aku tidak salah ingat kau adalah orang yang diatur Yurin dengan Eduan, bukan?"

Vin mengangguk sekilas setelah melepaskan genggaman mereka. Gustang di seberang Vin melirik Lo Po Bia dengan pandangan datar. Sungguh bila mereka tidak dapat menolerir masing-masing mengapa bahkan Zahard menganggap alasan yang baik membawa keduanya di pertemuan ini.

"Jujur saja, aku tidak mengerti dengan ide gila Yurin, tetapi melihat kau sama buruknya dengan Eduan aku bisa menganggap wajar mengapa kau dianggap cocok dengannya," ujar Gustang dengan nada monotonnya yang datar.

Vin bersungguh-sungguh ketika mengharapkan setidaknya salah satu dari Arlene, Hana, maupun Blossom berada di sini untuk menghentikan ucapan pedas Gustang. Meski Vin mengakuinya sebagai Gustang hubungan keduanya tidak pernah diakui baik.

"Itu cukup kasar untuk diucapkan, Gustang." Zahard menatap tajam ke arah Gustang.

Baiklah, Vin sekarang menganggap tidak ada salahnya melarikan diri dari meja ini dengan bagaimana kelompok di meja ini jelas tidak saling menyukai. Dari pandangan sekilas Vin menganggap Lo Po Bia tidak terlalu menyukai Gustang dan Zahard jelas tidak menyukai tingkah Gustang yang tidak baik pada temannya.

Gustang mengangkat kedua tangannya seakan memberi tanda menyerah. Meminum gelas kopi hitamnya yang kemudian menyandarkan tubuhnya ke belakang. "Baiklah."

"Ya meski aku tidak mengenalmu, aku juga ingin mengetahui mengapa Yurin ingin bermain perjodohan ini dengan membuat kau dan Eduan berkencan. Kau jelas tidak bisa menenangkannya."

Vin melirik sekilas ke pepohonan tak jauh dari mereka ikut merenung mempertanyakan permainan Yurin. Vin tidak asing dengan bagaimana Yurin dengan seenak jidat menjodohkannya. Khun bukan kasus pertama bagi Vin dan mungkin pun bukan kasus terakhir. Hanya saja, Vin juga ragu mengapa.

Bila Yurin hanya ingin membuat temannya dan Zahard menjadi akur dengannya, Blossom hadir. Blossom telah berkencan dengan Gustang meski keduanya jarang melibatkan diri dalam lingkup pertemanannya dan hanya duduk sesekali. Blossom sendiri tidak pernah repot mengajak Gustang memang ketika mereka bermain bersama.

Dan menurut Vin hal serupa jelas akan terjadi pula dalam kasus Vin dan Khun bila mereka benar akan terus melanjutkan perjodohan bodoh yang diatur oleh Yurin ini. Khun terlalu kartu liar bagi Vin yang berkutat hanya disekitar keluarga dan teman-temannya yang tidak banyak meski ia mencintai interaksinya dengan orang lain.

"Aku ..." Vin menatap Lo Po Bia dengan pandangan bingungnya. "Aku juga tidak mengerti," ujar Vin dengan berbisik. "Tetapi sejujurnya aku penasaran dengan dia."

Gustang hanya memandang Vin bosan. "Kau dan Arlene selalu penasaran dengan sesuatu di luar dunia kalian."

Vin tak dapat mengelak. Sebagai anak yang dibesarkan di panti asuhan yang cukup ketat dan tak pernah memiliki kenyamanan menjadi salah seorang beruntung yang dibawa oleh keluarga dan selalu mendambakan keluarga. Arlene dan Vin selalu merasa penasaran dengan orang-orang di luar lingkup mereka.

Begitulah keduanya berteman dengan Zahard. Begitu akhirnya Arlene terikat dengan gadis Yeon tersebut. Begitu pula akhirnya Arlene dan Vin menerima Yurin dan Blossom dari dunia yang jauh berbeda dari keduanya. Mereka hanya terlalu terpesona dengan perbedaan tiap orang.

Mungkin benar adanya bahwa Khun berbeda dengan dunia yang selama ini dilihat oleh Vin. Dunia yang diperlihatkan oleh Zahard adalah perkembangan dari bagaimana ia membangkang hingga berdiri dengan kedua kakinya. Dunia penuh cinta persaudaraan yang diberikan oleh Arlene. Dunia penuh dengan tantangan yang ditunjukkan oleh Yurin. Serta ketika kesibukkan menuntut, Hana dan Blossom mengajarkan untuk bersantai.

Dalam dunia Vin ketahui, tak pernah ada misteri yang diberikan oleh Khun. Tak pernah ada rasa penasaran yang menggebu-gebu dari kenakalan yang tak lekang dan dorongan tersembunyi mengapa ia ingin mencoba dengan Vin. Apakah Khun hanya penasaran dengan pria? Mencoba hal baru? Tantangan baru? Vin pun tak mengetahui.

"Mungkin kau benar, Gustang, tetapi dunia penuh keindahan dengan banyak hal baru, bukan?"

Lo Po Bia memandangnya dengan datar sebelum mengangguk singkat. "Kau boleh memanggilku Traumerei. Apa kau ingin bermain catur denganku?"

Vin bingung dengan ajakan yang tiba-tiba diberikan oleh Lo Po Bia. Memandang Zahard yang mengangguk kecil. Vin menyetujui. Mungkin ini awal yang diinginkan Yurin. Bisa pula tidak.

MatchmakerOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz