"Aku sudah bilang bahwa aku baik-baik saja, ahjumma. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu." Kata Lalisa lalu wanita itupun mengangguk.

"N-ne, sekali lagi aku minta maaf."

Lalisa hanya mengangguk.

"Lain kali, tolong hati-hati dengan pekerjaanmu, ahjumma." Ujar Jisoo mengingatkan.

"Ne, Arasseumnida, Ms." Ucap wanita itu dengan sopannya.

Lalisa memegang lengan Jisoo. "Gwenchana, eonnie. aku baik-baik saja." Bisik Lalisa yang di angguki oleh Jisoo, keduanyapun melanjutkan langkahnya menuju lift.

"Apa kau tidak bisa marah, Lalisa?" Tanya Kim Jisoo ketika keduanya sudah berada di dalam lift khusus aktris atau aktor, di dalamnya hanya ada Lalisa karena hampir semua dari mereka berada di lokasi shooting, namun untuk Lalisa, dia mendapatkan panggilan ke perusahaan hari ini.

Mendapat pertanyaan itu, Lalisa hanya terkekeh dan melepaskan kacamata bening yang bertengger di matanya, dia memasukannya ke dalam tas kecilnya. "Apa yang perlu di marahi? Aku bahkan tidak apa-apa." Jawab Lalisa dan Jisoo hanya menghembuskan napasnya samar lalu menggelengkan kepalanya.

"Mendiang eomma dan appa mu pasti akan bangga melihatmu seperti ini." Ucap Jisoo yang hanya di senyumi oleh Lalisa.

"By the way, apa kau sudah tahu kenapa Presiden memanggilku kesini, eonnie?" Tanya Lalisa penasaran.

"Dia akan menyuruhmu untuk menggantikan Irene di pemotretan Celine nya." Ucap Jisoo yang membuat Lalisa menyeringit.

"Maksudmu?"

Ting.

Pintu lift sudah terbuka di lantai empat belas yang berada di paling atas yang mereka tuju, keduanyapun keluar bersamaan.

"Hmm, nanti kau juga akan tahu, aku akan menunggu di ruanganmu, kau masuklah ke ruangan Presiden." Ujar Jisoo yang di angguki oleh Lalisa, akhirnya merekapun berpisah dan Lalisa melanjutkan langkahnya menuju ruang CEO berada.

Knock knock

Dia mengetuk dengan sopan, memastikan bahwa CEO nya memang berada di dalam.

"Ne, masuklah." CEO nya telah menjawab dari dalam ruangannya, mempersilahkan Lalisa untuk masuk dan Lalisa membuka pintunya, CEO nya pun sudah berada di sofa single nya untuk menunggu kedatangan Lalisa.

"Annyeonghaseo, Presiden Kim." Sapa Lalisa membungkuk.

Pria paruh baya yang memiliki tubuh tinggi tegap itupun berdiri merapihkan jas hitamnya. "Annyeong, Lalisa. Duduklah." Ucapnya dan Lalisa segera duduk di sofa panjang berwarna hitam itu yang di susul oleh CEO nya yang juga duduk kembali di sofa singlenya, pria itu berdeham. "Apa kau sudah mendengarnya dari Jisoo, kenapa aku memanggilmu kemari?" Lanjutnya bertanya.

Lalisa mengangguk. "Hanya sebagian, Presiden." Kata Lalisa yang mengenggam jari-jari tangannya sendiri, sementara pria itu menyender pada sofanya dan membenarkan kacamata yang berada di matanya.

"Jadi kemarin malam, Bae Joohyun terkena skandal, dia terciduk tengah berciuman di dalam mobilnya di tepi sungai han." Ucap Presiden Kim dengan raut wajah yang kecewa, sementara Lalisa terbelalak.

"Jadi.. Irene eonnie sudah memiliki kekasih?"

"Hmm, dan tahukah kau yang membuatku memberinya hukuman? Seseorang yang berciuman dengannya itu juga seorang perempuan."

THE ARTIST (GXG) JENLISAWhere stories live. Discover now