10. Black Heaven

822 106 9
                                    


Malam harinya Apo pulang dengan keadaan lesu. Seluruh tubuhnya kini terasa sakit terlebih pada bagian perut yang terdapat memar, sudah lama sejak Apo pensiun dari dunia bela diri membuat tubuhnya sedikit agak ringkih sekarang.

Apo melangkah menuju dapur berniat untuk mengambil sekotak susu favoritenya, namun tubuhnya dibuat mematung saat ia membuka pintu kulkas tersebut. Sial darimana datangnya semua sayuran, buah dan daging ini?

"Apa-apaan? Kemana perginya nugget dan soda ku?!" Pekik Apo kesal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa-apaan? Kemana perginya nugget dan soda ku?!" Pekik Apo kesal.

Apo berjongkok didepan kulkas tersebut, tangannya begitu lincah mencari nugget yang semula berada didalam sana. Namun hasilnya nihil, Apo bahkan tidak melihat tanda-tanda keberadaan nugget tercintanya didalam kulkas.

"Sial. Si brengsek Mile— Ck." Apo bersungut kesal. Kemudian tangannya menyambar kotak susu yang semula ingin dia minum, wajahnya begitu masam melihat isi kulkas yang menurutnya sangat mengerikan ini.

Brug!!

Apo menutup pintu kulkas itu dengan kasar. Kemudian ia merebahkan diri di sofa seraya memejamkan mata, hari ini benar-benar melelahkan. Bahkan Apo harus mengatur rasa traumanya didepan umum setelah pertemuannya dengan Shena, ingin rasanya Apo menghilang dan tidak berhubungan lagi dengan orang-orang tersebut namun Apo rasa itu tidak fair untuknya.

Masa lalunya kini berputar bak kaset rusak. Apo menutup kedua matanya dengan sebelah lengan, lelehan air mata kemudian mengucur sedikit demi sedikit, sampai rasa sesak kian menghampiri pria berperawakan kurus itu.

"Apa jalan yang kupilih ini benar?" Gumamnya pada diri sendiri ditengah kesunyian apartemen.

Apo menghela nafas dalam guna menetralkan segala perasaan negatifnya. Lalu ia berbalik badan menghadap sandaran sofa berniat untuk memejamkan mata barang sejenak. Persetan, kakinya saat ini begitu malas untuk melangkah kearah kamar.

Drrttt... Drrrttt

Decakan kesal terdengar bersamaan dengan getaran ponsel diatas meja. Dengan malas Apo meraih ponselnya tersebut lalu menegakkan badan saat nama James tertera jelas dilayar ponsel itu.

"Halo? Ada apa, James?" Tanya Apo tanpa basa-basi.

"...."

"Ye?? Malam ini?" Apo mengernyitkan dahinya bingung, tak lama kemudian ia menghela nafas lelah sembari memijit pelipisnya dengan pelan. "Baiklah. Kita bertemu disana, James."

Sambungan telepon itu terputus begitu saja. Apo pun membawa tubuhnya bangkit memasuki kamar untuk berganti baju, malam ini Apo dan James akan melakukan penyelidikan di sebuah Club ternama, yakni Club Black Heaven. Sebenarnya tubuh Apo masih terasa lelah, namun ia tidak setega itu untuk membiarkan James melakukan penyelidikan seorang diri.

Tak membutuhkan waktu yang lama, Apo pun kini bergegas melajukan mobilnya menuju titik lokasi. Saat ini waktu menunjukkan pukul 11 malam, dan suasana di kawasan Club terlihat begitu ramai.

VENDETTA Where stories live. Discover now