27. Masih perkara kebohongan.

Start from the beginning
                                    

Dia berjalan ke kursi yang ada di depan kontrakan kembali duduk di sana menunggu Kaluna keluar.



***


Luna menatap malas ke arah tiga cabe-cabean yang berdiri di pintu kamar.

"Apalagi? Gue nggak akan bukain pintu!" ketiga kalinya Luna berucap seperti itu, tiga cewe berdaster itu terus saja bertanya apa Luna nggak akan bukain pintu buat Jan yang udah diem di luar selama dua jam.

Luna makan sosis sesekali nyuapin sosis buat meong Janu.

"Beneran nggak akan bukain? Udah jam 11 Lun."

Luna menggeleng tipis, "Stop ini giliran gue ya Janu." Luna jauhin muka Janu dari sosis miliknya.

Yasmin masuk ke dalam kamar Luna diikuti Lia Danilla. Luna mencebik pantes mereka terus nanya ini itu rupanya sudah disogok banyak makanan sama Jan, Danilla simpan satu kantong kresek besar Indomaret yang isinya cemilan.

"Ngapain masuk kamar gue?"

"Ikut nongkrong di sini."

"Keluar, kalian tau gue nggak gampang dibujuk." Usir Luna.

"Nggak ada yang mau bujuk lo tuh." Kata Yasmin nyalain televisi.

"Berapa banyak yang Jan kasih sampe kalian mau bantuin dia?"

Danila makan rumput laut jawab, "Banyak banget, masing-masing dapet satu kresek cemilan, terus banyak makanan enak yang masih diangetin sama Idan sebagian, nanti dia bawa ke sini." Katanya dengan jujur.

Tadi Jannar pergi sebentar, Luna juga diem-diem ngintip dari jendela sambil dengus kesel katanya mau nunggu tapi baru berapa jam nunggu Jan udah pergi aja. Luna marah tanpa tau sebenarnya Jan nggak pulang, pria itu beli banyak makanan untuk Luna dan teman-temannya. Beli juga jajanan pinggir jalan kesukaan Luna.

Idan yang nggak tau lagi ada drama janluna nerima semua pemberian Jan dengan perasaan senang.

"Mas Jan nggak ada nyogok kita— maksudnya bukan nyogok minta bantu bujuk lo biar mau ngomong sama dia, dia ngasih kita makanan biar nemenin lo makan juga, kita disuruh beliau nemenin lo di sini, denger kesedihan lo." Cerocos Yasmin.

"Buset beliau banget, Yas."

Setelah marahin temennya gadis itu pergi ke dalam kamar dan nggak keluar lagi jadi Danilla dkk inisiatif nyamperin Luna.

"Masalah apalagi kali ini?" Tanya Lia ikut ngusapin Janu.

"Dia bohongin gue lagi, bilangnya tante Jane masuk rumah sakit padahal tante baik-baik aja, malah tante Jane ngajak gue makan siang bareng tadi." Jujur Luna sakit hati sekarang, dia dibohongin lagi.

"Mana tadi dia keliatan panik banget, apa yang bikin dia sepanik itu sampe bohongin gue, sampe bawa nama tante Jane yang padahal baik-baik aja." Luna terdengar sedih, dia seperti mengadu pada teman-temannya.

Luna mulai berburuk sangka.

"Lo tenang dulu, sabar, jangan langsung mikir aneh-aneh—." Ucapan Lia dipotong Luna.

"Nggak bisa gue nggak bisa sabar, dari awal gue selalu percaya dia taunya dia pembohong, terus bohongin gue. Kemaren masalah Alya gue maafin dia dengan mudah, nggak ada seminggu tuh dia udah bohong lagi mana sekarang pake bawa tante Jane!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 24, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sugar, please! (Jeno - Karina)Where stories live. Discover now