Take It Slow (Ricky)

Start from the beginning
                                    

"Eh- tidak. Hanya saja... Mu taukan, sebagian pasangan ada yang memakai hitam dan satu lagi putih..."

"Hmm... Kita sama-sama suka warna hitam, tapi putih terlihat bagus"

"Bagaimana kalau kita coba saja dulu? Lalu putuskan setelahnya" usul Gunwook.

Mereka mencoba dua warna tersebut. Saat keduanya memakai warna hitam, mereka merasa seperti saat mereka bekerja biasanya, tidak terlalu berkesan.
Akhirnya mereka mencoba warna putih
Ricky keluar dari ruang pas terlebih dahulu, menunggu Gunwook keluar sembari merapikan lengannya.

"Hei, bagaimana? Ku rasa putih lebih baik" ucap Gunwook keluar dari ruang pas, berjalan ke arah Ricky yang tengah menghadap cermin.

Ricky melihat pantulan Gunwook di cermin.
'oh-'

Ricky memutar badannya menghadap Gunwook.
"Baiklah, yang ini saja kan?" Tanya Ricky.
Tetapi Gunwook tidak langsung menjawab, tangan Gunwook bergerak ke atas kepala Ricky, merapikan sedikit rambut Ricky. Sambil menjawab "hm, ini saja. Aku baru sadar bahumu sangat lebar, jas ini menonjolkannya. Its look so fine on you". Setelahnya tangan Gunwook turun dan tersenyum. Memanggil petugas untuk memesan, sementara Ricky terdiam menatap punggung Gunwook.

















Hari H tiba.
Hari sakral yang tak Ricky sangka terjadi juga didalam hidupnya.
Ricky baru saja selesai di make up. Orang tua Gunwook datang kepadanya.
"Kami ingin berbicara padamu, orang tua mu juga ke Gunwook" ucap Ayah Gunwook.

Ricky tegak menghadap pada dua orang tau didepannya yang tak lama lagi akan menjadi mertuanya.
"Nak, tolong saling menjaga ya, jadilah sandaran satu sama lain. Ibu tau, ini tak mudah, terlebih kalian dijodohkan. Kalau ada masalah, saling dibicarakan."

"Gunwook.... Dia terkadang memendam apa yang ada dihatinya, jika dirasa itu akan menyakiti orang lain. Jadi ibu tidak tau pasti apakah dia benar-benar baik dengan putusan ini. Sejauh yang Ibu lihat, selama persiapan ini, dia terlihat bahagia. But, if you two feel didn't make it, tell us okay? Karna kami ingin kalian bahagia, lebih baik lagi kalian berhagia bersama" ujar Ibu Gunwook halus sembari mengusap bahu Ricky lembut.

Ricky tersenyum. "Terimakasih bu"

Ricky berjalan ke pintu besar, pintu yang akan mengantarkannya pada tempat janji suci. Di arah yang berlawanan, Gunwook pun berjalan ke tujuan yang sama dengan Ricky.
Ricky tak tahu, tapi ia merasa Gunwook terlihat lebih bersinar hari ini, dengan jas putih, rambut hitam coma hairstyle. Bunga lily putih disampirkan disaku dada, berbeda dengan Ricky yang memakai bunga mawar putih.

Kini mereka berdiri bersampingan. Melingkarkan lengan satu sama lain.
Ricky mengambil napas, dan menghembuskannya, seketika Ricky merasa gugup. Tapi tak hanya Ricky yang gugup sepertinya, karna Gunwook sedikit menarik lingkaran lengan mereka, menggigit bibir bawahnya.
"Gunwook"

"Y-ya?" Gunwook melihat ke Ricky.

"Jangan gigit bibirmu, nanti luka"

"Ah, maaf"

Ricky menarik lingkaran tangan mereka, "wook, kita bersama" ucap Ricky tersenyum, berusaha mengurangi gugup Gunwook, dan juga rasa gugupnya sendiri.
Mereka saling menatap, dan tersenyum, lalu menghadap ke pintu besar didepan mereka, siap melangkah menuju janji suci.










.









Dibawah langit malam penuh bintang, duduk berdekatan dengan selimut yang menyelimuti kedua insan yang menikmati hamparan laut didepan mereka.

Ricky teringat, semua yang ia lalui sejak ia bertemu seseorang disampingnya, yang kini telah berstatus sebagai pasangan hidupnya.

Ia menatap mata Gunwook yang berkilau, menatap pada laut dan bintang-bintang, kilau bintang memantul pada mata Gunwook. Senyum terpatri dibibir Gunwook, sangat manis dimata Ricky.

Ricky tak tahu sejak kapan pastinya rasa itu muncul. Yang Ricky tahu, rasa itu perlahan semakin jelas, perlahan mendalam. Yang Ricky tahu, ia ingin membuat orang disampingnya ini terus tersenyum bersamanya. Ia ingin menghabiskan hidupnya bersama orang disampingnya, dalam fase apapun itu.

Ricky menggenggam tangan Gunwook, mengalihkan pandangannya kembali pada hamparan laut.
Gunwook yang merasakan tangannya digenggam, melihat ke arah Ricky yang tersenyum begitu lembut, mata sayu.

Indah.
Itu yang Gunwook pikirkan.
Gunwook tak menyesal mengenal Ricky. Ia jatuh, perlahan-lahan jatuh pada orang disampingnya.
Gunwook mengeratkan genggaman mereka, menyandarkan kepalanya pada bahu Ricky.

Gunwook ingin menikmati hidupnya bersama Ricky, perlahan, ia tak ingin waktu berjalan begitu cepat.

- End


























Hy! Cerita pertama dengan pair Gunwook dengan Ricky. (Gak nyangka sih bakal pair ini duluan).

Hehe, maaf kalau dirasa kurang srek atau kurang enak. Maaf juga kalau ada typo.
Udah lama banget gak ngetik cerita, jadi gaya ceritaku juga gak ingat hehe.
Tapi aku harap, semoga kalian bisa menikmatinya.
Oh ya, posisi, silahkan imajinasi sendiri yaaa hehehehe.....

Byebye, see you again in the next story!♡

Ryn.

Thinking About You [Park Gunwook]Where stories live. Discover now