District 8269 : 14

178 44 7
                                    

Wilayah Utara-yang tidak di ketahui (Distrik 4/Distrik 8269), beberapa tahun yang lalu.

Sebelum Distrik 4 memiliki namanya, ada sebuah wilayah di pelosok utara yang terpencil. Mereka adalah tempat buangan dimana orang-orang miskin berkeliaran. Perbudakan, perkelahian, kelaparan adalah hal yang sangat lumrah di wilayah itu. Bahkan termasuk dengan kematian. Bau busuk dari mayat orang-orang yang mati kelaparan ada dimana-mana. Tubuh mereka sebagian dimakan kumpulan burung pemakan bangkai, dan tak sedikit dihingapi lalat. Itu bukan rumah bagi semua orang, tapi tempat terakhir untuk menanti kematian atas ketidakadilan dunia yang sangat kejam.

Ribuan bintang bersinar terang di gelapnya malam yang dingin. Cahayanya bersinar terang, seolah tak mau kalah dengan penguasa malam--sang bulan. Angin berhembus kencang, meniup halus kaki-kaki telanjang dan kotor yang sedang tertidur pulas. Mereka yang mengigil menaikan kaki mereka pada kain jerami yang menusuk.

"Yeonjun, aku kedinginan..." ucap perempuan berbadan kecil itu.

Yeonjun kecil segera duduk, "Hana, tunggu sebentar. Aku akan segera mencari selimut agar kau bisa tidur dengan nyenyak. Berjanjilah jangan melewati pagar pembatas." Lalu dia beranjak, meninggalkan adiknya yang terbaring di atas tikar yang sudah berlubang. Melewati daerah yang ia larang untuk Hana lewati.

Entah apa alasan mereka hingga harus berada di sini. Namun yang pasti, keduanya enggan kembali ke tempat yang semua orang bilang dengan sebutan 'rumah' itu lagi.

Yeonjun dan Hana adalah saudara kandung yang berbeda kasta. Itu karena perkawinan silang antara orang tuanya, sehingga mereka memiliki darah campuran yang sangat hina. Hana merupakan gadis berdarah vampir--keturunan ibunya, sementara Yeonjun adalah serigala--diturunkan ayahnya. Meski begitu, Yeonjun bukanlah murni manusia serigala. Sebab ibunya pun keturunan campuran antara manusia-vampir, dan lewat ibunya itulah darah manusia mengalir di nadinya.

Setelah sekian lama menunggu Yeonjun kembali, Hana merasa kesepian. Gadis kecil itu memutuskan untuk berjalan mendekati daerah yang dilarang Yeonjun. Langkahnya terpatah-patah memasuki gerbang besar berkarat itu. Dia mencari keberadaan kakaknya.

"Yeonjun..." gumam Hana sambil memeluk tangannya sendiri. Langkahnya terasa berat melewati belasan mayat yang terbaring di atas tanah yang gersang. Matanya menyala, merah legam--lapar.

Sementara itu Yeonjun yang baru saja sampai langsung melempar selimut yang ia dapatkan ke bawah. Dia memanggil nama adiknya seolah berharap Hana tidak pergi jauh dari wilayah mereka.

"Hana!" teriak Yeonjun memanggil.

"Hana!" teriak Yeonjun setengah mati dan kembali memutuskan kembali melewati gerbang berkarat di barat. Ia berlari dengan kaki telanjang mencari keberadaan adiknya.

"Yeonjun!" suara Hana menginterupsi langkahnya. Insting buas yang di dapat Yeonjun menangkap suara dari kejauhan yang jauh di sana.

"Yeonjun!"

Yeonjun segera berlari ketika mendengar teriakan itu sekali lagi.

"Yeonjun tolong aku!" isakan Hana menambah kecepatan langkah kakinya.

Mata Yeonjun menyala. Insting penciumannya menajam begitu saja, naluri serigalanya semakin menguat ketika purnama muncul dari balik awan hitam di atas.

"Yeonjun!" semakin jelas suaranya.

"Hana!" dia mencengkram tangannya kuat-kuat. Yeonjun tak menyadari kukunya semakin tajam seiring berjalannya waktu.

"YEONJUN TOLONG AKU!"

Yeonjun tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Langkahnya berhenti ketika siluet api berada di depan.

"Kita tidak bisa membiarkan seorang monster hidup!"

Detective Kim | Kim Sunwoo (on going for Case #2)Where stories live. Discover now