enam puluh delapan 🔞

Start from the beginning
                                    

Renjun mendongak, menahan desahan karena vibrator yang terus terusan bergetar itu.

"Mmhhh.. ga..gapapa kok"

"Perlu bantuan? Kayaknya lo kesusahan jalan??"

Renjun menggeleng pelan sembari menggigit bibir bawahnya, entah mengapa ia merasa vibratornya ini semakin menggempur lubangnya.

Guanlin datang menghampiri Renjun dan menarik tangan Renjun membuat Renjun kini berada di belakangnya. "Lo gak perlu bantuin. Karena udah ada gue, Suaminya." Ucap Guanlin yang kemudian mengambil alih belanjaan yang berada ditangan lelaki itu dan menarik Renjun berjalan menjauh dari sana.

Renjun melepaskan cengkraman tangan Guanlin dan berdecak. "Lo aa apaan sih?! Sakit tau gak! Lo sengaja ya mainin vibratornya?!"

Guanlin tidak menjawab, ia memaksa Renjun masuk ke jok belakang mobil. Guanlin membuka paksa kemeja Renjun setelah ia menutup pintu mobil dan menguncinya.

"Lin?? Lo gak berniat ngehukum gue disini kan?"

Lagi, Guanlin tidak menjawab dan langsung melahap bibir manis Renjun dengan tangannya yang mulai bergerak ke bawah membuka celana Renjun dan membuangnya asal.

"Mmhhh.. lin.. ahhh"

Renjun mendesah tak karuan kala tangan Guanlin sudah bermain di kejantanannya dengan vibrator yang masih bersarang di lubangnya. Renjun merasakan sangat kenikmatan kini, ciuman Guanlin turun hingga mulutnya itu mulai melahap puting Renjun.

Satu tangan Guanlin menahan tangan Renjun di atas kala tangan Renjun mulai bergerak menyentuhnya.

"Ahh.. kenapaa"

"Belum waktunya lo nyentuh gue" ucap Guanlin yang kemudian menaikkan tingkat getaran vibrator dengan tingkat tertinggi dan tangannya yang mengocok penis Renjun.

"Ahhh.. ahhhkkhh linn.. ahhh"

"Mmhhh.. ahhh gue.. gasanggupp.. ini ahhh"

"Linn.. gue mau keluar.."

Renjun menyemburkan spermanya mengenai tubuh Guanlin yang masih terbalut kemeja kantornya. Tubuh Renjun menggelinjang tak karuhan dengan jari jari kakinya yang ia tekuk.

"Enak banget ya? Sampai geter gitu lutut lo"

Renjun mengangguk pelan menatap sayu Guanlin. "Tapi gue gak suka ini, gue lebih suka punya lo yang menuhin lubang gue" ucapnya sembari mengusap kejantanan Guanlin yang masih berbalut celana itu dengan lututnya.

Guanlin menahan lutut Renjun yang masih terus menggoda kejantanannya itu. "Enggak sekarang, kita harus lanjutin perjalanan. Tapi lo harus muasin punya gue selama di perjalanan"

Renjun mengerutkan keningnya. "Maksudnya?"

Guanlin berdecak, ia menyandarkan jok mobil depannya dan langsung melompat ke depan. "Gue mau nyetir ke hotel kita, tapi lo harus sambil sepongin gue"

"Ck! Bentar gue pake baju dulu"

"Gak usah, gitu aja"

"Gila! Di jalanan banyak cctv" ucap Renjun melanjutkan memakai kemeja dan celananya kemudian ikut melompat kembali ke kursi depannya.

Guanlin melajukan mobilnya meninggalkan rest area tersebut dan Renjun menggeser tubuhnya menghadap Guanlin, sebenarnya ia ragu tapi ia juga ingin mencobanya.

Renjun menundukan kepalanya tepat di depan kejantanan Guanlin dan mulai membuka celana suaminya itu hingga terlihat milik Guanlin yang sudah menegang.

Renjun mendongak sejenak menatap Guanlin, Guanlin melirik kebawah dan langsung mendorong kepala Renjun untuk melahap miliknya. Renjun yang mendapat dorongan tiba tiba dari Guanlin itu sedikit tersedak, namun ia kemudian mulai memaju mundurkan kepalanya, Renjun juga memainkan lidahnya di ujung penis Guanlin membuat Guanlin mengeram keenakan.

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now