14. Aeroporto di Venezia Marco Polo

Mulai dari awal
                                    

Tidak lama dari pertukaran pesan tersebut, Sunoo pun mendatangi mereka dengan senyum manisnya. Gila, pikir Sunghoon. Entah sudah berapa kali koki ini jatuh cinta.

"Kakak sudah menunggu lama, ya? Maafkan aku ya, Kak..."

"Eh, tidak kok, Sun. Kami baru saja tiba tadi.", ucap Sunghoon.

"Ya sudah, ayo kita berangkat, sebentar lagi kita harus check in.", ucap Jay mengingat waktu yang terus berjalan.

Mereka pergi berempat, Sunghoon, Jay, Sunoo, dan seorang supir. Ingatkah kalian jika mobil yang mereka gunakan ini adalah mobil yang mereka sewa di jasa penyewaan transportasi? Jadi ketika mereka sudah selesai masa penyewaan, seorang supir dari penyedia jasa tersebut akan ikut mengantar kepergian penyewanya dan mengambil kembali mobil tersebut untuk disewakan pada penyewa baru.

Sesampainya di bandara, Sunghoon sudah berpesan pada supir tadi untuk mengantarkan Sunoo pulang nantinya dan supir tersebut tidak keberatan karena dia juga mengenal Sunoo. Karena Sunoo pernah bekerja sebagai guru les anaknya. Ingatkan jika Sunoo dulunya mengerjakan semua pekerjaan yang dia bisa?

Sesampainya di bandara, mereka bertiga pun mengeluarkan barang-barang dan koper-koper yang akan di check nanti, setelah melakukan check in, Sunghoon pun mulai berpamitan dengan Sunoo.

"Sunoo ... Kakak pamit, ya.", ucap Sunghoon dengan nada sedih sedangkan Jay sedang mengurus check in mereka.

"Iyaaaa Kak Sunghoon, hati-hati di jalan, ya! Semoga selamat sampai tujuan!", ucap Sunoo dengan senyum manisnya.

Jay pun selesai mengurus check in mereka lalu melihat tatapan sedih sahabatnya, dia mengerti, sangat mengerti. Sunghoon tidak pernah seperti ini, hampir seluruh hidupnya mengenal Sunghoon, dan ini pertama kali dia melihat ekspresi temannya yang seperti ini.

Sambil menepuk pundak Sunghoon seolah memberi kekuatan dan semangat, Jay pun mengucapkan salam perpisahan mereka pada Sunoo.

"Sun, aku pamit ya. Nanti jika aku berkunjung ke sini lagi, aku akan mengajak Jungwon. Anak-anak di panti juga pasti akan menantikannya. Hanya saja tidak berani janji, karena kamu tahu kan terkadang aku sibuk hehe.", Jay mencoba mencairkan suasana dan mengalihkan topik.

"Iya, Kak Jay. Aku akan tunggu, sudah lama sejak terakhir kali bertemu Jungwon. Nanti sampaikan salamku ya, Kak!", Sunoo hanya berharap bisa bertemu temannya itu lagi, dia merindukan Jungwon.

"Pasti, akan aku sampaikan ketika sudah tiba nanti."

"Aku pasti akan merindukan Venesia. Setelah bertemu denganmu, kehidupan Paris tidak semenyenangkan itu untuk dinantikan, hahaha.", ucap Sunghoon sambil tertawa agar terlihat bercanda dan Sunoo pun membalas candaan itu.

"Merindukan Venesia atau merindukan aku, Kak?", goda Sunoo yang sialnya tepat sasaran. Sunghoon bahkan terdiam kaku seolah pesan tersiratnya ditangkap baik oleh Sunoo.

Dan Jay bersumpah demi Dewi Bulan, wajah Sunghoon kali ini adalah yang terkonyol selama bertahun-tahun pertemanan mereka. Setelah ekspresi menyedihkan Sunghoon, wajah tampan itu seketika berubah menjadi wajah orang bodoh dan cengo, sumpah demi apapun Jay tidak sanggup menahan tawanya.

Jay pun memukul pundak temannya dan menyadarkan temannya itu. Sunghoon terdiam kan karena ujaran yang dikeluarkan dari mulut Sunoo yang menembak tepat pada sasaran.

"Hahahahaha, Hoon, hahahaha, aku tidak sanggup melihat wajahmu.", Jay tertawa sambil terus memukul lengan Sunghoon, Sunoo yang melihat itu juga akhirnya tertawa karena tawa Jay menular.

Sunghoon yang tersadar pun merengut kesal, hancur sudah image cool yang dia bangun dihadapan Sunoo dan sahabat sialannya ini malah semakin memperburuk keadaan. Tapi tidak jadi marah kok, Sunghoon kan lemah melihat senyum Sunoo apalagi sekarang Sunoo sedang tertawa karena dirinya. Yah, tidak masalah selama Sunoo bahagia, Sunghoon sepertinya jatuh cinta lagi.

"Sudahlah, sebaiknya kita cepat bersiap, sebentar lagi kita berangkat.", ucap Sunghoon setelah berhasil mengembalikan kesadarannya. Jay pun melihat jam dan benar saja, penerbangan mereka sebentar lagi.

"Sun, Kakak pamit dulu, ya. Nanti Kakak pasti akan ke sini lagi. Kamu nanti pulang hati-hati, ya. Sampaikan salam Kakak untuk orang-orang di panti."

"Iya, Kak Hoon. Kakak juga hati-hati, ya. Setelah sampai di Paris nanti tolong hubungi aku. Aku akan sampaikan salam Kakak pada mereka. Sudah, ayo cepat masuk nanti Kakak ketinggalan pesawat loh. Dah Kak Hoon. Dah Kak Jay.", ucap Sunoo sambil melambaikan tangannya.

Sunghoon dan Jay pun membalas lambaian tangan Sunoo. Tidak ada pelukan perpisahan, hanya lambaian tangan. Benar kata semua orang, pelukan paling tulus hanya didapat di rumah sakit dan bandara. Senyum perpisahan dan lambaian tangan menutup kisah hari ini.

Venice, Italy. [sunsun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang