Chapter 2 (Part 1)

Mulai dari awal
                                    

Sementara itu, ada malaikat lain memburu dirinya. Seorang malaikat yang sudah dibuang dari surga. Malaikat itu adalah sosok yang telah membunuh ayahnya. Malaikat yang mengetahui asal-usulnya, dan berniat membunuhnya.

Malaikat itu mampu mengetahui keberadaan Alfhen, ia langsung menunjuk beberapa monster iblis dari neraka yang telah menjadi 'temannya' untuk membantu memburu Alfhen.

Alfhen yang saat itu kehabisan energi mencoba lari dari kejaran monster iblis itu. Melewati rimbunnya hutan dan gelapnya malam, Alfhen terhenti di sebuah jurang yang menjorok ke samudera luas. Tingginya bahkan membuat Alfhen merinding.

Sayap yang dia punya bahkan tak bisa digunakan karena belum sempurna untuk bisa dipakai. Bisa dibilang sayapnya belum terlalu 'kuat' untuk bisa digunakan, Alfhen harus melatih diri serta bersabar untuk bisa menggunakan sayapnya secara utuh. Namun, saat ini bahkan sayap itu tidak berfungsi walau untuk sekejap pun.

Monster itu terus memojokkannya. Alfhen mencoba untuk tetap diam di tempatnya, tumitnya bahkan sudah menyentuh bibir jurang itu. Dengan badan bergetar panik dan rasa takut yang menguasainya, dia bersimpuh duduk dengan mata yang terpejam.

Lalu cahaya putih datang, menyinari kelopak matanya yang terpejam. Alfhen membuka matanya perlahan, sosok pria dengan rambut putih keperakan berdiri di depannya, membelakanginya. Jubahnya pun berkibar dengan indah.

Sosok pria bersurai perak itu kemudian menyerang salah satu monster dengan tombak kecil yang terbuat dari es. Alfhen terpana melihatnya.

Monster itu sama sekali tidak terlihat terluka, ia bahkan menghentakan tanah dengan keras dan menggeram. Tanpa sadar, tanah yang dipijak Alfhen retak dan kemudian runtuh bersamaan dengan Alfhen.

Alfhen berteriak, lalu tiba-tiba sosok terbang dan bersisik emas menangkap Alfhen dengan sigap menggunakan dua kaki depannya. Alfhen terpegun saat ia melihat dirinya melayang diudara. Ia melihat kuku-kuku tajam melingkarinya, namun tidak menyakiti. Alfhen cukup terpukau dengan apa yang membawanya. Ia tidak mengetahui bahwa yang membawanya kini adalah seekor naga.

Alfhen diletakkan tak jauh dari tempat ia terjatuh, terlihat juga sosok bersurai perak itu masih melawan beberapa dari monster tersebut, tak lama kemudian sosok bersurai perak itu memanggil sang naga.

Alfhen kembali sendiri, ia hanya menyaksikan pertarungan sengit antara mereka dan para monster. Tak lama kemudian, satu monster mencoba menyerang Alfhen dari belakang. Bahkan saat monster itu membuka rahangnya dan bersiap menerkam.

Lalu beberapa sulur muncul dari dalam tanah dan mengikat hampir seluruh tubuh monster itu hingga tak bisa bergerak sama sekali, lalu sebuah batu besar menimpa monster itu hingga tubuhnya pecah. Alfhen terperanjat hingga tersungkur. Tapi ia tidak sempat melihat makhluk apa yang muncul dengan kekuatan itu, pandangan Alfhen mulai memburam. "Terimakasih, aku akan mengingat kalian setelah ini," gumam Alfhen sebelum pandangannya menjadi gelap total. Gerbang dimensi, semua pelarian itu sangat menguras energi yang Alfhen miliki.

Monster-monster itu berhasil ditangani oleh mereka lalu menghampiri Alfhen. Mereka berunding, hingga akhirnya sang naga membawa Alfhen ke dunia manusia untuk menghindari kejaran monster-monster yang mencoba membunuhnya.

"Suatu saat kita akan bertemu lagi, Nephilim. Kau akan aman disini, setidaknya untuk sekarang," ujar sang naga. Mereka semua lalu pergi meninggalkan Alfhen.

Alfhen yang pertama kali membuka matanya setelah kejadian itu terkejut dengan pemandangan yang ada di depannya. Dia berada di pinggiran sebuah sungai dengan air yang begitu jernih. Dia menengok kanan-kiri dan mencari sosok-sosok yang membantunya dari serangan monster. Namun, dia tak melihat satu pun sosok-sosok dari ingatan samarnya. Ia hanya bisa menduga, makhluk itu seolah muncul dari buku-buku pelajaran yang ia miliki dulu. Makhluk yang nyata, seperti dirinya.

Dia nyaris terjungkal ke dalam air ketika seorang perempuan tiba-tiba muncul tidak jauh dari tempatnya berada. Perempuan itu dan sang ayah sedang memancing saat Alfhen terbangun. Perempuan yang memperkenalkan diri sebagai Viona tersebut menolongnya. Dengan keadaan Alfhen yang tidak tahu apa-apa tentang tempat di mana dirinya terbangun, Viona dan ayahnya mengajaknya untuk tinggal di rumahnya hingga di suatu masa yang panjang mereka pun menikah. Semenjak itu, dengan teknologi dan sejarah yang hampir mirip dengan yang ia pelajari semasa kecil, Alfhen mencoba mencari tahu sendiri tentang sosok-sosok yang menolongnya hingga mendapatkan beberapa petunjuk.

Makhluk-makhluk itu kini kembali datang untuk membantunya. Ia dapat kembali melihat sosok-sosok yang pernah menolongnya di masa lalu. Bahkan sekarang mereka saling berbicara. 

Sebuah anugerah yang sangat indah bisa melihat mereka kembali...

-Bersambung-

P.S : Jika kalian menyukai bab ini, silahkan tekan Vote dan komen jika ada kesalahan penulisan. Author bakal berusaha memperbaikinya~

Author masih newbie, btw~ hehe..

Arigatou Gozaimasu~!

EPIC (Re-Written)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang