District 8269 : 12

319 51 17
                                    

Content Warning : Kinda nsfw

.

.

.

BUGH!

Sebuah pukulan melayang pada Kepala Ji Taecyeon dari Yeonjun di kantor.

Yeonjun yang merasa belum merasa puas menarik kerah pria itu tinggi-tinggi ke udara, tak peduli wajah pria itu yang babak belur karena ulahnya. "Apa yang kau lakukan?" desisnya dengan mata berapi-api.

Ji Taecyeon hanya menatapnya dingin sebagai jawabannya.

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA KARINA?!" teriak Yeonjun dengan mata berkaca-kaca.

"Dokter Min Gahyeong," kata Kepala Ji saat wanita itu sudah muncul di balik pintu sambil menatap mata Yeonjun dengan tajam. "Aku akan membereskan masalah ini, jadi cepat keluar."

Mendengar hal itu Dokter Min Gahyeon segera pergi menjauhi kantor polisi dan kembali masuk ke dalam mobilnya. Wanita itu menuruti perkataan Kepala Ji Taecyeon tanpa berani menoleh kembali ke belakang sedikit pun.

"Aku melakukan ini demi kebaikan kita," kata Kepala Ji Taecyeon tenang.

"Dengan meminta Dokter Min Gahyeong terlibat?" kata Yeonjun. "Kau picik sekali, ya?" dengus pria itu. "Aku hanya memintamu menghapus semua buktinya, bukan membunuh temanku!"

Kepala Ji Taecyeon menatap Yeonjun yang menyeringai dengan mata yang sulit diartikan. Mata yang seolah akan membunuhnya kapan saja.

"Sekarang kau mulai berani padaku? Berani menyembunyikan hal lain dan berencana menusukku dari belakang?" kata Yeonjun.

"Untuk apa melakukan pekerjaan dua kali jika bisa melakukannya sekaligus?" kata Ji Taecyeon sambil tersenyum miring, ia mendengus tepat di depan muka Yeonjun. "Lagi pula wanita itu mungkin akan menangkapmu."

"Aku tahu," kata Yeonjun melepaskan kerah itu sambil mendorongnya kencang. "Tapi dia masih temanku."

"Aku tak mengerti Detektif Choi," kata Ji Taecyeon. "Kau bisa membunuh semua orang di Distrik, tapi masih memiliki empati dengan orang lain. Kupikir kau adalah monster sesungguhnya, tapi nyatanya masih memiliki hati." Tatapannya kini tertuju pada Yeonjun yang menatapnya berambisi-mata itu bisa saja membunuh Ji Tacyeon kapan pun yang dia mau, bahkan sekarang.

"Ikuti saja semua rencanaku," kata Yeonjun. "Buang semua bukti yang kau dapat di rumah Karina. Aku akan menyelesaikan semuanya. Sendirian."

Pria itu pergi begitu saja dari kantor meninggalkan Kepala Ji Taecyeon yang masih membeku-menatap kepergiannya.

Langkah berpadu dengan ambisi terpendam. Yeonjun keluar dari kantor polisi dengan tangan yang masih terkepal kuat. Pria itu berhenti tepat di depan mobilnya, dengan suasana pagi yang begitu hangat. Arunika ternyata kembali menyapa, membuat gurat nirmala di atas langit biru saujana nan lapang. Pria itu mengambil benda pipih panjang dari balik saku celana, menatap nama yang tertera di sana, 'Karina'.

Memang benar, dibalik sempurnanya purnacandra malam terdapat triasih yang menakutkan. Tapi Yeonjun bukanlah seseorang yang sekejam itu. Dia juga masih manusia biasa yang memiliki perasaan ; yang masih bisa terluka, yang penuh dengan kesalahan. Begitu juga hatinya yang rapuh untuk mendiang temannya, Karina.

"Maaf," Yeonjun menatap matahari yang semakin mendekat ke arahnya. "Seharusnya kita tak pernah bertemu. Harusnya aku tak pernah mengenalmu."

Pria itu lalu berucap kembali, "Kalau saja aku bisa memutar waktu, mungkin semua rasa bersalah ini tak akan menghantuiku hingga saat ini. Dan aku tak perlu mengeluarkan rasa sakitku untuk merelakan kepergianmu."

Detective Kim | Kim Sunwoo (on going for Case #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang