Jonggun menggeram, ia mencengkram leher yang sudah penuh dengan kissmark yang ia buat barusan, "Sialan lo Kim Jungoo."

Jonggun merasa marah, sebelumnya ia tak akan ereksi dengan mudah, tetapi apa yang dilakukan oleh Kim Jungoo sialan ini kepadanya?! Bahkan jalang-jalang mahal di luaran sana yang ia sewa tak bisa membuatnya merasa terangsang. Dan bodohnya lagi, disini hanya dia yang terangsang, apakah Kim Jungoo ini impoten? Sialan!

Jungoo meringis, lehernya sangat sakit, ia berusaha melepaskan cengkraman pada lehernya. Setelah dirasa Jungoo akan pingsan barulah Jonggun mau melepas cengkraman nya.

Jonggun berdiri dengan kasar, tak peduli dengan punggung Jungoo yang terantuk pinggiran meja. Ia berjalan dengan gusar menuju mobilnya dengan membawa Jungoo dalam gendongannya. Jungoo mengeratkan pegangannya pada leher pemuda Yamazaki itu, karena Tuan-nya hanya menggendongnya dengan satu tangan, membuat tubuh bagian depan mereka menempel sempurna. Sebelah tangan Jonggun yang terbebas mengambil jas hitam yang diberikan pelayannya dengan kasar.

Setelah tiba pada teras ia berteriak kepada Shaorung, "Kita berangkat!"

Dengan cekatan Kepala Pengawal itu membukakan pintu mobil pada Tuan Muda yang terlihat kesal, ia juga melihat dengan jelas Kim Jungoo yang meminta bantuan kepadanya. Tetapi tak bisa, ia hanya sebatas pengawal dan ia tak akan mencampuri kehidupan Tuan-nya, apapun itu.

Dengan penuh amarah Jonggun membanting Jungoo cukup keras. Jungoo meringis, kepala nya terbentur pintu mobil, sangat sakit. Belum reda rasa sakitnya, kancing kemejanya terlepas entah kapan. Jungoo kini berada dibawah kungkungan pria yang begitu mendominasi.

Jungoo terlonjak kaget, gigi garing Tuan-nya tiba-tiba menggigit dadanya, sangat keras dan dalam, Jungoo merasa gigi taring itu menancap pada kulitnya.

Jungoo merintih, "Sa-kithh..."

Jonggun mendongak, ia melihat Jungoo yang menangis. Matanya melihat apa yang dilakukannya barusan, pantas jika Jungoo menangis, ternyata gigitan ya menimbulkan darah. Jonggun merasa iba? Tidak.

Dengan wajah datarnya, Jonggun menarik celana yang dikenakan Jungoo hingga sebatas paha. Jonggun melesakkan ketiga jarinya kedalam mulut Jungoo, jari-jari panjangnya berusaha masuk kebagian paling dalam pada mulut Jungoo. Merasa cukup ia menarik dengan kasar jari-jarinya. Tak memberi nafas kepada Jungoo, Jonggun memasukkan jari-jari yang telah basah tadi kedalam hole Jungoo dengan kasar.

Jungoo mendesah sakit, "...Ughhh...hahhh, b-berhenti..."

Jonggun meraih dagu Jungoo yang terus menggelengkan kepala nya, ia menatap tajam, "Lo gak punya hak apapun buat nyuruh gue berhenti."

Setelah dirasa cukup longgar, Jonggun melesakkan kejantanannya dalam hole Jungoo yang mungkin belum sembuh karena kegiatan yang sama beberapa hari  lalu. Tetapi sekali lagi ia tak peduli, yang ia pedulikan adalah mengejar klimaksnya.

Jonggun mendesah tepat ditelinga Jungoo, "Lo enakhh banget sial, ahhh...."

Jungoo menggeleng ribut, matanya senantiasa memejam, yang Jungoo rasakan hanyalah sakit. Semua isi perutnya terasa teraduk, bagian paling dalam dari dirinya tertusuk, kejantanan yang panjang, panas, dan besar rasanya mengobrak-abrik seluruh tubuhnya.

Jonggun menyeringai, tetapi ketika melihat milik Jungoo yang tak berdiri sedari tadi ia heran, apakah Jungoo ini benar-benar impoten? Tangan kasarnya meraih kejantanan yang masih tertidur, ia memainkannya dengan lihai. Tangannya mengocok batang dan memilin pucuknya dengan penuh gairah. Dan ya, lama kelamaan milik Kim Jungoo itu mengeras dalam tangannya. Jonggun semakin menyeringai, apalagi ketika melihat yang sepertinya menikmati, mata dengan linangan air mata itu mulai terlihat berkabut.

Sangkar || GunGooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang