Tak menunggu lama orang yang dinantinya kini berdiri di sampingnya dengan gugup. Jonggun menatap lekat, mengamati dari atas sampai bawah Kim Jungoo yang mengenakan kemeja hitam dan celana training panjang miliknya.
Melihat Jungoo yang gugup, Shaorung angkat bicara, "Maaf jika saya lancang, tetapi pakaian ini sudah tidak anda kenakan lagi dalam waktu yang lama, jadi saya memintanya untuk memakainya, apakah Tuan Muda keberatan?"
Jonggun menggeleng, ia memberi gestur mengusir pada Shaorung serta pengawal yang lain. Kini hanya tersisa mereka berdua, Jungoo masih tak berani melihat Jonggun yang terus menatapnya lekat.
"Duduk."
Jungoo spontan duduk di kursi yang berada Di samping Jonggun. Tatapan intens itu membuat Jungoo tak berani menatap apapun.
Jonggun menyodorkan semangkok sup rumput laut dihadapan Jungoo, "Makan, gue tau lo masih pusing."
Jungoo bingung, ia takut juga, kenapa Tuan-nya tiba-tiba baik? Jungoo meraih sendok dengan hati-hati, dengan sedikit ragu ia menyuapkan sup itu ke mulutnya, pikirannya entah kenapa memikirkan hal yang buruk, ia tak diracun kan?
Sampai ketika sup itu masuk ke perutnya, ia merasa hangat. Rasanya jauh lebih baik dari tadi. Mereka kemudian melanjutkan makan dengan keheningan. Hingga saat ini Jonggun tak mengalihkan pandangannya dari Jungoo yang tengah memakan sup dengan tenang.
Jonggun menatap jakun pada leher Jungoo. Bagaimana jakun itu naik turun entah kenapa membuatnya sedikit terangsang? Ia ingin menggigit tonjolan jakun itu dengan kasar, sampai menimbulkan beberapa tanda merah lainnya yang pasti akan terlihat sangat menggoda bukan?
Jonggun menyingkirkan mangkok milik Jungoo yang isi nya tersisa sedikit lagi. Ia menarik Jungoo untuk duduk di atas paha nya. Tangannya mengelus tonjolan pada leher itu dengan pelan. Jungoo yang di perlakuan seperti itu langsung merinding. Kepribadian Tuan-nya berubah-ubah, dan Jungoo harusnya sudah hafal dengan ini. Tetapi tetap saja ia selalu ciut.
Jonggun membuka beberapa kancing kemeja yang dikenakan oleh Jungoo. Matanya langsung terfokus pada sebuah tanda yang ia buat tadi malam. Jonggun bersmirk, ia merasa puas dengan karyanya yang terlihat apik. Diraih leher putih itu mendekat kepadanya. Jonggun menghirup aroma sabun yang menguar dari Jungoo, terasa sedikit berbeda? Biasanya jika ia yang menggunakan baunya tak akan bercampur dengan aroma manis.
Jungoo pasrah, setiap apapun yang dilakukan oleh Jonggun ia merasa seluruh sarafnya melemah. Setiap perlakuan terasa mendominasi, dan Jungoo diselimuti oleh ketakutan yang menguasai.
Sapuan lidah basah serta hangat membuat Jungoo otomatis menggigit bibirnya sendiri. Jonggun menarik rambut pirang Jungoo agar lelaki itu mendongak, memudahkan Jonggun untuk mengakses setiap inchi dari leher putih tersebut.
Si pirang itu bergerak gelisah yang membuat Tuan Muda itu menggeram, suara berat dan rendah nya berucap, "Diem sialan, lo bener-bener mau jadi koleksi patung gue?"
Jungoo membeku, ia menggeleng takut.
Suara rendah itu kini berucap tepat pada telinganya, "Barang emang harus dikasih tanda kepemilikan kan, Kim Jungoo?"
Jungoo mengangguk, sekali lagi ia harus sadar, memang seperti ini lah ia akan diperlakukan.
Entah berapa lama waktu berlalu yang jelas menurut Jungoo cukup lama, Tuan-nya itu baru menghentikan aktifitasnya ketika benar-benar puas. Setelah lehernya sudah penuh dengan tanda kepemilikan yang terlihat sangat jelas. Jungoo kembali bergerak tak nyaman karena ia menduduki sebuah tonjolan keras, Jungoo tak begitu bodoh untuk tau ini apa, ini 'milik' Tuan-nya. Dan ini bukan pertanda bagus.
YOU ARE READING
Sangkar || GunGoo
Random"Hidup lo gak lebih dari sekedar peliharaan, lo gak bakalan bisa pergi walaupun itu cuma satu inchi." . . . . . •Jonggun x Jungoo
