"Ada apa dek?" tanya Shani begitu dia sampai dan berdiri di samping Chika, arah pandang matanya mengikuti arah pandang mata Chika.

"Astaghfirullah Banaspati.." ucap Shani yang langsung shock.

"Dia menuju ke rumah kita mbak. Pasti ada yang sengaja mengirimnya.." ucap Chika, namun dia sama sekali tidak sepanik Shani. Chika menghela nafasnya, lalu kembali menutup tirai jendela.

 Chika menghela nafasnya, lalu kembali menutup tirai jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Banaspati)

Surti tiba-tiba muncul dari balik tembok, membuat Shani berjengit kaget dan hampir saja berteriak. "Mbak Ayu, Den Ayu, ada yang sengaja mengirim bala kemari.." ucap Surti, yang langsung mendapat anggukan dari Chika.

"Dek?!!" Shani terlihat panik dan berjalan menyamai langkah Chika yang berjalan cepat. Chika dan Shani lantas berjalan menuruni tangga, lalu ke arah ruang tamu, Chika membuka pintu depan dan pandangannya langsung mengarah ke arah bola api yang kini masih melayang-layang.

Suasana di luar sangat sepi dan sunyi, malam dengan warnanya yang hitam kelam, kendati taburan milyaran bintang terlihat di atas langit, namun tidak melunturkan kesan mistis yang ada. Chika menatap nyalang ke arah Banaspati itu. Shani berdiri di ambang pintu, namun batinnya tengah berkomunikasi dengan Amungreksa, lelembut dengan wujud satria muda yang turun-temurun menjaga Trah Atmaja.

"Siapa yang berani-beraninya mengutusmu datang kemari?!" suara lantang Chika memecah kesunyian malam, hawa dingin penuh misteri seketika membungkus tubuh Chika maupun Shani. Banaspati itu melesat dan berputar-putar di atas rumah.

Brak!

Brak!

Brak!

Beberapa pot bunga berjatuhan begitu saja, menimbulkan suara berisik yang mengganggu. Chika berjalan meninggalkan teras rumah, meninggalkan Shani yang tengah berdiri sambil memejamkan matanya. Sejatinya sukma Shani tengah memagari seluruh rumah dengan doa-doa, dibantu oleh Amungreksa.

Chika mengeluarkan tasbih dari saku celana tidurnya, "reneo maju!"

(Kesinilah maju!)

Banaspati itu melesat ke arah Chika, namun dengan gerakan gesit dia bisa menghindarinya. Chika memutar tubuhnya, kepalanya mendongak ke atas dan menatap Banaspati itu dengan tajam. Chika tersenyum penuh kemenangan saat pagar gaib berwarna keemasan dapat dia lihat memutari seluruh rumahnya. Banaspati itu sudah terkepung.

Shani menarik nafasnya dalam, lalu membuka matanya perlahan, dari jaraknya dan Chika, dia bisa melihat adiknya itu tengah duduk bersila, lalu Banaspati yang hanya berputar-putar tak tentu arah. Banaspati itu semakin mendekat ke arah Chika, kedua mata Chika masih terpejam, dan ketika jarak Banaspati dan kepala Chika hanya sejengkal, bunyi ledakan terdengar menggema, membuat kegaduhan di malam yang tadinya tenang dan sunyi.

Banaspati itu meledak, menyisakan kabut tipis berwarna hitam yang beterbangan terbawa angin malam. Chika membuka matanya, lalu bernafas lega sambil menoleh ke belakang, menatap Shani disana.

"Alhamdulillah..." ucap Shani sambil membantu Chika untuk berdiri, tubuhnya masih sedikit lemah karena sukmanya yang baru saja bertarung dengan entitas yang membawa Banaspati.

Chika tersenyum, "malam ini pasti ada rumah yang terbakar entah itu dimana. Tempat si pengirim Banaspati itu.." ucap Chika, lalu berjalan sambil merangkul Shani. Keduanya masuk kembali kedalam rumah, hawa yang tadinya ganjil berangsur-angsur membaik.





Shani meletakkan segelas air putih di hadapan Chika, yang langsung gadis bergummy smile itu tenggak hingga habis tak tersisa. Keduanya kini duduk di ruang tengah, jarum jam menunjukkan pukul 12 malam. Chika menghela nafasnya, lalu menatap Shani yang tengah sibuk membaca sebuah koran lama, di lihat dari sampulnya yang sudah kusam dan menguning.

"Mbak, kayaknya besok kita harus ke alamat yang tertera di dokumen milik Siska Saraswati Raharja itu.. mungkin kita bisa menemukan petunjuk buat cari tau dimana Koco Medi itu berada.." ucap Chika.

"Oke besok kita kesana, tapi coba kamu lihat ini.." Shani menyodorkan koran usang itu di hadapan Chika. Disana tertulis judul artikel yang di cetak menggunakan huruf tebal dan kapital, berbunyi ;

PENGUSAHA SISKA SARASWATI DI TEMUKAN MENINGGAL DI KEDIAMANNYA.

"Jadi... Perempuan itu sudah meninggal??" Chika menatap Shani.

"Di artikel di sebutkan Siska Saraswati meninggal pada tanggal 12 bulan maret 2004, tidak ada tanda-tanda perampokan maupun pembunuhan, menurut polisi dia ditemukan dengan keadaan terbaring di dekat cermin besar yang berada di kamarnya." jelas Shani.

"Koco Medi. Itu artinya yang mengambil cermin itu adalah Siska Saraswati, dan aku yakin sampai sekarang cermin itu pasti masih di simpan di rumahnya." ucap Chika.

"Tapi alamat rumah Jinan dan Siska Saraswati berbeda dek, mbak tadi foto biodata Jinan, lihat nih..." sekarang Shani memperlihatkan ponselnya dimana di layar ponsel itu Shani memfoto biodata Jinan.

"Kita ke rumah Siska Saraswati dulu kalau gitu mbak.. aku yakin rumah itu yang terbakar." ucap Chika dengan nada pasti.

Shani mengangguk.



TBC.

KataChika ;

> Bala = Bencana (sesuatu yg buruk)

WENGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang