Part 4 - Masih Memikirkan Syahla

208 169 73
                                    

Cerita ini hanya karangan fiksi ya, jadi jangan dianggap serius.

Bagi yang ga suka silahkan skip. Mudah kan?

Always support Jaxpena ya guys✨💘

Plis jangan copy! Tolong hargai! Karna memikirkan alur cerita tidak semudah jatuh cinta! cnda cinta :v

Note : Vote! Komen & Follow @cndyy_aa6

Banyak typo bertebaran disini, tandain aja kalo ngeliat.

Thx you & Happy Reading Everyone.

.
.
.
.

Note : aku nanti ga akan ngasi visual cewe nya waktu udah remaja, biar pikiran kalian aja yang mikir gimana gimana cewe nya. kalo udah tau sifatnya pasti bisa dong ngebayangin wajah nya. tapi kalo untuk foto bersama masa kecil/waktu udah remaja aku kasih kok. Oke sekian.

.
.
.
.

Pada pukul 4 sore kurang 3 menit, Reyes bangun dari tidurnya. Ia melihat ke arah jendela, matahari sudah mulai terbenam tandanya sudah sangat sore dan akan menjelang malam hari, ia segera beranjak dari kasur lalu pergi ke dapur untuk minum. Setelah minum ia berjalan menuju sofa, lalu duduk di salah satu sofa. Berdiam diri sebentar disana selama 3 menit karena setelah ini Reyes akan berlatih bermain sepak bola di taman sebelah rumahnya. Setiap sore Reyes bermain bola dan berlatih terus menerus karna cita cita nya adalah menjadi seorang pesepak bola yang handal.

Menit demi menit terus berjalan, tanpa disadari kini sudah menunjukkan pukul 5 tepat. 1 jam Reyes berlatih di taman. Setelah berlatih ia berjalan menuju kamar mandi untuk mandi. 17 menit berlalu, kini Reyes sudah berpakaian. Ia keluar dari kamar dan menuju dapur untuk membuat coklat panas.

Tiba tiba saja pembantu Reyes datang dan melihat Reyes sedang membuka kulkas, "Tuan mau bikin apa? Biar saya aja yang membuatkan. Tuan duduk saja di kursi meja makan. Nanti saya akan menghantarkan nya kepada tuan" ucap Bi Rosa.

"Tidak apa apa, saya bisa membuat nya sendiri." jawab Reyes datar, Reyes sedang badmood.

"Baiklah tuan, jika tuan membutuhkan apapun tuan bisa panggil saya" ucap Bi Rosa kepada Reyes dan Reyes menganggukan ucapan Bi Rosa lalu Bi Rosa pergi meninggalkan Reyes sendiri.

Setelah coklat panas itu jadi, Reyes duduk di salah satu meja makan dan ia segera meminumnya. Karna jika sudah dingin, pastinya tidak enak lagi.

Disisi lain, seorang anak perempuan duduk di sofa ruang keluarga, ia mengambil remot televisi dan menyalakannya. Tak berselang lama ibu dari seorang anak perempuan itu menghampirinya sambil membawa cemilan berupa roti goreng dan juga air putih. Ya anak perempuan itu adalah Syahla.

"Makasih ma, aturan mama engga perlu buatin Sya cemilan" ucap Syahla kepada Linaya dan Linaya hanya tersenyum dan menjawab, "Engga apa apa sayang, siapa tau kamu laper kan, mama juga belum masak jadi mama bikinin kamu cemilan dulu buat ngeganjel perut" balas Linaya.

"Kalo gitu mama temenin Sya disini, nonton kartun itu ya?" ucap Syahla kepada Linaya sambil menunjuk kartun yang sekarang lagi ditonton olehnya.

Saat Syahla menunjuk, kebetulan sekali Syahla menunjuk film kartun itu menggunakan tangan kanannya sehingga Linaya fokus melihat ke arah gelang berinisial S yang ada di pergelangan tangan Syahla. "Sya, itu gelang siapa? Kamu beli? Atau di kasih? Kalo iya, di kasih sama siapa?" tanya Linaya bertubi tubi pada Syahla.

"Satu satu dong ma, ini gelang punya Sya. Sya dikasih sama Eyes. Bagus kan?" balas Syahla dengan jujur.

"Reyes yang ngasih?" tanya Linaya sekali lagi terhadap Syahla yang sedang fokus memakan cemilannya dan juga menonton televisi.

Childhood Friend (Jaxpeña)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora