Bab-2

65 11 0
                                    


"Tersangka Violet Violet de Elvish akan dijatuhi hukuman pengasingan seumur hidup di hutan Gwyllion karena telah menipu korban yaitu mantan suaminya Issac de Windsor dengan penipuan berencana, penganiayaan dan percobaan pembunuhan"

Suara riuh terus bergema sampai ke sudut ruangan, umpatan demi umpatan terus terlontar kan. Wanita berambut Ungu itu bersimpuh dengan keadaan tangan terikat. Raut wajah dan penampilan yang kusut membuatnya semakin terlihat mengenaskan. Bahkan saat dia mencoba mendongak dan melihat sekeliling tatapannya selalu tertuju pada satu tempat duduk seseorang yang telah lama dia kecewakan.

Perasaan menyesal itu sungguh menyakitinya. Anak kecil yang dia lahirkan itu melihatnya dengan tatapan ketakutan seperti seorang yang sedang melihat penjahat. Bahkan mantan suaminya memeluk wanita lain selain dirinya membuat semua yang dia angankan selama ini hancur.

Dia berusaha untuk tersenyum pada anak semata wayangnya itu untuk terakhir kalinya, namun yang didapatkan anak kecil berambut putih bermata ungu itu memalingkan wajahnya dan memeluk orang lain. Dan orang itu tak lain adalah istri mantan suaminya yang sekarang.

Air mata itu tak bisa terbendung lagi. Dia mulai mengingat dari mana semuanya berawal, apakah saat dirinya jatuh cinta pada duke? Atau saat dirinya mencoba menipu dan memaksa duke untuk menikah? Atau saat dia mulai meragukan keaslian anak yang dia lahirkan? dari semua kesalahan itu ada satu yang membuatnya sangat menyesal.

Di dalam penyesalan nya, dia menunduk dan menangis sembari berdoa, jika.."Jika Tuhan memang ada, hamba memohon agar hamba dapat memutar waktu dan kembali lagi, hamba harap bisa memberikan kasih sayang dan membahagiakannya, Hanya itu yang saya minta Tuhan"


▼▼▼

Di tengah perjalanan menuju kereta kuda dengan keadaan basah kuyup aku tersadar dan mendapatkan ingatan dari Violet asli yang tidak dideskripsikan di novel. Sialnya karena gaun ini berat dan basah membuatku mengeluarkan tenaga ekstra untuk berjalan. Apakah tak ada satu orangpun yang mencoba mengejarku saat aku keluar dari ruang itu? gila aku ini istri duke sekarang!. Batinku.

Dengan tergesa-gesa aku berjalan menuju gerbang. Disana sudah ada sebuah kereta kuda pernikahan dan seorang kusir. Aku yang melihatnya dari kejauhan memanggilnya untuk membantuku berjalan. Namun nihil bukannya turun dari tempatnya dia hanya menatap ku seolah menatap seekor lalat.

"Sialan!" Ucapku dengan menggerakkan gigi tak hanya kesal aku juga kedinginan karena berjalan cukup jauh dalam keadaan kehujanan.

Sesampainya di kereta kuda, aku melepas sepatu heels yang mengganggu ini dan menenteng nya aku tau barang seperti ini pasti sangat mahal apalagi untuk ukuran  mempelai wanita dari seorang duke Kekaisaran ini.

Bahkan saat aku baru ingin menutup pintu kereta kuda, supir tak tau diri itu menjalankan kereta kudanya dan alhasil aku terjedot kebelakang.

"Aww...hei bisa pelan-pelan gak sih bawanya" Kataku sembari menggedor-gedor kaca dalam kereta kuda.

Dalam kereta kuda aku menemukan sebuah selimut disana, tanpa pikir panjang kuraih selimut itu untuk menutupi tubuhku yang kedinginan akibat gaun terbuka yang basah ini. Sambil menyenderkan kepala aku mulai berpikir lagi tentang permintaan terakhir Violet yang asli.

"Bukankah harusnya dia yang time travel? Kenapa malah aku yang isekai?"

Aku menatap langit-langit kereta kuda berwarna putih itu dan kemudian tanpa sadar mulai menitikkan air mata dan menangis.Menangis  karena marah, impianku menjadi seorang PNS hilang, sedih karena meninggalkan tabungan yang sudah ku kumpulkan susah payah untuk membeli rumah dan kesal karena kenapa harus aku yang mengalami semua ini!"

Di sela-sela tangisku aku melihat sebuah cahaya yang begitu terang hingga membuatku memejamkan mata. Namun saat membukanya kembali aku terkejut hingga terjatuh. Dimana ini? Semuanya terlihat seperti awan putih dan yang paling mengejutkan bajuku tidak basah. Saat aku masih mencerna semua kejadian ini tiba-tiba terdengar suara seseorang.

Kemudian aku mendekatinya, aku melihat seorang wanita cantik dengan balutan kain hijau tengah tersenyum melihatku.

"Selamat datang Dahlia" Ucapnya dengan lembut.

Matanya yang berwarna kuning keemasan itu terlihat memikat, bahkan rambut ungunya yang terurai terlihat seperti hamparan bunga lavender yang mekar. Tak butuh waktu lama untukku menyimpulkan siapa wanita di depan ku ini.

"Aku sangat senang saat bisa melihatmu..."

"Selamat datang dengkulmu" Potongku ketus sembari melipat lengan bajuku.

"Kau yang membuatku berada ditempat gila ini? Apa kau tau aku aku meninggalkan anak-anakku yang berharga di duniaku? Aku harus kehilangan kesempatan untuk membeli rumah impianku, aku harus kehilangan kesempatan untuk mendatangi fansign idolaku, yang paling penting aku tak bisa menjabat sebagai PNS karenamu kau tau!" Teriakku kesal.

"A.. Anu to.. Tolong dengarkan aku dulu Dahlia" Ucap wanita itu berusaha menjauh dari ku namun sayang dirinya telah berada di genggamanku.

"Kumohon.... Tolong dengarkan aku dulu aku janji aku akan mengembalikanmu!" Teriaknya saat aku terlihat sudah hampir kehilangan akal.

Mendengar dia akan mengembalikan Rohku ke dunia asli ku membuatku berhenti menganiayanya. Dia yang melihatku sedikit tenang langsung  menjauh dariku.

"Ekhem.. Jadi bagaimana?" Tanyaku padanya yang masih merapikan gaunnya yang berantakan.

"Eh... Ah itu.. Em.. Aku ingin meminta tolong padamu"

"Apa?" Tanyaku sambil menelengkan kepala.

"Itu... To.. Tolong hiduplah sebagai aku selama 10 tahun!"

Mendengar permintaannya itu membuat saraf kesabaranku rasanya putus. Aku langsung mencari sesuatu harap-harap bisa memukulnya dan membuatku kembali ke dunia asal ku.

"Pe.. Percuma! Jika kau ingin membunuhku Rohmu akan terjebak dalam tubuhku selamanya, satu-satunya jalan agar kau bisa kembali adalah kau hanya perlu menjadi diriku!" Teriaknya.

"Omong kosong!" Teriakku padanya.

"Tolong dengarkan penjelasanku dulu dan tolong singkirkan kayu itu"

Melihatnya menunjuk ke arah tanganku aku langsung mengikuti arah telunjuknya dan menemukan bahwa aku sekarang sedang membawa sebuah kayu yang entah dari mana datangnya. Melihat dia sepertinya ketakutan aku langsung membuangnya dan mengangkat tangan keatas.

"Sudah" Ucapku datar.

"Fyuh... Akhirnya" Jawabnya lega.

Kini, aku dan wanita itu tengah duduk di lantai dengan posisi berhadapan. Sepertinya Sudah 10 menit kami duduk namun tak ada upaya dirinya untuk memulai percakapan dan malah hanya memainkan jarinya.

"Jadi?" Tanyaku membuka percakapan.

"Eh... Iya.. Kumohon jadilah aku selama 10 tahun kedepan" Ucapnya lembut dan malu-malu padaku.

"Aku.. Tak kuasa melihat dia, aku takut aku akan jatuh cinta lagi padanya" Lanjutnya.

Kini melihat ekspresinya yang seperti tengah menyesal dan memerah membuatku bingung.

"Jika kau mencintainya harusnya kau perjuangkan, kenapa harus menghindar?" Tanyaku.

"Aku tak pantas mendapatkan itu Dahlia..." Ucapnya sembari tersenyum getir.

"Kau tau apa yang kulakukan untuk mendapatkannya, kau juga tau dosa apa yang kuperbuat hanya untuk mendapatkan perhatiannya" Lanjutnya.

"Lalu?...."

"Lalu.. Kumohon padamu untuk membuatnya berteman denganku hingga bisa mendapatkan anak hanya sampai itu, saat Liam berumur 7 tahun kau bisa mengajukan cerai pada Issac dan setelah itu kau bisa kembali ke duniamu"

Mendengar maksud dari perkataan wanita didepanku ini membuatku ingin segera mencekiknya dan memasukkannya ke liang lahat.

"Hei bodoh, kau seharusnya menanggung resikonya, kenapa pula harus aku? Kau yang berbuat dosa, kau yang menipunya, kau bodoh karena dibutakan oleh cinta, kau bodoh karena mencampakkan anakmu hanya karena alasan tak jelas, kau... Sumpah kau benar-benar orang naif yang bodoh Violet"

The Lilac WeddingOnde histórias criam vida. Descubra agora